Perangi Ekstremisme di You Tube, Google Kerahkan Ribuan Staf

Pesan-pesan ekstremis mudah disebarkan melalui video.

London, IDN Times - Google, perusahaan yang membawahi situs Youtube, berencana mengerahkan 10.000 staf mereka untuk satu misi yang sama: perang melawan konten-konten berisi pesan ekstremisme. Bos Youtube, Susan Wojcicki, mengungkapkan rencana itu kepada media Inggris, The Telegraph.

Youtube menyadari ada orang yang memanfaatkan platform itu untuk sesuatu yang buruk.

Perangi Ekstremisme di You Tube, Google Kerahkan Ribuan StafJakob Owens via Unsplash

"Kami akan terus menumbuhkan tim-tim kami dengan tujuan mengumpulkan lebih dari 10.000 orang di Google untuk mengurusi konten yang mungkin melanggar kebijakan-kebijakan kami," ujar Wojcicki.

Ia juga mengakui bahwa Youtube dimanfaatkan oleh "para aktor jahat" untuk "menjerumuskan, manipulasi, melecehkan atau bahkan menyakiti" orang lain. Selain tenaga manusia, Wojcicki juga meyakinkan bahwa pihaknya sudah mengembangkan teknologi komputer khusus.

Teknologi itu, kata Wojcicki, bisa membantu mereka mengenali dan menghapus konten radikal dengan cepat meski ada banyak video berdurasi ratusan menit yang diunggah pengguna tiap menit. Selain konten radikal, teknologi tersebut disebut mampu mendeteksi video eksploitatif, misalnya, yang melibatkan pornografi anak.

Baca juga: Youtuber Transgender Ini Dokumentasikan Transisinya Lewat Vlog

Langkah Google itu diambil usai pemerintah Inggris menarik iklan di Youtube.

Perangi Ekstremisme di You Tube, Google Kerahkan Ribuan StafANTARA FOTO/REUTERS/Christian Hartmann

Dikutip dari BBC, pada Maret lalu pemerintah Inggris membatalkan iklan-iklan mereka di Youtube. Keputusan itu dilatarbelakangi oleh kekhawatiran bahwa iklan mereka akan muncul bersama dengan konten yang tak pantas.

Kemudian, saat berbicara di Sidang Umum Majelis Umum PBB pada September lalu Perdana Menteri Inggris Theresa May sempat melontarkan tantangan kepada perusahan teknologi untuk menghapus konten berisi pesan terorisme dalam dua jam. May menginginkan agar internet tak menjadi tempat yang nyaman untuk para teroris menyebarkan pesan mereka. 

Tak hanya Youtube yang dianggap bermasalah. Situs lain, termasuk Facebook dan Twitter, juga dihadapkan pada permasalahan yang sama. Masing-masing juga dituntut untuk segera mencari jalan keluar untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

Baca juga: Facebook Penuh Masalah, Mark Zuckerberg Minta Maaf

Topik:

Berita Terkini Lainnya