Skenario Pilpres 2019 versi Indo Barometer: Jokowi-Prabowo Tidak Tertandingi

Sekenario lain menyebutkan Anies Baswedan jadi kuda hitam

Jakarta, IDN Times - Lembaga survei Indo Barometer kembali merilis skenario Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Kali ini, Indo Barometer memiliki tiga skenario simulasi menurut versinya.

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menilai pemetaan politik untuk Pilpres 2019 akan lebih mudah dibandingkan 2014. Karena putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang presidential threshold 20 persen, menurut dia, membuat skenario Pilpres 2019 menjadi mudah.

“Kalau 2014 kita baru bisa tahu siapa capres itu dalam pemilu legislatif pada April. Baru Mei bisa merancang koalisi. Tapi untuk 2019, dari sekarang pun sudah menyusun koalisi,” kata Qodari di Hotel Atlet Century, Jakarta Selatan, Kamis (15/2).

Qodari pun menyampaikan hasil survei melalui tiga skenario yang dibuat Indo Barometer.

1. Jokowi kembali bersaing dengan Prabowo

Skenario Pilpres 2019 versi Indo Barometer: Jokowi-Prabowo Tidak TertandingiIDN Times/Teatrika Putri

Skenario pertama adalah dua pasang, dimana Jokowi kembali bertanding dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Menurut hasil survei Indo Barometer, hasil persentase dukungan publik terhadap Jokowi 48,8 persen. Sedangkan terhadap Prabowo 22,3 persen. 

“Skenario pertama itu dua pasang. Dimana, Pak Jokowi kembali bertanding dengan Prabowo Subianto. Ini namanya kalau dalam olahraga itu rematch,” kata Qodari.

Dalam simulasi skenario pertama, terdapat 11 variasi simulasi dua pasangan calon presiden dan wakil presiden. Untuk mendampingi Jokowi melawan Prabowo, Gatot Nurmantyo dan Tito Karnavian unggul dibandingkan dengan calon lainnya.

“Pasangan Jokowi dan Gatot Nurmantyo sebesar 38,4 persen. Kemudian Jokowi-Tito 37 persen,” ujar Qodari.

Hasil survei tersebut mengungguli simulasi pasangan calon Prabowo yang disandingkan dengan Anies Baswedan. Jokowi-Gatot melawan Prabowo-Anies, hasil persentasi yang didapat Prabowo sebesar 20,7 persen. Sedangkan Jokowi-Tito melawan Prabowo-Anies, hasilnya 21,5 persen.

Baca juga: Golkar Berpotensi Kalahkan PDIP di Pilpres 2019?

2. Jokowi melawan capres lain selain Prabowo atau dipasangkan dengan Prabowo

Skenario Pilpres 2019 versi Indo Barometer: Jokowi-Prabowo Tidak TertandingiIDN Times/Teatrika Putri

Dalam skenario kedua ini, Jokowi akan tetap unggul, meski lawannya bukan Prabowo. Namun, dalam survei simulasi skenario kedua ini, lawan terberat Jokowi pada Pilpres 2019 apabila Prabowo tidak maju, Anies Baswedan.

Simulasi Jokowi melawan Anies adalah Jokowi unggul sebesar 49,9 persen, sedangkan Anies 12,1 persen. Selain Anies, di bawahnya ada Gatot Nurmantyo dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

“Jokowi melawan Gatot 55,8 dengan 7,8 persen, dan Jokowi melawan AHY 56,6 dengan 5,3 persen,” ucap Qodari.

Dalam skenario keuda juga terdapat simulasi jika Jokowi dipasangkan dengan Prabowo, akan dinilai sangat kuat, karena pasangan tersebut akan unggul melawan siapa pun. Menurut survei Indo Barometer, apabila Jokowi-Prabowo dihadapkan dengan Budi Gunawan-Anies, Jokowi-Prabowo menang telak yakni 48 persen, dan Budi-Anies 3,9 persen.

“Jadi kalau misalnya Jokowi berpasangan dengan Prabowo Subianto, maka saya berani katakan Pilpres selesai,” terang dia.

3. Terdapat calon presiden ketiga selain Jokowi dan Prabowo

Skenario Pilpres 2019 versi Indo Barometer: Jokowi-Prabowo Tidak TertandingiIDN Times/Teatrika Putri

Dalam skenario ketiga, kata Qodari, adalah skenario yang agak sulit terjadi, karena ada pasangan calon ketiga selain Jokowi dan Prabowo.

“Skenario ketiga, yang menurut orang agak sulit terjadi. Dimana ada pasangan Pak Jokowi, Pak Prabowo dan pasangan satu lagi,” tutur dia.

Skenario ketiga terdapat lima variasi simulasi tiga nama, yaitu Jokowi, Prabowo, Anies, Agus Harimurti, Gatot, Budi Gunawan, Jusuf Kalla.

Dalam simulasi nama-nama calon presiden tersebut, Jokowi tetap unggul di urutan pertama melawan Prabowo dan Anies. Hasil survei mengatakan, Jokowi unggul 46,8 persen, diikuti Prabowo sebesar 22,9 persen, dan Anies 2,4 persen.

Melalui persentasi hasil survei tersebut, Qodari mengatakan, Anies Baswedan berpotensi menjadi kuda hitam dalam Pilpres 2019.

“Jadi potensi kuda hitam ada di Anies, karena Anies memiliki jabatan strategis,” kata Qodari.

Baca juga: Dukung Prabowo Maju Pilpres, Gerindra Cari Bantuan Partai Lain

Topik:

Berita Terkini Lainnya