Facebook Penuh Masalah, Mark Zuckerberg Minta Maaf

Dari jadi alat penyebaran hoax hingga terima iklan politik dari Rusia.

Pendiri sekaligus CEO Facebook, Mark Zuckerberg menuliskan permintaan maaf melalui akun pribadinya pada Sabtu (30/9) lalu. Ia merasa bersalah karena platform itu telah disalahgunakan oleh beberapa pihak.

Zuckerberg mengkhususkan permintaan maafnya kepada orang-orang yang telah disakiti oleh hasil kerjanya.

Facebook Penuh Masalah, Mark Zuckerberg Minta MaafFacebook Mark Zuckerberg

Begini bunyi pesan suami Priscilla Chan yang sudah dibagikan sebanyak lebih dari 7.000 kali itu:

"Malam ini menjadi penanda berakhirnya Yom Kippur, hari paling suci untuk umat Yahudi. Bersamaan dengan malam ini, kami merenungkan apa yang terjadi selama setahun terakhir dan meminta maaf atas kesalahan-kesalahan kami.

Kepada kalian yang aku sakiti tahun ini, aku minta maaf dan akan berusaha lebih baik. Karena hasil pekerjaanku digunakan untuk memecah-belah orang-orang daripada mempersatukan, aku minta maaf dan akan bekerja lebih baik. Semoga kita menjadi lebih baik di tahun mendatang, dan semoga kalian semua bisa menebus dosa-dosa kalian dengan kembali kepada jalan yang benar."

Baca juga: Demi Profit, Facebook Terima Iklan Untuk "Pembenci Yahudi"

Facebook punya tanggungjawab yang lebih besar karena tak lagi sekadar menjadi platform untuk berbagi foto bayi atau pernikahan.

Facebook Penuh Masalah, Mark Zuckerberg Minta MaafFacebook Mark Zuckerberg

Pada Juni lalu, Zuckerberg mengumumkan bahwa Facebook telah memiliki dua miliar pengguna. Sebagai pembanding, Tiongkok dan India menempati peringkat satu dan dua negara dengan populasi terbesar di dunia. Masing-masing negara punya penduduk sebesar 1,4 miliar dan 1,3 miliar.

Pengguna menghabiskan waktu rata-rata 35 menit per hari di Facebook. Mereka tak lagi hanya berbagi informasi tentang apa yang bayi mereka sudah bisa lakukan, atau seberapa meriah pesta pernikahan mereka, tapi juga tautan soal isu-isu politik dan sosial.

Oleh karena itu, ketika Facebook mengonfirmasi ada ribuan iklan dengan pesan-pesan politik yang memiliki total biaya Rp 1,4 miliar dan diduga didanai Rusia, platform itu dituntut untuk bekerja lebih keras dalam menyajikan transparansi ketika menerima iklan.

Menurut temuan Facebook, ada 3.000 iklan dan 470 akun dan halaman palsu yang menyajikan pandangan-pandangan yang memecah-belah terkait imigrasi, ras dan hak kelompok gay. 

Jurnalis Josh Constine menulis di TechCruch bahwa "Industri teknologi tak lagi sekadar industri teknologi, dan aplikasi bukan hanya aplikasi". Facebook telah memiliki jangkauan luas dan dampak besar sehingga Zuckerberg wajib memastikan platformnya tak kian disalahgunakan.

Baca juga: Facebook Dikritik Karena Telah Mencederai Demokrasi, Apa Sebabnya?

Topik:

Berita Terkini Lainnya