Survei: Facebook Kehilangan Kepercayaan Warga di 2 Negara Ini

Kalau kalian masih percaya kepada Facebook?

San Francisco, IDN Times - Survei yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan mayoritas warga tidak percaya kepada Facebook. Kemudian, survei di Jerman menghasilkan pengakuan sebagian besar masyarakat yang takut pada dampak negatif Facebook serta media sosial lain terhadap demokrasi.

1. Dibandingkan yang lain, warga Amerika Serikat paling tidak percaya kepada Facebook

Survei: Facebook Kehilangan Kepercayaan Warga di 2 Negara Iniunsplash.com/William Iven

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos menemukan bahwa 41 persen warga Amerika Serikat masih percaya bahwa Facebook mematuhi regulasi Amerika Serikat untuk melindungi informasi personal mereka.

Angka itu jauh lebih rendah dibandingkan tingkat kepercayaan warga terhadap para pesaingnya. Misalnya, 66 persen mengaku percaya kepada Amazon.com Inc, 62 persen percaya Alphabet Inc. (Google), serta 60 persen percaya Microsoft Corp.

Baca juga: Elon Musk Hapus Akun Facebook Tesla dan SpaceX, Babak Baru Musk vs Zuckerberg?

2. Warga Jerman menganggap media sosial seperti Facebook memiliki dampak buruk

Survei: Facebook Kehilangan Kepercayaan Warga di 2 Negara Iniinstagram.com/facebook

Media Jerman, Bild, merilis hasil survei oleh Kantar EMNID yang menunjukkan 60 persen responden meyakini media sosial seperti Facebook berdampak buruk bagi demokrasi. Hanya 33 persen yang menilai sebaliknya.

Dikutip dari The Guardian, saham Facebook sendiri turun 6,77 persen pada Senin (20/3) menyusul ramainya pemberitaan media terkait Cambridge Analytica. Karena memiliki 16 persen saham, otomatis harta kekayaan Mark Zuckerberg juga ikut turun. Menurut laporan, ia kehilangan Rp 76 triliun.

3. Zuckerberg memasang iklan permintaan maaf satu halaman penuh di koran-koran besar

Survei: Facebook Kehilangan Kepercayaan Warga di 2 Negara Initwitter.com/BrianStelter

Pada 22 Maret lalu Zuckerberg akhirnya buka suara terkait kebocoran data yang melibatkan Cambridge Analytica dan akademisi Aleksandr Kogan dari Global Science Research (GSR). Ia mengakui bahwa Facebook "melakukan kesalahan" dan menegaskan pihaknya "memiliki tanggung jawab untuk melindungi data" para pengguna.

Rupanya tak cukup sampai di situ. Salah satu orang terkaya di dunia itu juga membeli iklan satu halaman penuh di sejumlah koran ternama. Di antara koran-koran tersebut adalah New York Times, Washington Post, Wall Street Journal, The Observer, The Sunday Times serta Mail on Sunday. Koran-koran tersebut memiliki pembaca luas di Amerika Serikat dan Inggris.

Salah seorang analis, Debra Williamson, menilai meski perdebatan tentang apakah perlu meninggalkan Facebook atau tidak terjadi, tapi masih terlalu dini untuk memprediksi respons masyarakat. "Secara psikologis lebih sulit untuk menghapus platform seperti Facebook yang sudah mengakar dengan baik di kehidupan banyak orang."

Baca juga: Soal Kebocoran Data Pengguna, Mark Zuckerberg Akui Facebook Bersalah

Topik:

Berita Terkini Lainnya