Terseret Kasus KTP Elektronik, Ini 5 Sepak Terjang Pramono Anung

Seperti apa sepak terjangnya?

Jakarta, IDN Times - Sidang dugaan korupsi pada proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) dengan terdakwa mantan Ketua DPR Setya Novanto menguak nama baru. 

Pada persidangan yang digelar hari ini, Kamis (22/3) di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi, Jakarta Pusat, Novanto menyebut Puan Maharani dan Pramono Anung menerima duit sebesar USD 500 ribu.

Puan Maharani saat ini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Sementara Pramono Anung menjabat sebagai Menteri Sekretaris Kabinet. Sampai saat ini keduanya belum menanggapi tudingan Setya Novanto tersebut.

Lantas siapakah Pramono Anung? 

1. Putra Kediri yang kuliah di ITB

Terseret Kasus KTP Elektronik, Ini 5 Sepak Terjang Pramono AnungLampungpro.com

Pramono Anung Wibowo Lahir di Kediri, 11 Juni 1963. Ia anak ketiga dari tujuh bersaudara dari pasangan R. Kasbe Prajitna dan Sumarni. 

Sejak sekolah dasar hingga menengah dilalui Pram -sapaan Pramono- di Kota Kediri. Pram muda yang kala itu baru lulus SMA di usia 19 tahun melanjutkan kuliah di teknik pertambangan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Pram lalu menikah dengan Endang Nugrahani dan dikaruniai dua orang anak.

Baca juga: Resmi Ditahan KPK, Ini Peran Penting Keponakan Setya Novanto Dalam Kasus e-KTP

2. Pengusaha yang terjun ke politik

Terseret Kasus KTP Elektronik, Ini 5 Sepak Terjang Pramono AnungInfonawacita.com

Usai menyelesaikan pendidikan tinggi, Pram bergelut di dunia kerja. Ia memulainya dari bawah sampai menduduki jabatan penting di beberapa perusahaan pertambangan dan perminyakan. Dia juga menggeluti dunia bisnis dengan banyak memangku posisi penting.

Berdasarkan penelusuran IDN Times, tercatat beberapa jabatan penting yang pernah ia emban, seperti direktur di PT. Tanito Harum (1988-1996) dan PT. Vietmindo Energitama (1979-1982), serta komisaris di PT. Yudhistira Haka Perkasa (1996-1999).  

3. Makin bersinar di bawah naungan Kepala Banteng

Terseret Kasus KTP Elektronik, Ini 5 Sepak Terjang Pramono Anungedunews.id

Pram rupanya tak cukup puas dengan kesuksesannya di dunia bisnis. Di era reformasi, ia memilih bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). 

Di partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri ini, Pram memulai dari bawah dengan menjadi anggota PDIP. Ia mulai ikut dalam kepanitian acara partai kepala banteng ini. 

Pada tahun 2000, ia pun ditunjuk menjadi Wakil Sekjen DPP PDIP. Melihat ketekunan dan kinerjanya, lima tahun kemudian ia dipilih Megawati sebagai pendampingnya menjadi Sekretaris Jenderal. 

Sejak ia masuk PDIP, karier politiknya cemerlang. Terbukti, ia pun menjadi orang kepercayaan Mega untuk mengendalikan organisasi partai hingga ke polosok nusantara. 

4. Memangku posisi penting: Sekretaris Kabinet

Terseret Kasus KTP Elektronik, Ini 5 Sepak Terjang Pramono Anungsetkab.go.id

Di sela mengurus partai, Pram juga dipercaya memangku posisi penting di pemerintahan. Pram pernah menjadi anggota DPR RI empat kali berturut-turut. Mulai periode 1999-2004, 2004-2009, 2009-2014, dan 2014-2019. Bahkan, di periode 2009-2014, Pram menjadi Wakil Ketua DPR RI.

Kini, Pram melenggang ke Istana setelah diangkat Presiden Joko Widodo menjadi Sekretaris Kabinet menggantikan Andi Wijoyo dalam reshuffle kabinet Kerja pada 2016.

5. Pram dan prinsip antikorupsi

Terseret Kasus KTP Elektronik, Ini 5 Sepak Terjang Pramono AnungANTARA FOTO/Wira Suryantala

Pramono juga termasuk sosok yang sering menggaungkan sikap antikorupsi. Baginya, kasus korupsi seperti narkoba sehingga ia selalu berusaha menjaga dirinya dari prilaku korup dengan menjauhi bibit-bibit prilaku korup.

"Menurut saya, korupsi itu seperti narkoba. Kalau ketahuan malu tapi ketagihan," kata dia di hadapan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, Ketua Ombudsman Amzuliani Rivai dan Deputi Pencegahan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Pahala Nainggolan, Selasa (29/3/2016), seperti dilansir dari Antara.

Pramono, pada kesempatan itu juga berbagi pengalaman dalam melindungi dirinya dari korupsi. Dia mengungkapkan selama empat periode menjadi anggota DPR, Pramono menghindari Badan Anggaran, Komisi III dan Komisi XI. Bahkan saat menjadi wakil ketua DPR, dia menolak menjadi pimpinan yang mengkoordinasikan Badan Anggaran.

"Kini ketika saya jadi Sekretaris Kabinet, semua orang ingin betemu, semua ingin hubungi. Saya tidak mau bertemu siapa pun sebelum proses diputuskan," katanya.

Dia bahkan berprinsip tak apa disebut sombong karena tak mau menemui siapapun, ketimbang menjadi omongan dan dituduh korupsi. Saat menjabat Setariat Kabinet (Setkab) dia mencanangkan kantornya sebagai zona integritas antikorupsi. 

6. Puan dan Pramono belum menanggapi tudingan Setya Novanto

Terseret Kasus KTP Elektronik, Ini 5 Sepak Terjang Pramono Anungsewarga.com

IDN Times mencoba mengkonfirmasi pernyataan Setya Novanto ke Puan Maharani dan Pramono Anung melalui pesan pendek. Namun sampai tulisan ini diterbitkan belum ada jawaban.

Baca juga: Sidang EKTP: Setya Novanto Sebut Puan Maharani dan Pramono Anung Terima Duit

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya