Diblokir 6 Negara, Penduduk Qatar Timbun Pasokan Pangan

Qatar dianggap mendukung terorisme

Krisis diplomatik antara Qatar dan enam negara Arab menyebabkan kepanikan luar biasa di kalangan masyarakat sipil. Mereka memenuhi supermarket untuk mulai menimbun pasokan pangan. Dikutip dari CNN, hal ini karena mereka khawatir blokade oleh negara-negara tetangga akan berujung pada krisis pangan.

Qatar sangat bergantung kepada negara tetangga.

Diblokir 6 Negara, Penduduk Qatar Timbun Pasokan PanganAP via The Guardian

Lokasi dan kondisi geografis Qatar sebetulnya tidak begitu menguntungkan. Qatar adalah negara gurun kecil di Teluk Persia yang berbatasan dengan Arab Saudi, Persatuan Emirat Arab (PEA), dan Bahrain. Sialnya, ketiga negara tersebut justru memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada Senin (5/6).

Menurut data Bank Dunia, per 2015, Arab Saudi, PEA dan Bahrain tergolong ke dalam negara pengekspor produk pangan terbesar ke Qatar. Lebih dari sepertiga pangan untuk rakyat Qatar diimpor dari ketiga negara tersebut.

Arab Saudi memutus akses darat, laut dan udara dengan Qatar. Sedangkan PEA menutup bandara dan pelabuhan untuk maskapai penerbangan dan kapal milik Qatar. Wajar saja ketika kemudian ini menjadi pemicu kepanikan penduduk.

"Keamanan pangan adalah persoalan besar di Qatar. Maka, penutupan akses udara dan darat punya implikasi terhadap rantai suplai makanan," ujar Adel Abdel Ghafar, seorang peneliti di Brookings Doha Center, Qatar, kepada CNN.

Baca Juga: Bukan Hanya Salat Jumat 212, Pemerintah Indonesia Pernah Laksanakan Salat Bersejarah!

Di tengah kepanikan, pemerintah Qatar berusaha menenangkan masyarakat.

Diblokir 6 Negara, Penduduk Qatar Timbun Pasokan PanganAl Jazeera

Seperti dilaporkan oleh The Guardian, pemerintah Qatar mengeluarkan pernyataan yang mengklaim bahwa rute pelayaran dan penerbangan tetap terbuka untuk impor. Pemerintah juga meyakinkan bahwa pihaknya akan melakukan segala cara untuk mencegah segala usaha untuk melemahkan masyarakat dan ekonomi Qatar.

Qatar bukan negara miskin. Sebaliknya, monarki tersebut sangat kaya, terutama akan minyak. 55 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Qatar didominasi oleh sektor minyak dan gas alam. Meski demikian, pemutusan hubungan diplomatik tersebut bukannya takkan berdampak buruk pada perekonomian Qatar.

Misalnya, ekspor Qatar ke Arab Saudi mencapai US$ 896 juta pada 2015. Kemudian, untuk sektor jasa, Qatar juga diprediksi akan menderita karena biasanya pada libur Hari Raya Idul Fitri, penduduk Arab Saudi banyak yang berbondong-bondong berlibur ke Doha.

Arab Saudi dan lima negara Arab lainnya memutuskan hubungan diplomatik karena menilai Qatar mendukung terorisme.

Diblokir 6 Negara, Penduduk Qatar Timbun Pasokan PanganQatar Airways

Pernyataan resmi terkait pemutusan hubungan diplomatik tersebut dimuat oleh media kerajaan Saudi. Menurut pernyataan tersebut, Qatar selama ini "merangkul beragam kelompok teroris dan sektarian yang bertujuan untuk menciptakan ketidakstabilan di wilayah (Timur Tengah dan Afrika Utara)".

Oleh karena itu, Arab Saudi, PEA, Mesir, Bahrain, Yaman, Libya dan Maldives memutuskan hubungan diplomatik untuk melindungi keamanan nasional. Tuduhan itu semakin kuat setelah muncul kabar emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani mendukung Iran, Hamas, Hezbollah dan Israel, serta berkata bahwa Donald Trump takkan lama menjabat.

Qatar sendiri membantah dan menyebut situs pemerintah telah dibajak. Meski demikian, perselisihan di antara negara anggota Dewan Kerjasama Negara-negara Teluk (GCC) sebenarnya sudah cukup dalam. Qatar memiliki kebijakan luar negeri yang terbilang sangat pragmatis, tapi juga kontradiktif, terutama untuk kepentingan negara-negara tersebut.

Negara itu bersikap lembut kepada musuh Arab Saudi dan AS, yakni, Iran. Namun, Qatar juga menjadi pangkalan militer AS. Tak hanya mendukung Ikhwanul Muslimin yang menjadi lawan pemerintah Mesir, Qatar juga berada di belakang kelompok pemberontak Houthi di Yaman yang dimusuhi oleh Arab Saudi.

Baca Juga: Di Arab Saudi, Trump Akan Pidato tentang Islam Radikal

Topik:

Berita Terkini Lainnya