Korban Persekusi saat CFD Susi Ferawati Melapor ke Komnas Perempuan

Susi juga telah melapor ke Polda Metro Jaya

Jakarta, IDN Times - Susi Ferawati dan Davin, anaknya, menjadi korban persekusi saat Car Free Day (CFD) di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (29/4) lalu.

Susi yang saat itu mengikuti CFD bersama anaknya mendapat pelecehan dari massa, yang menggunakan kaos bertuliskan #2019GantiPresiden.

Hari ini, Kamis (3/5), Susi didampingi pengacaranya yang merupakan anggota Cyber Indonesia, Muannas Aladid, mengadukan kasusnya ke Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Komnas Perempuan. Namun, pengaduan itu terditunda karena kantor KPAI hingga Senin (7/5) mendatang.

Datang ke Komnas Perempuan sekitar pukul 13.30 WIB, Susi menggunakan terusan merah dan kerudung bermotif bunga. Ia datang berserta anak sematawayangnya yang masih berusia 10 tahun, Davin.

1. Susi dan anaknya mengalami pelecehan verbal dan nonverbal

Korban Persekusi saat CFD Susi Ferawati Melapor ke Komnas PerempuanIDN Times/Margith Juita Damanik

Susi dan anaknya mengaku mengalami kekerasan verbal dan nonverbal, saat mengikuti CFD. Kata-kata kasar dan tidak pantas diucapkan seperti "cebong" , "babu lu" , "nih duit nih! Bayaran lu ya?", "dibayar berapa?" dan kalimat lain yang tidak pantas diucapkan pada Susi dan sang buah hati.

Tak hanya itu, seseorang dengan kaos bertuliskan #2019GantiPresiden juga menjejalkan lontong ke mulut Susi. Meski begitu Susi tak sedikit pun merasa gentar dan takut menghadapi massa yang beringas itu.

Satu kalimat Susi yang sempat viral dari video yang direkam dan disebarkan di media sosial adalah, "Kalian ini Muslim macam apa?".

Susi menjelaskan mengapa kalimat itu sampai keluar dari mulutnya. "Saya mihat ibu-ibu pakai jilbab tapi ikut menghina saya," kata dia.

2. Susi mengajak sang buah hati CFD pertama kali

Korban Persekusi saat CFD Susi Ferawati Melapor ke Komnas PerempuanIDN Times/Margith Juita Damanik

Banyak pihak mempertanyakan mengapa Susi mengajak Davin ke CFD saat itu. "Ini CFD pertama dia (Davin), ya di sana kan juga banyak anak-anak kan?" tutur dia.

Tujuan Susi mengajak anaknya tak lain guna memberikan pengalaman pertama bagi sang buah hatinya, untuk mengikuti kegiatan CFD. Dalam video yang viral di media sosial, Davin sempat menangis ketakutan.

Kendati, Davin mengaku tidak merasa jera mengikuti kegiatan CFD. "Gak (jera)," ucap Davin. Dia juga bersedia mengikuti kegiatan CFD di lain kesempatan.

3. Susi berniat memberikan pembelajaran sosial kepada masyarakat

Korban Persekusi saat CFD Susi Ferawati Melapor ke Komnas PerempuanIDN Times/Margith Juita Damanik

Tujuan Susi melaporkan persekusi yang dialaminya kepada Komnas Perempuan adalah untuk memberikan pelajaran sosial. Menurut dia, penting untuk generasi muda sekarang belajar menghormati orang tua dan sesama.

"Emang kalau kamu punya anak, dilecehin, mau?" dia bertanya. "Belajarlah beretika," Susi melanjutkan. Menurut dia pelaku persekusi sama sekali tidak beretika.

Ia menyayangkan budaya mem-bully yang kini justru menjadi menonjol di tengah generasi muda. "Kalau kita ketemu sama orang yang berbeda, harus tetap beretika," Susi mengingatkan.

4. Ajarkan anak anti-bullying

Korban Persekusi saat CFD Susi Ferawati Melapor ke Komnas PerempuanIDN Times/Margith Juita Damanik

Davin menerima pelajaran berharga dari pengalaman persekusi yang dialaminya sejak usia dini. Meski sempat ketakutan dan menangis, dia mendapat dan menerima pengertian dari sang ibunda, sehingga ia bisa memetik pelajaran berharga dari kejadian tersebut.

"Jadi pengertiannya (dari mama) itu harus berani, gak boleh takut, dan gak boleh mem-bully," kata Davin dengan percaya diri.

Lewat kejadian itu pula, Susi berharap budaya bully tidak ditiru anaknya.

Baca juga: Tanggapan KPAI soal Viral Kasus Persekusi Anak dan Ibu di CFD

5. Susi mendapat banyak pujian dan hinaan

Korban Persekusi saat CFD Susi Ferawati Melapor ke Komnas PerempuanIDN Times/Margith Juita Damanik

Setibanya di rumah usai mengikuti CFD, Susi mengunggah foto-fotonya ke akun Facebooknya. Kisahnya direkam orang lain hingga viral di dunia maya.

Komentar positif dan negatif diterima Susi. Banyak pihak yang memuji keberanian Susi dan berada dipihak Susi. Namun, tidak sedikit pula yang menghina dengan kata-kata kasar seperti yang sudah diterima saat mengikuti CFD.

6. Susi meminta penegak hukum mengusut tuntas kasus ini

Korban Persekusi saat CFD Susi Ferawati Melapor ke Komnas PerempuanIDN Times/Sukma Shakti

Susi sudah melapor ke Polda Metro Jaya terkait persekusi yang dialaminya. Kini kasusnya pun sudah berjalan.

Tidak puas sampai di kepolisian, Susi meminta dukungan dan bantuan untuk terus mengawasi jalannya proses hukum ini. Karena itu, dia melapor ke KPAI dan Komnas Perempuan.

"Saya hanya berdoa semoga yang saya alami tidak dialami lagi oleh orang lain," tutur dia. Dia berharap pelaku mendapat hukuman yang setimpal.

7. Susi didukung aktivis perempuan

Korban Persekusi saat CFD Susi Ferawati Melapor ke Komnas PerempuanIDN Times/Sukma Shakti

Keberanian dan ketegaran Susi berada di tengah aksi persekusi, menginspirasi dan menuai pujian banyak pihak. Banyak aktivis perempuan mengaku bangga dan salut atas tindakan yang dilakukan Susi.

Tsamara Amany dan Isyana Bagoes Oka adalah dua sosok perempuan yang turut berdiri di pihak Susi. "Saya dan Sis Isyana datang ke sini atas nama pribadi, bukan atas nama partai," kata Tsamara, politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu. 

"Bagi kami ini beyond politic. Kita tidak bisa diam. Kita harus tunjukkan perlawanan lewat jalur-jalur hukum," kata Tsamara, lagi.

Bentuk dukungan ini, menurut Tsamara, merupakan wujud solidaritas kepada perempuan. "Bukan hanya soal bu Susi diintimidasi, tapi kenyataan bahwa seorang warga negara tidak bisa bebas mengekspresikan pendapatnya di ruang publik," kata dia.

Tsamara dan Isyana merasa bangga mengenal sosok perempuan seperti Susi. Namun, bagi keduanya kasus ini harus diselesaikan, karena kasus ini dapat menjadi titik trauma bagi perempuan lain untuk bersuara. Hal ini tentu tidak diharapkan terjadi di masa yang akan datang.

Baca juga: Korban Persekusi di CFD Hendak Melapor, Kantor KPAI Ternyata Tutup


Topik:

Berita Terkini Lainnya