Suriah Larang Badan Anti Senjata Kimia Masuk ke Douma

Ada dugaan penggunaan senjata kimia di Douma yang menewaskan hingga 85 orang.

Damascus, IDN Times - Akhir minggu lalu, Organisasi Anti-Senjata Kimia (OPCW) mengirimkan beberapa penyelidik untuk mencari tahu kebenaran dugaan pemakaian senjata kimia di Douma. Serangan yang terjadi dua minggu lalu itu dilaporkan memakan 85 korban jiwa dan melukai ribuan lainnya.

1. Rusia dan Suriah melarang mereka masuk ke lokasi kejadian

Suriah Larang Badan Anti Senjata Kimia Masuk ke Douma ANTARA FOTO/Bozoglu/Pool via REUTERS

OPCW mengumumkan bahwa para penyelidik yang tergabung dalam Tim Pencari Fakta (FFM) sampai di Suriah pada Sabtu (14/4). Kemudian, mereka mulai menjalankan tugas pada Senin waktu setempat (16/4). Sayangnya, menurut perkembangan terakhir, mereka dilarang masuk ke lokasi kejadian.

Berdasarkan pernyataan Ahmet Uzumcu, Direktur Jenderal OPCW, otoritas Suriah dan Rusia di lapangan tak mengizinkan mereka ke Douma karena "masalah keamanan". Salah satu diplomat top Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy, mencoba menjelaskan alasan tersebut.

"Jika kamu pergi ke lokasi yang baru saja dibombardir, aku bisa bayangkan kamu akan mengalami masalah logistik tertentu," ujarnya, seperti dilansir dari The Guardian. Di sisi lain, sebelumnya mereka dilarang masuk oleh Rusia karena tak memiliki izin dari PBB. Lalu, PBB pun memberikan apa yang disyaratkan tersebut.

Baca juga: Serangan di Suriah, Badan Senjata Kimia Turun Tangan

2. Negara-negara Barat menuding Suriah dan Rusia berusaha menutupi kejadian sebenarnya

Suriah Larang Badan Anti Senjata Kimia Masuk ke Douma ANTARA FOTO/REUTERS/Alkis Konstantinidis

Pada Senin, Perdana Menteri Inggris Theresa May menuduh pemerintah Suriah dan Rusia sengaja melarang OPCW menginjakkan kaki di Douma. Itu, kata May, adalah upaya untuk menutupi serangan dengan senjata kimia tersebut.

"Rezim Suriah dilaporkan berupaya menyembunyikan bukti dengan mencari korban selamat dari Douma untuk memastikan sample tak diselundupkan dari area itu, dan sebuah operasi lebih luas untuk menutupi fakta serangan sedang dijalankan, didukung oleh Rusia," katanya kepada parlemen Inggris.

Kecurigaan serupa juga dilontarkan oleh Duta Besar Amerika Serikat untuk OPCW, Kenneth Ward, saat rapat dengan organisasi itu. Ia khawatir Rusia melakukan sesuatu untuk menutupi bukti sebab mereka sudah ada di Douma beberapa hari sebelum OPCW datang.

3. Suriah dicurigai belum menutup semua gudang penyimpanan senjata kimia

Suriah Larang Badan Anti Senjata Kimia Masuk ke Douma ANTARA FOTO/REUTERS/Bassam Khabieh

Pada September 2013, Sekretaris Jenderal PBB saat itu, Ban Ki-moon, menyatakan bahwa dari hasil investigasi, pihaknya bisa mengonfirmasi dengan obyektif bahwa senjata kimia digunakan di Suriah. Pasukan militer Suriah dilaporkan menyerang warga Ghouta dengan gas Sarin pada 21 Agustus 2013 yang membunuh ratusan orang.

Dugaan serangan senjata kimia pada awal April menimbulkan kecurigaan bahwa pemerintah Suriah belum menghancurkan gudang penyimpanan mereka. Dilansir dari Washington Post, usai serangan 2013, Presiden Amerika Serikat kala itu, Barack Obama, mengonfirmasi bahwa Bashar al-Assad sudah tak memiliki lagi cadangan gas beracun.

Baca juga: PBB Ingatkan Eskalasi Konflik Suriah Bisa di Luar Kendali

Topik:

Berita Terkini Lainnya