Polri Beberkan 4 Cara Kerja Muslim Cyber Army Sebarkan Hoax

Dari 45 berita tersebar, yang betul-betul kejadian hanya tiga

Jakarta, IDN Times - Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Fadhil Imran mengatakan Muslim Cyber Army (MCA) memiliki empat cara kerja dalam membuat kabar bohong, hingga viral di media sosial.

Pola tersebut terungkap setelah ada peningkatan yang signifikan, terkait berita penyerangan terhadap tokoh agama di dunia maya.

"Dari data yang kita miliki, dapat dilihat bahwa sejak 2 hingga 27 Februari, berita penyerangan terhadap ulama terus viral. Kemudian, grafiknya menurun seketika," kata dia di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (5/3).

Berdasarkan data yang dimiliki, aparat penegak hukum mencurigai adanya oknum yang sengaja memanfaatkan isu penyerangan terhadap ulama, untuk menimbulkan kegaduhan di masyarakat jelang pemilu.

Sementara, Kasatgas Nusantara Irjen Pol Gatot Pramono Eddy mengatakan, kecurigaan semakin bertambah setelah polisi mendapati fakta dari 45 kabar penyerangan, ternyata hanya tiga kejadian yang benar adanya.

"Kita langsung turun ke TKP untuk memantau dari darat. Dari 45 berita yang tersebar, yang betul-betul kejadian hanya tiga dan 42 sisanya adalah hoax. Karenanya kita lakukan pemantauan udara atau melalui media sosial," kata Gatot.

Berikut empat pola kerja MCA yang diketagorisasi kepolisian:

1. Memviralkan berita yang benar kejadiannya

Polri Beberkan 4 Cara Kerja Muslim Cyber Army Sebarkan HoaxIDN Times/Vanny El Rahman

Untuk pola kerja yang pertama, kata Gatot, MCA beserta komplotannya memanfaatkan peristiwa yang benar-benar terjadi agar diramaikan di jagat media. Pada konteks ini, mereka memviralkan tiga kejadian yang terjadi di Jawa Barat dan Jawa Timur.

"Hasil dari pantauan kami, untuk pola yang pertama, ternyata hanya tiga penyerangan yang benar-benar terjadi. Ini ada pelakunya, ada buktinya, dan ada korbannya," papar polisi berpangkat bintang dua itu.

Untuk kategori pertama, pelakunya sudah diperiksa psikiatri dan Labforensik Polri, dan hasilnya ternyata positif dilakukan oleh orang dengan gangguan jiwa.

"Di darat kami tidak menemukan keterhubungan antar kasus. Tapi di udara, isu ini seolah saling berhubungan," sambung Gatot.

2. Kasus yang direkayasa terjadi, padahal tidak pernah ada kejadian itu

Polri Beberkan 4 Cara Kerja Muslim Cyber Army Sebarkan HoaxIDN Times/Vanny El Rahman

Pola kedua, kata Gatot, polisi menemukan ada peristiwa yang seolah direkayasa sedemikian rupa. Padahal, peristiwa tersebut tidak pernah terjadi.

"Yang kedua, yaitu kasus yang saya katakan direkayasa. Seolah-olah terjadi, tetapi tidak ada kebenarannya. Ini ada empat kasus yang diberitakan, terdiri dari kasus yang di Poso, Garut, Ciamis, dan Kalimantan Timur," tutur dia.

Baca juga: Kapolri Beberkan Kebohongan di Balik Viralnya Kasus Penyerangan Ulama

3. Tindak penyerangan umum tapi ditampilkan seolah menyerang ulama

Polri Beberkan 4 Cara Kerja Muslim Cyber Army Sebarkan HoaxIDN Times/Sukma Shakti

Dalam pola ketiga ini, polisi kelahiran Sumatera Barat ini menyebutkan adanya tindak penyerangan biasa. Hanya saja, MCA menyebarkan kejadian tersebut seolah menyerang ulama dan tokoh agama.


"Yang ketiga, kasusnya ada tersangka dan ada korban, tapi korbannya bukan ulama. Dan ini diviralkan, seolah korbannya adalah ulama. Ketagorisasi ini ada enam kasus yang tersebar," kata dia.

4. Berita yang disebarkan adalah kebohongan

Polri Beberkan 4 Cara Kerja Muslim Cyber Army Sebarkan Hoaxhercampus.com

Pola terakhir, Gatot mengatkan, polisi mendapati adanya 32 peristiwa penyerangan bohong yang diviralkan MCA di media sosial.

"Peristiwa yang tidak terjadi sama sekali tapi diberitakan seolah-olah ada. Ini yang paling banyak," Gatot memungkasi.

Baca juga: Marak Hoax Penyerangan Ulama, Wakapolri Instruksikan Bentuk Tim Gabungan

Topik:

Berita Terkini Lainnya