Prabowo Subianto Belum Diputuskan Maju Pilpres 2019, Ini Alasannya

Gerindra ingin membangun koalisi besar

Jakarta, IDN Times - Mendekati pendaftaran Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 pada Agustus mendatang, beberapa nama sudah mulai bermunculan untuk memeriahkan pesta demokrasi pada tahun mendatang.

Joko Widodo atau Jokowi dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto selalu disebut-sebut akan kembali bertarung dalam Pemilu 2019. Namun, politikus Gerindra Aryo Djojohadikusumo mengatakan, maju atau tidaknya Prabowo dalam Pilpres 2019 akan ditentukan dari putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai presidential threshold 20 persen.

1. Pencalonan Prabowo kemungkinan terjadi pada hari akhir pendaftaran

Prabowo Subianto Belum Diputuskan Maju Pilpres 2019, Ini AlasannyaIDN Times/Teatrika Putri

Adanya putusan MK mengenai presidential threshold 20 persen, Aryo mengatakan, Gerindra harus mencari satu partai koalisi lagi agar bisa mencapai 112 kursi yang telah ditentukan.

“Artinya, berdasarkan pengalaman ini, keputusan beliau (Prabowo) maju atau tidak ini, di hari hari terakhir. Karena dengan adanya presidential Threshold kami tidak bisa jalan sendiri,” ucap Aryo di Hotel Atlet Century, Jakarta Selatan, Kamis (15/2).

Kepnonakan Prabowo itu menyebutkan, apabila tidak ada putusan MK mengenai presidential threshold 20 persen, Gerindra mungkin sudah mendeklarasikan pencalonan sejak tahun lalu. 

“Tapi karena itu, kami harus bicara pendaftaran masih nanti 17 Agustus, dan itu setelah pendaftaran legislatif 17 Juli, nanti kita lihat,” ujar dia.

Baca juga: Dukung Prabowo Maju Pilpres, Gerindra Cari Bantuan Partai Lain

2. Prabowo maju apabila ada dorongan kader dan masyarakat

Prabowo Subianto Belum Diputuskan Maju Pilpres 2019, Ini AlasannyaANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Aryo menyebut terkait majunya Prabowo pada Pilpres 2019, akan dilihat juga dari banyaknya dorongan dari kader Gerindra dan masyarakat, yang menginginkan mantan Danjen Kopassus itu maju menjadi calon presiden.

“Pak Prabowo hanya maju apabila ada dorongan dari kader dari masyarakat, bentuknya apa? Ya salah satunya survei,” kata dia.

Menurut Aryo, survei adalah suatu hal menarik. Karena dengan minimnya penyampaian visi misi dan program Prabowo di hadapan publik, Prabowo tetap berhasil meraih persentase minimum 21 hingga 22 persen.

“Dari kader sih sudah semuanya menginginkan pak Prabowo untuk maju, tetapi karena dari hitungan koalisi itu, kami perlu mencari 39 kursi lagi dari mana. Itulah mengapa kami belum memutuskan,” kata anak dari Hashim Djojohadikusumo ini.

3. Gerindra dan PKS menjalin komunikasi yang baik

Prabowo Subianto Belum Diputuskan Maju Pilpres 2019, Ini AlasannyaANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Aryo ungkapkan kini Gerindra tengah membangun komunikasi politik yang baik bersama PKS jelang Pemilu 2019. Namun, Gerindra tampaknya tak puas jika hanya berkoalisi dengan satu partai. Aryo mengatakan partainya ingin membangun koalisi yang besar untuk Pilpres 2019.

“Kami ingin membangun koalisi yang besar, bukan hanya dengan PKS tetapi juga dengan yang lain,” kata dia.

Secara sistematis, lanjut Aryo, sangat memungkinkan bagi Gerindra berkoalisi dengan PKS. Namun, Gerindra menginginkan Prabowo maju karena adanya dukungan lebih dari dua partai.

“Kami ingin pertimbangkan pak Prabowo maju itu dukungan dari masyarakat. Artinya, dukungan lebih dua partai,” ucap Aryo.

Baca juga: Skenario Pilpres 2019 versi Indo Barometer: Jokowi-Prabowo Tidak Tertandingi

Topik:

Berita Terkini Lainnya