Government Shutdown Berakhir, Kubu Demokrat Malah Terbelah

Beberapa pihak khawatir Republik takkan menepati janji tentang kebijakan imigrasi.

Washington DC, IDN Times - Senat Amerika Serikat akhirnya berhasil mengakhiri government shutdown pada Senin waktu setempat (22/1). Hasil ini didapat setelah kubu Demokrat bersedia untuk berkompromi dengan pihak Republik.

1. Demokrat percaya bahwa anggota Partai Republik bisa diajak bernegosiasi

Government Shutdown Berakhir, Kubu Demokrat Malah TerbelahANTARA FOTO/REUTERS/Yuri Gripas

Isu terbesar yang mengakibatkan government shutdown adalah kebijakan imigrasi Trump. Sang presiden memutuskan untuk menghentikan program perlindungan anak-anak imigran tak terdokumentasi melalui DACA.

Tarik ulur terjadi karena Demokrat sebelumnya menegaskan bahwa program yang diresmikan oleh Barack Obama tersebut harus tetap berjalan. Hasil voting pada Jumat minggu lalu menunjukkan meski Senat dikuasai oleh Republik, tapi rupanya suara yang dibutuhkan untuk meloloskan anggaran (60 suara) tidak bisa dipenuhi.

Demokrat akhirnya bersedia untuk berkompromi sehingga anggaran jangka pendek untuk membiayai operasional pemerintah hingga Februari bisa dicairkan. Ini karena ketua Senat, Mitch McConnell, menjanjikan pihaknya akan membuka negosiasi terkait kebijakan imigrasi. Dengan kata lain, menurut McConnell, keputusan Trump belum final.

Baca juga: Apa Itu Government Shutdown? Ini Penjelasan yang Wajib Kamu Tahu

2. Sejumlah anggota Demokrat kecewa dan menilai partainya mengalah

Government Shutdown Berakhir, Kubu Demokrat Malah TerbelahAFP/Jewel Samad

Seperti dilaporkan The Guardian, hasil voting pada Senin menunjukkan 81 orang setuju untuk meloloskan anggaran, sementara 18 lainnya tetap menolak. Mereka yang menolak antara lain adalah Kamala Harris, Bernie Sanders, serta Elizabeth Warren.

Menurut mereka, anggota partai Demokrat yang memutuskan untuk menyepakati anggaran sengaja menyerah. Pasalnya, mereka tak yakin bahwa pihak Republik akan menepati janji untuk membuka negosiasi tentang kebijakan imigrasi, terutama mengingat karakter Trump yang tak bisa diprediksi.

"Aku tak percaya dia membuat komitmen apapun. Dan aku kira adalah sebuah kebodohan untuk percaya bahwa ia berkomitmen," kata Kamala Harris, senator yang disebut akan mencalonkan diri pada Pilpres mendatang.

3. Aktivis imigrasi turut menyayangkan keputusan yang diambil mayoritas anggota Demokrat

Government Shutdown Berakhir, Kubu Demokrat Malah TerbelahANTARA FOTO/REUTERS/Lucy Nicholson

Tak sedikit aktivis imigrasi yang menilai Demokrat telah mengkhianati para pemilih mereka. Terlebih lagi ketika tepat sebelum voting anggaran minggu lalu, ratusan ribu warga turun ke jalan dalam rangka Women's March di mana mereka juga memprotes kebijakan imigrasi Trump.

"Minggu lalu, aku terharu ketika para anggota Partai Demokrat bangkit dan berjuang untuk nilai-nilai progresif serta untuk Dreamers. Hari ini aku menangis karena kecewa dan marah karena Demokrat menyerah," kata Frank Sharry dari kelompok advokasi imigrasi nasional America's Voice.

Dreamers sendiri adalah sebutan untuk imigran tak terdokumentasi yang dibawa ke Amerika Serikat ketika masih anak-anak. "Konstituen kalian ingin kalian berjuang. Bagaimana mungkin kalian tidak memahaminya?" ujar Leah Greenberg dari jaringan aktivis imigrasi, Indivisible.

Baca juga: Ejek Negara Lain 'Shithole Countries', Trump Mengaku Tidak Rasis

Topik:

Berita Terkini Lainnya