Polisi: Ada yang Sengaja Menebarkan Ketakutan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Polisi masih terus mendalami peristiwa penyerangan pemuka agama yang terjadi di sejumlah wilayah. Berdasarkan pendalaman tersebut polisi menemukan ada sejumlah kasus yang yang tidak sesuai dengan kenyataan.
1. Ada yang sengaja menyebarkan ketakutan melalui medsos
Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Ari Dono Sumanto menyebutkan sebagian kasus yang beredar di media sosial adalah hoaks. Menurutnya ada sejumlah oknum yang sengaja mengembangkan kasus tersebut di media sosial.
"Dari fakta yang ada saja bahwa peristiwa tersebut sudah dikembangkan oleh oknum dari beberapa akun itu, ada akun yang resmi dan tidak resmi. Cerita tidak benar, hoaks, menimbulkan ketakutan," kata Ari di Gedung MUI, Rabu (21/2).
Baca juga: Usut Penyerangan Terhadap Tokoh Agama, Ini Pesan MUI Kepada Polis
2. Berawal dari kasus penganiayaan biasa
Peristiwa tersebut menurut Ari adalah penganiayaan biasa, korbannya pun bukanlah ulama. Pihak penyebar sengaja membuat korban tersebut seolah-olah ulama.
"Ada peristiwa nyata, bukan ulama, bukan apa, tapi diberitakan ulama. Sehingga kiai dan ulama menjadi resah. Dan ini kita tangkap," ujar Ari.
Editor’s picks
3. Lima tersangka sudah ditangkap
Sampai saat ini sudah ada lima tersangka penyebar keresahan yang ditangkap polisi. Ari menyebutkan setidaknya lima orang sedang diproses terkait kasus ini.
"Sudah ada lima tersangka yang kita proses. Yang dari Jawa Barat khususnya, yang menyebarkan isu-isu tidak benar itu," ujar Ari.
4. Masyarakat diminta tidak terpancing isu yang beredar di media sosial
Sebagai penegak hukum, Ari mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing dengan sebagian berita hoaks soal penyerangan ulama. Dia meminta masyarakat tak menyimpulkan sendiri berita-berita yang beredar di media sosial.
"Masyarakat untuk bisa tenang tidak paranoid, dan tidak menganalisa isu. Kalau menganalisa isu, yang muncul di medsos, tentunya hasilnya akan menimbulkan suatu keresahan," ujarnya.
Baca juga: Intoleransi Semakin Marak, Ini Usulan Generasi Millennials kepada Pemerintah