Kapolri Beberkan Kebohongan di Balik Viralnya Kasus Penyerangan Ulama

Ada 45 isu penyerangan tokoh agama, hanya tiga yang terjadi

Jakarta, IDN Times - Kapolri Jenderal Muhammad Tito Karnavian memprediksi kabar bohong dan berita yang mengandung unsur kebencian akan semakin marak menjelang Pilkada dan Pilpres 2019. Menurut orang nomor satu di Kepolisian itu, berita hoax dan ujaran kebencian berpotensi menghancurkan bangsa.

"Adanya kebebasan membuat semua orang bebas bicara, adanya IT bisa membuat orang bebas di media sosial. Inilah tantangan internal yang saya katakan berpotensi memecah belah bangsa," kata Tito saat menghadiri undangan dari Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), Grogol, Jakarta Barat, Sabtu (03/03).

1. Berita penyerangan terhadap tokoh agama adalah salah satunya

Kapolri Beberkan Kebohongan di Balik Viralnya Kasus Penyerangan UlamaIDN Times/Vanny El Rahman

Selanjutnya, mantan Kadensus 88 itu menyebutkan bahwa berita penyerangan terhadap ulama dan tokoh agama adalah contoh dari berita bohong yang dimanfaatkan oleh oknum tertentu.

"Kita bentuk tim yang menangani masalah penyerangan terhadap tokoh agama. Ada 45 isu penyerangan, dari situ hanya ada tiga kasus yang benar-benar terjadi, yaitu di Jawa Timur satu dan Jawa Barat dua," katanya.

Baca juga: Ancaman Intoleransi di Tengah Keberagaman: Ada Skenario Jangka Panjang?

2. Ada empat model penyebaran berita bohong di media sosial

Kapolri Beberkan Kebohongan di Balik Viralnya Kasus Penyerangan UlamaIDN Times/Vanny El Rahman

Dari hasil pendalaman polisi, paling tidak ada empat model bentuk rekayasa penyebaran berita bohong, sambung Tito.

Untuk model yang pertama, Tito mencontohkan, adalah tiga kasus ulama yang diserang. Setelah didalami oleh pakar kejiwaan, ternyata benar bahwa pelakunya adalah mereka yang memiliki gangguan kejiwaan.

"Kejadian itu dimanfaatkan oleh oknum tertentu dan disebarkan ke media sosial," ujarnya

Model kedua adalah kasus penyerangan yang memang direkayasa. Kemudian, yang ketiga, memang ada kasus penganiayaan tapi bukan kepada ulama. "Hanya saja oknum membuat kabar sedemikian rupa kalau itu menyerang ulama," jelas dia.

Untuk model yang terakhir adalah berita bohong yang memang disebarkan oleh pemilik kepentingan.

3. Kapolri minta agar masyarakat tidak mudah menerima isu yang beredar

Kapolri Beberkan Kebohongan di Balik Viralnya Kasus Penyerangan UlamaIDN Times/Vanny El Rahman

Menanggapi maraknya berita bohong di dunia maya, terutama pasca penangkapan Muslim Cyber Army (MCA) sebagai oknum penyebar ujaran kebencian, Tito meminta publik tidak mudah termakan kabar yang seketika viral.

"Masyarakat kita minta jangan mudah mencerna begitu saja, menelan mentah-mentah informasi yang ada di media sosial. Tolong kroscek ke sumber lain. tabayyun istilahnya. Jangan termakan apalagi sampai berkonflik di antara kita," tutup Kapolri.

Baca juga: Usut Penyerangan Terhadap Tokoh Agama, Ini Pesan MUI Kepada Polisi

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya