Kenapa Hukuman Mati Tidak Tepat Diberlakukan untuk Pelaku Teror?

Hukuman mati gak akan membuat jera, karena mereka memang menginginkan kematian

Jakarta, IDN Times – Dalam dua pekan terakhir setidaknya lima kasus terorisme terjadi di tanah air. Aksi terorisme kali ini menyerang rumah ibadah dan juga markas Kepolisian. Peristiwa ini membuat masyarakat mulai cemas.

“Kami mengecam serangan terorisme yang terjadi secara berturut-turut dalam dua minggu terakhir,” kata Yati Andriyani selaku koordinator dari Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS). “Kita berharap tidak ada lagi peristiwa kekerasan seperti saat ini.” 

Dalam pembahasan terorisme, hal yang tak bisa lepas untuk turut serta dibahas adalah mengenai Hak Asasi Manusia (HAM). Dalam keterangan pers yang dilakukan KontraS, salah satu hal yang keras disuarakan adalah mengenai HAM dalam hal menangani kasus terorisme.

1. Jangan menyalahkan HAM

Kenapa Hukuman Mati Tidak Tepat Diberlakukan untuk Pelaku Teror?IDN Times/Sukma Shakti

Serangan teror yang terjadi belakangan ini diakui Yati berada di luar akal sehat dan mencederai HAM. Namun nyatanya beberapa pihak justru merasa HAM menghalangi langkah-langkah untuk mengatasi masalah terorisme.

“Menyalahkan HAM dalam penanganan terorisme adalah pandangan yang reaktif, tidak proporsional, dan tidak memiliki justifikasi,” tutur Yati. Ia dan KontraS mengaku memahami dilema yang dihadapi penegak hukum saat ini.

Namun ia menolak jika urusan HAM dijadikan kambing hitam. “HAM jangan jadi kambing hitam dalam penghambatan penanganan terorisme,” tutur Yati. “Pernyataan-pernyataan seperti ini dimunculkan terus justru membuat perpecahan,” katanya lagi.

Baca juga: 3 'Pekerjaan Rumah' untuk Polri terkait Penyerangan Jemaah Ahmadiyah di NTB

2. Hukuman mati bukan menjadi solusi

Kenapa Hukuman Mati Tidak Tepat Diberlakukan untuk Pelaku Teror?IDN Times/Sukma Shakti

Saat ditemui di kantor KontraS, Jakarta, Usman Hamid selaku Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia mengatakan bahwa hukuman mati tidak bisa dikatakan sebagai solusi. Hukuman ini diketahui menjadi salah satu hukuman yang ditolak oleh pejuang HAM.

“Kalau yang kita percaya yang kemarin terjadi adalah membunuh diri sendiri dengan mencapai kematian maka hukuman mati hanya menambah sarana untuk para pelaku tersebut untuk mencapai tujuannya. Yaitu kematian,” kata Usman menjelaskan.

Menurut Usman, saat hukuman mati diterapkan dalam kasus seperti ini, maka di situ hukuman mati justru kehilangan efek jeranya.

3. Pendekatan HAM harus tetap jadi pertimbangan

Kenapa Hukuman Mati Tidak Tepat Diberlakukan untuk Pelaku Teror?IDN Times/Sukma Shakti

Pendekatan HAM dalam penanganan terorisme harus menjadi pertimbangan. Hal ini akan mengurangi kemungkinan terjadinya penyiksaan, salah tangkap, penahanan sewenang-wenang dan praktik pelanggaran HAM lainnya.

Selain itu melakukan penggalian informasi dengan paksaan dirasa Usman Hamid bukan menjadi pilihan yang tepat. “Informasi yang digali dalam penyiksaan justru menjadi informasi yang keliru,” kata Usman. “Orang itu terpaksa memberi pengakuan justru karena tidak tahan dalam penyiksaan itu. Dan justru meninggalkan dendam.”.

Baca juga: RUU Antiterorisme Tersendat, Ketua DPR Galau DPR Dijadikan Kambing Hitam

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya