Arab Saudi Minta Al Jazeera Ditutup, PBB Angkat Bicara

Sebuah serangan yang tak bisa diterima terhadap kebebasan berpendapat

Konflik antara negara-negara Arab, yakni Arab Saudi, Persatuan Emirat Arab (PEA), Bahrain dan Mesir, dengan Qatar terus berlanjut. Negara-negara tersebut bahkan melangkah lebih jauh dengan menuntut Qatar untuk menutup medianya yang berbahasa Inggris dan Arab, Al Jazeera.

PBB menyebutnya sebagai "serangan yang tak bisa diterima".

Arab Saudi Minta Al Jazeera Ditutup, PBB Angkat BicaraTamila Varshalomidze/Al Jazeera

Petinggi komisi HAM PBB Zeid Ra'ad al-Hussein mengungkapkan bahwa pihaknya "sangat khawatir dengan tuntutan bahwa Qatar harus menutup jaringan Al Jazeera, serta outlet media lainnya yang terafiliasi (dengan Al Jazeera)." Pernyataan tersebut disampaikan oleh juru bicara al-Hussein Rupert Colville.

"Tak peduli apakah kamu menontonnya atau tidak, menyukainya, or menyetujui posisi editorialnya, kanal Al Jazeera dalam Bahasa Arab dan Bahasa Inggris itu bisa dipercaya, dan memiliki jutaan penonton. Tuntutan untuk menutupnya, dalam pandangan kami, adalah sebuah serangan yang tak bisa diterima terhadap kebebasan berekspresi dan berpendapat," tambah Colville.

Baca Juga: Diblokir 6 Negara, Penduduk Qatar Timbun Pasokan Pangan

Negara punya hak untuk memperdebatkan pemberitaan media, tapi tidak meminta untuk menutupnya.

Arab Saudi Minta Al Jazeera Ditutup, PBB Angkat BicaraFlickr

Colville juga menegaskan bahwa pemerintah di negara lain sah saja untuk tidak sepakat terhadap apa yang disajikan oleh media massa, hanya saja menuntut untuk menutup media tersebut bisa dipandang sebagai sesuatu yang lebih bersifat politis.

"Jika negara punya masalah dengan pemberitaan televisi di negara lain, mereka bebas untuk memperdebatkannya secara umum dan mempersoalkannya," tegas Colville, merujuk kepada cara yang lebih sah untuk memprotes media di teritori lain.

Tuntutan negara-negara Arab itu dikhawatirkan akan menjadi contoh di mana negara atau kelompok kuat bermain-main dengan ancaman untuk mengganggu kebebasan berekspresi dan berpendapat di masyarakat.

Kebebasan pers di Timur Tengah tergolong yang terburuk di dunia.

Arab Saudi Minta Al Jazeera Ditutup, PBB Angkat BicaraDeutsche Welle

Bagi pemerintah di sebagian besar negara Timur Tengah, tuntutan untuk membungkam orang maupun kelompok yang dinilai menggoyang status quo adalah hal yang normal. Pemerintah yang otoriter terbiasa melakukan tindakan tersebut.

Kebebasan pers di regional tersebut juga termasuk yang paling buruk di dunia. Berdasarkan data dari Reporters Without Borders, pada 2017 ini semua negara Timur Tengah memiliki rekor buruk dalam hal kebebesan pers, termasuk di dalamnya kebebasan berpendapat dan berekspresi.

Misalnya, dari 180 negara, Arab Saudi menempati posisi 168, Mesir mendapat ranking 161, dan Bahrain di posisi 164. Dalam perbandingan, Qatar masih lebih baik dengan memperoleh ranking 123. Meski demikian, bila tuntutan Arab Saudi diteruskan, bahkan akhirnya dituruti, ini akan menjadi preseden buruk bagi masa depan media dan masyarakat di regional tersebut.

Baca Juga: Krisis Diplomatik Arab dan Qatar Sebabkan Perpecahan Keluarga

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya