Usut Penyerangan Terhadap Tokoh Agama, Ini Pesan MUI Kepada Polisi

Jangan terburu menilai kasus ini direkayasa, ya

Jakarta, IDN Times - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar pertemuan dengan Kepolisian dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk membahas kasus penyerangan terhadap tokoh agama yang belakangan marak terjadi.

Pertemuan yang digelar di Kantor MUI Pusat pada Rabu (21/2) tersebut dihadiri Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin, Kepala Badan Reserse Kriminal Komjen Ari Dono Sukmanto dan Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius.

1. Pertemuan untuk menghindari kesalahpahaman

Usut Penyerangan Terhadap Tokoh Agama, Ini Pesan MUI Kepada PolisiIDN Times/Akhmad Mustaqim

Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin mengatakan pertemuan ini bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman yang terjadi. Terutama terkait tindak kekerasan yang melibatkan pemuka agama khususnya umat Islam.

"Sejak Desember 2017 hingga sekarang ini kita menyaksikan banyak terjadi peristiwa yg menyentuh lambang keagamaan, baik figur agama, ustaz, pendeta, dan juga tempat ibadah terjadi penyerangan," kata Din di Kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (21/2).

Baca juga: Ada 21 Kasus Penyerangan Terhadap Tokoh Agama, Benarkah Terorganisir?

2. Jangan terburu-buru menganggap penyerangan pemuka agama adalah rekayasa

Usut Penyerangan Terhadap Tokoh Agama, Ini Pesan MUI Kepada PolisiIDN Times/Akhmad Mustaqim

Din menjelaskan, secara sederhana, kasus ini terkesan direkayasa oleh sekelompok orang. Meski begitu Din menegaskan kesimpulan itu tidak bisa buru-buru ditafsirkan rekayasa. Dia mengklarifikasi anggapan MUI yang terlalu dini menganggap kasus ini sebagai rekayasa.

"Ini logika kami dapat disimpulkan, ini tidak berdiri sendiri tapi bagian dari rekayasa. Dan rekayasa yang canggih itu boleh jadi menciptakan seolah-olah tidak berdiri sendiri. Nah ini kami mengklarifikasikannya," ujar Din.

3. MUI minta polisi berhati-hati mengusut kasus ini

Usut Penyerangan Terhadap Tokoh Agama, Ini Pesan MUI Kepada PolisiIDN Times/Akhmad Mustaqim

Lebih lanjut Din meminta polisi berhati-hati mengusut kasus ini. Termasuk dalam menentukan apakah pelaku ini benar orang gila atau tidak.

"Kalau bisa disimpulkan itu karena orang gila, ini bisa menimbulkan (anggapan) wah ini tidak bisa diselesaikan dan kemudian selesai dengan dalih orang gila," ujar Din.

"Karena nanti bisa ditanya balik, lha kenapa tiba tiba Desember sampai sekarang sering muncul musimnya orang gila dan menyerang tokoh tokoh agama. Nah ini yang harus dijelaskan oleh polri," lanjutnya.

Baca juga: Usut Penyerangan Terhadap Tokoh Agama, Polisi Kumpulkan Data Pasien Rumah Sakit Jiwa


 

Topik:

Berita Terkini Lainnya