Klaim Yahudi, Yerusalem Tidak Pernah Disebut Dalam Alquran

Sebut Masjid Al-Aqsa Bukan di Yerusalem

Jakarta, IDN Times - Pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan rencananya memindahkan Kedutaan Besar AS ke kota suci tiga agama itu masih menjadi topik hangat dan polemik global.  

Bertempat di kontor Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Seminar bertema Konstelasi Baru Kepemimpinan di Timur Tengah digelar LIPI, Senin (11/12) kemarin. 

Hadir sebagai pembicara peneliti senior LIPI, M. Hamdan Basyar. Dalam pengantarnya, ia menyebut kalau klaim Israel atas Yerusalem bukanlah hal baru.

“Baru-baru ini, Israel menjadikan Yerusalem sebagai capital city-nya. Ternyata, saya sudah pernah tulis tentang ini (klaim Israel atas Yerusalem) sekitar 7 tahun lalu. Saat itu tulisan saya berjudul Klaim Zionis atas Yerusalem,” kata pria yang menutaskan studi magisternya di Universitas Indonesia ini.

Baca juga: Warga Palestina dan Polisi Israel Bentrok di Yerusalem, 200 Orang Diamankan

Klaim Yahudi, Yerusalem Tidak Pernah Disebut Dalam AlquranIDN Times/Vanny El Rahman

Meninjau kembali tulisannya, Hamdan memaparkan sejumlah alasan yang digunakan Israel demi merebut kota suci tersebut dari Palestina.

“Bagi kaum Yahudi, klaim Muslim tentang Yerusalem itu patut diragukan. Kenapa? Pertama karena Alquran tidak pernah menyebutkan kata Yerusalem,” terangnya.

Lebih lanjut, pengamat Timur Tengah ini menyebut argumentasi soal Nabi Muhammad yang dikisahkan mendatangi Yerusalem (Masjid Al-Aqsa) sebelum melakukan Isra-Miraj juga dibantah oleh pihak Yahudi.

“Bahkan kaum Yahudi dengan sengaja menyebutkan, bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah menginjakkan kakinya di Yerusalem. Mereka mengatakan ‘Mohammed never set foot in Jerussalem’. Isra-Miraj dianggap  sebagai impian (Muhammad) saja,” bebernya.

Yahudi membantah wahyu Allah SWT dalam surat Al-Isra ayat 1 dengan mengatakan bahwa Al-Aqsa yang disebut dalam ayat tersebut tidak berada di Yerusalem.

“Mereka juga menganggap Masjid al-Aqsa seperti yang tercantum dalam Alquran (surat 17:1) bukanlah masjid yang ada di Yerusalem. Menurut mereka, pada akhir abad ke VII banyak Muslim yang menganggap masjid itu ada di Kairuon, Tunisia, atau Damaskus Suriah,” tuturnya pada acara yang didahului oleh diseminasi hasil penelitian LIPI tahun 2017 itu.

Tidak lepas dari faktor perang dan politik, menurut Yahudi, klaim Palestina atas Yerusalem yang sedemikian rupa merupakan romansa nostalgia kejayaan Islam.

“Motivasi Muslim adalah untuk mengenang kemenangan invasi Muslim yang dipimpin oleh Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 638 M. Ketika itu, Umar menerima penyerahan Yerusalem dari Sophronikus (penguasa Kristen di Yerusalem). Kemudian orang-orang Kristen mendapatkan jaminan untuk hidup secara aman. Harta kekayaan dan Gereja Kristen dijamin oleh Umar untuk bisa digunakan dengan bebas,” pangkas Hamdan.

Selain mempertanyakan klaim Islam, untuk memperkuat dalih kepemilikan Yerusalem, Arkeolog Yahudi turut angkat bicara.

Klaim Yahudi, Yerusalem Tidak Pernah Disebut Dalam AlquranIDN Times/Vanny El Rahman

“Arkeolog Israel yakin bahwa di masjid yang diklaim umat Islam sebagai Masjid Al-Aqsa adalah bekas reruntuhan Kuil Yahudi. Mereka percaya bahwa pada tahun 70 SM, ketika Yerusalem di bawah kekuasaan Romawi, kuil itu dihancurkan setelah orang Yahudi diusir dari wilayah Palestina. Untuk membuktikan hal itu, mereka berusaha menggali bawah Masjid Al-Aqsa. Usaha itu menimbulkan berbagai silang pendapat,” sibak peneliti LIPI tersebut.

Kuil Ketiga Sulaiman

Bangsa Yahudi percaya bahwa di Al-Aqsa pernah berdiri dua Kuil Sulaiman - kuil suci umat Yahudi. Menurut mereka, di bawah masjid ini pernah dibangun Kuil Pertama pada 967 SM. Kuil ini kemudian dihancurkan oleh Pasukan Nebukadnezar dari Babilonia pada 586 SM.

Beberapa puluh tahun kemudian Kuil Kedua Sulaiman dibangun namun kembali dihancurkan. Kali ini oleh Pasukan Romawi.

Menurut keyakinan Yahudi, Kuil Ketiga seperti yang dijanjikan Tuhan mereka harus pula dibangun di situ. Sebagian orang Yahudi garis keras bersikeras Al-Aqsa harus disingkirkan agar Kuil Ketiga bisa dibangun. Bangsa Yahudi percaya bahwa berdirinya Kuil Sulaiman Ketiga ini menandakan kebangkitan dan kembalinya bangsa mereka ke Tanah Terjanji, Kanaan. 

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya