Ini Isi Curhat SBY Sebelum Lapor Pengacara Setnov ke Polisi

SBY lagi-lagi merasa difitnah

Jakarta, IDN Times - Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya melaporkan kuasa hukum terdakwa Setya Novanto, Firman Wijaya ke Bareskrim Mabes Polri pada Selasa (6/02). Penyebabnya, gara-gara Firman dituding telah mencemarkan nama baik pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat tersebut. 

SBY merasa dirugikan ketika namanya ikut diseret dalam persidangan kasus mega korupsi KTP Elektronik. Bermula dari kesaksian mantan kader Demokrat Mirwan Amir di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada (25/01), informasi itu kemudian ditindak lanjuti oleh Firman. Ia kemudian bertanya lebih jauh soal kaitan proyek KTP Elektronik dengan pemenangan pemilu tahun 2009. 

"Memang itu program dari pemerintahan. Waktu itu pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono," ujar Mirwan pada akhir bulan Januari lalu. 

Sontak maka arah pemberitaan sebagian besar media menduga SBY ikut terlibat proyek dengan anggaran Rp 5,9 triliun itu. Lalu, apa pembelaan SBY?

1. Kesaksian Mirwan Amir penuh rekayasa

Ini Isi Curhat SBY Sebelum Lapor Pengacara Setnov ke PolisiIDN Times/Linda Juliawanti

SBY mengatakan kesaksian yang pernah disampaikan Mirwan Amir pada (25/01) tidak nyambung dan di luar konteks. Ia juga bahkan menuding kesaksian mantan kadernya itu penuh dengan rekayasa. 

Sudah lah di luar konteks, pemberitaan dinilai semakin tak sesuai ketika Firman menyampaikan pernyataan kepada pers. 

"Pernyataannya setelah kami pelajari penuh dengan bias, seperti diarahkan dan tidak langsung. Walaupun terang, tetapi dia menuduh saya sebagai orang besar yang melakukan intervensi terhadap proyek e-KTP," ujar SBY ketika memberikan keterangan di DPP Demokrat. 

Baginya, pernyataan itu dianggap sebagai ujian sejarah, lantaran namanya kembali diungkit. Proyek KTP Elektronik memang dieksekusi ketika SBY masih menjabat. Tetapi, ia mengaku tidak tahu kalau ada penyimpangan dalam proses realisasi proyeknya. 

Baca: Nama SBY Ikut Disebut Dalam Sidang e-KTP

2. SBY bantah pernah terima laporan soal proyek e-KTP

Ini Isi Curhat SBY Sebelum Lapor Pengacara Setnov ke PolisiIDN Times/Ahmad Mustaqim

Dalam pemberian keterangan pers itu, SBY juga membantah pernah bertemu dengan Mirwan di kediamannya di Cikeas. Salah satu isi pertemuan untuk dilapori soal adanya masalah dalam proyek e-KTP. 

"Tidak pernah ada yang mengaku dan menyampaikan kepada saya. Saudara Mirwan Amir, tolong jelaskan di mana, kapan, dalam konteks apa, dan siapa yang mendampingi saya ketika peristiwa itu terjadi? Kalau itu acara resmi pasti ada pejabat dan Menteri terkait untuk mendampingi saya," kata dia. 

Saking kesalnya lantaran namanya ikut terseret, SBY sempat mengundang para mantan menteri dan pejabat pemerintah di eranya yang mengetahui duduk perkara proyek e-KTP. Pejabat yang diundang mulai dari Menteri Dalam Negeri, Menteri Sekretaris Negera, Sekretaris Kabinet, Jaksa Agung bahkan mantan Menko Perekonomian. 

"Mereka semua memberikan testimoni. Terlebih mantan Mendagri dan Menkopolhukam memberi penjelasan yang lebih utuh dan jelas bahwa e-KTP merupakan amanat UU dan program pemerintah," kata dia. 

Seperti ratusan UU lainnya, untuk mencegah terjadinya pelanggaran, semua dibuat secara hati-hati. Pengawasan dan akuntabilitasnya diatur secara seksama.

"Ada organisasi tim pengarah, ada Mendagri, dan tim teknis. Mereka bertemu secara berkala. Akuntabilitas dijaga. Bahkan, beberapa kali dilakukan audit oleh BPKP. Di tingkat operasional, kami juga memberlakukan aturan. Implementasinya pun dilakukan secara seksama," tutur SBY. 

3. Bantah mengintervensi proyek e-KTP

Ini Isi Curhat SBY Sebelum Lapor Pengacara Setnov ke PolisiANTARA FOTO/Rosa Panggabean

Dengan pengaturan yang sedemikian ketat, maka SBY membantah bisa ikut campur dalam proyek nasional itu. Selama menjabat sebagai Presiden pun, ia menepis terjadi konflik kepentingan. 

"Saya dengan segala kekurangan yang saya miliki, saya disiplin, tertib dan hati-hati terhadap yang namanya program pemerintah. Apalagi ada kaitannya dengan proyek," kata dia. 

SBY pun membantah proyek e-KTP terkait dengan kepentingan Partai Demokrat. Walaupun dalam surat dakwaan terpidana Andi Agustinus, tertulis Partai Demokrat diduga menerima uang sebesar Rp 150 miliar. 

"Saya tidak pernah membawa urusan negara dan pemerintahan ke wilayah partai. Saya kira penjelasan Firman Wijaya dan Mirwan Amir sama sekali tidak benar. Sekarang, malah ada tuduhan ada masalah besar dan saya disebut terlibat," katanya. 

4.Edhie Baskoro adalah sasaran baru

Ini Isi Curhat SBY Sebelum Lapor Pengacara Setnov ke Polisiwww.twitter.com/@abrorcute

Setelah menyeret namanya, kini pihak Novanto seolah membidik nama baru yakni putra bungsunya, Edhie Baskoro. Nama pria yang pernah menjabat sebagai Sekjen Partai Demokrat itu muncul dari buku hitam Novanto yang ia keluarkan sebelum sidang dimulai.

Novanto diketahui tengah mengajukan status sebagai saksi pelaku yang bekerja sama atau justice collaborator. Salah satu syarat yang dipenuhi Novanto yakni bekerja sama dengan penegak hukum untuk membongkar tindak kejahatan di kasus korupsi e-KTP. Maka berkembang lah spekulasi Edhie Baskoro diduga ikut terlibat. 

"Ini aneh, out of context dan tidak nyambung. Tiba-tiba, menurut saya penuh dengan nuansa set up atau rekayasa," kata dia.

Ia pun meminta kepada para kadernya yang ada di seluruh Indonesia untuk tenang menyikapi informasi yang muncul di PN Jakpus.

Baca: Ada Nama "Ibas" di Dalam Buku Hitam Setya Novanto

5. Berjihad untuk melawan fitnah

Ini Isi Curhat SBY Sebelum Lapor Pengacara Setnov ke Polisiwww.twitter.com/@abrorcute

SBY menyatakan laporannya ke polisi merupakan bentuk jihad untuk menghalau berbagai fitnah yang mampir ke dirinya. Apalagi di matanya, peristiwa itu sudah menjadi konspirasi besar.

Menurutnya, ia tengah menggunakan hak hukumnya sebagai warga negara.

"Saya bisa saja menang atau kalah dalam jihad ini. Apakah ini bagian dari money power? Kalau pun seandainya nanti saya kalah, paling tidak sejarah akan mencatat," kata dia.

6. Setya Novanto seperti air susu dibalas air tuba

Ini Isi Curhat SBY Sebelum Lapor Pengacara Setnov ke PolisiANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

SBY juga mengaku kecewa dengan sikap Novanto, lantaran sikap supportifnya ketika ia mengalami kecelakaan justru dibalas dengan cara yang tidak etis. 

"Saat dulu Novanto dibully (usai kecelakaan), saya larang teman-teman, saudara untuk ikut membully. Tapi, nampaknya air susu malah dibalas dengan air tuba," katanya lagi. 

Baca: 5 Fakta Unik Sidang Dakwaan Setya Novanto

7. Datang ke kantor polisi diantar isteri tercinta

Ini Isi Curhat SBY Sebelum Lapor Pengacara Setnov ke Polisiwww.twitter.com/@isari68

SBY mengaku saat datang ke kantor Bareskrim, ia tidak ingin didampingi oleh para petinggi kader. Alih-alih, ia hanya ingin ditemani oleh sang isteri, Ani Yudhoyono. 

"Saya hanya ingin didampingi ibu Ani, isteri tercinta dan beberapa pendamping yang sekaligus menjadi pengacara. Saya juga dapat pesan dari sahabat saya dan para Menteri KIB yang siap memberi bantuan. Saya katakan, gak usah teman-teman, biarlah teman-teman hidup tenteram di hari tuanya," kata dia. 

SBY mengaku laporan tersebut merupakan perangnya untuk mencari keadilan. 

"Tolong bantu saya dengan doa. Mohon kepada Allah, saya diberikan pertolongan," ujar SBY. 

Topik:

Berita Terkini Lainnya