Mengorek Pandangan Agus Yudhoyono Terhadap Indonesia dan Penerapannya di Jakarta

Mampukah Agus meraih simpati warga Jakarta?

Ada anggapan bahwa tampang seorang pemimpin pria dapat menaklukkan pemilih wanita. Anggapan tersebut muncul usai putra sulung Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono dipastikan mendapat dukungan dalam bersaing di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 nanti.

Agus Yudhoyono, sapaan akrabnya, pada September 2016 kemarin juga telah memilih pegawai negeri DKI Jakarta, Sylviana Murni sebagai pasangannya untuk memimpin Ibukota. Diberitakan oleh Tempo.co, Ketua Tim Pemenangan Agus-Sylviana, Nachrowi Ramli mengutarakan optimisme mereka untuk 'merebut' hati para pemilih perempuan yang mencapai 56 persen.

Nacrowi mengatakan kalau Agus masih muda dan rupawan. Selain itu, karismanya pun patut diacungi jempol. Bukan hanya itu, Sylviana yang mengenal kota Jakarta pun dianggap jadi modal lain untuk memenangkan pilkada tahun depan ini.

Penantang baru yang tidak memiliki pengalaman berpolitik.

Mengorek Pandangan Agus Yudhoyono Terhadap Indonesia dan Penerapannya di JakartaPuspa Perwitasari / ANTARA FOTO

Pengamat politik Iding Rosyidin pun menyampaikan pandangannya atas calon penantang. Menurutnya secara penantang bisa saja punya pemikiran dan ide segar yang sejalan dengan anak muda. Akan tetapi, masalahnya adalah Agus belum memiliki pengalaman politik sama sekali.

"Kekurangannya belum jelas program solutifnya untuk mengelola Jakarta," ujar Iding saat dihubungi tim IDNtimes.com.

Mengorek Pandangan Agus Yudhoyono Terhadap Indonesia dan Penerapannya di JakartaPuspa Perwitasari / ANTARA FOTO

Namun, benarkah Agus Yudhoyono hanya bermodal tampangnya di Pilkada perdananya? Tim IDNtimes.com menguak sisi lain Agus Yudhoyono. Stigma tampak adalah modal utama harus digeser jadi urutan dua.

Sebelum dipilih sebagai calon Gubernur DKI Jakarta oleh sang ayah dan anggota Koalisi Cikeas, Agus Yudhoyono sempat menjadi pembicara dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh mantan Duta Besar Indonesia di Amerika, Dino Patti Djalal, Supermentor.

Pemikiran Agus terhadap pemuda Indonesia.

Mengorek Pandangan Agus Yudhoyono Terhadap Indonesia dan Penerapannya di JakartaWidodo S. Jusuf / ANTARA FOTO

Agus menjadi pembicara di depan banyak pemuda Indonesia pada 21 Agustus 2016 kemarin. Supermentor mengumpulkan orang-orang hebat di Indonesia untuk memberikan motivasi dan inspirasi. Bukan hanya Agus, ada juga Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sampai sang founder sendiri, Dino.

Dalam sebuah sesi 30 menit, Agus membagikan sebuah pemikiran terhadap memajukan Indonesia.

Baca Juga: Ahok Minta Maaf Soal Pelecehan Al Quran, Anies Baswedan dan Agus Harimurti Angkat Bicara!

Setiap orang adalah patriot, karena mereka cinta dan mau bela negara.

Bagaimana cara bela negara? Kita (pemuda Indonesia) harus bersinerji dan memiliki Common Interest atau tujuan yang sama. Untuk wujudkan "Indonesia Emas"

Agus menekankan bahwa pada Abad 21 ini, masyarakat Indonesia harus aman dan damai, sejahterah serta negara kita harus mendunia. Tiga poin itu yang dirasa perlu oleh Agus. Agus mengartikan bahwa kesejahteraan yang diinginkan adalah pendidikan, layanan kesehatan dan akses teknologi setara. 

Harus diakui, karisma milik Agus sangat terlihat dalam sesi tersebut. Keinginan Agus itu adalah sebuah visi yang dirinya bawa sebagai misi. Apakah dapat digunakan untuk program kerjanya di Jakarta?

Agus dan kepemimpinan di Jakarta. 

Mengorek Pandangan Agus Yudhoyono Terhadap Indonesia dan Penerapannya di JakartaSigid Kurniawan / ANTARA FOTO

Visi ini dapat dijadikan misi oleh Agus untuk masa kepemimpinannya di Jakarta. Bisakah? Jakarta yang permasalahannya hanya kompleks kecil dari Indonesia masih butuh pembenahan. Agus juga pada akhirnya harus memikirkan penyamarataan tiga aspek untuk kesejahteraan. Pertama, kesetaraan pendidikan, apakah Agus perlu meneruskan Kartu jakarta Pintar dari program Jokowi/Basuki? 

Kemudian, Agus sendiri juga ingin meningkatkan layanan kesehatan. Ahok sendiri memang telah menegaskan Kartu Jakarta Sehat? Namun, sejaun ini memang belum ada kesetaraan yang diinginkan, Agus nampaknya bisa lebih banyak memerhatikan program tersebut. Terakhir adalah meratanya akses teknologi dan internet di masyarakat.

Memang isu SARA sudah menjadi makanan sehari-hari dan masyarakat sudah kebal, atau paling tidak sebagian besarnya. Berarti tidak semua dari mereka sudah paham bahwa SARA itu bukan sesuatu yang harus dipermasalahkan lagi di Jakarta. Agus harus paham betul agar teknologi dan internet itu digunakan dengan tujuan baik.

Bisakah Agus benar-benar menggunakan tiga poin penting tersebut sebagai visinya memimpin Jakarta? Namun, bisakah dirinya dapat menerapkan keinginan menjadikan 'Indonesia Emas' justru jadi 'Jakarta Emas'?

Pilkada 2017 nanti, Agus dan Sylviana akan bersaing dengan Basuki-Djarot serta Anies-Sandiaga. Siapakah yang kamu pilih?

Baca Juga: Dulu SBY Bilang Perwira TNI Jangan Bermimpi Jadi Gubernur, Tapi Sekarang Beda Ceritanya

Topik:

Berita Terkini Lainnya