Pemimpin Al-Qaeda Yaman Ejek Trump yang Gagal Membunuhnya

Dalam operasi militer Navy SEALS

Amerika Serikat, di bawah instruksi Donald Trump, melakukan operasi militer di Yaman yang melibatkan unit pasukannya yang paling elit, Navy SEALS. Sayangnya, target dari operasi militer itu, seorang pemimpin Al-Qaeda di Semenanjung Arab yang tinggal di Yaman, tak hanya masih hidup, tapi dikabarkan mengolok-olok Trump sebagai orang bodoh.

Qassim al-Rimi disebut merilis rekaman suara dirinya yang menghina Trump.

Pemimpin Al-Qaeda Yaman Ejek Trump yang Gagal MembunuhnyaMass Communication Spc. 2nd Class Meranda Keller/U.S. Navy via NPR

Dikutip dari NBC News, ada sebuah rekaman suara yang diduga milik Qassim al-Rimi. Ia adalah pemimpin Al-Qaeda di Semenanjung Arab. Rekaman yang dirilis Minggu (5/2) tersebut diyakini berisi suara asli dari sang target operasi militer tersebut, setidaknya menurut sejumlah sumber militer AS.

Al Rimi mengolok-olok Trump karena gagal membunuhnya. "Si bodoh dari Gedung Putih mendapat tamparan di awal perjalanannya di tanahmu (Amerika Serikat)," katanya. Belum ada kejelasan apakah al-Rimi memang tak ada di markas Al-Qaeda yang diserang tim Navy SEAL atau dia sempat melarikan diri sebelum militer AS menggerebek tempat itu.

Baca Juga: Tak Lagi Menjabat, Aktivitas 5 Mantan Kepala Negara Ini Tetap Menjadi Perhatian Publik

Beberapa media AS mengklaim mendapat bocoran dari pihak militer bahwa operasi tersebut tak terencana dengan baik.

Pemimpin Al-Qaeda Yaman Ejek Trump yang Gagal MembunuhnyaCarlos Barria/REUTERS/ANTARA FOTO

Bukannya sukses menghabisi target, Navy SEAL justru kehilangan salah satu anggota timnya, yakni, William "Ryan" Owens, dan tiga tentara AS lainnya. Adapun menurut laporan, masih ada 30 orang lagi, termasuk putri dari pemimpin Al-Qaeda AS, yang tewas dalam operasi militer tersebut.

Ini adalah kegagalan operasi militer pertama di bawah komando Trump. Menurut salah seorang sumber dari militer AS, terdapat banyak kesalahan dalam operasi itu. Ia menambahkan, Trump menyetujui operasi militer dilakukan tanpa informasi intelijen dan persiapan yang matang. Akibatnya, tim Navy SEAL justru mendapati diri mereka bertempur melawan pasukan Al-Qaeda di tengah kepungan ranjau dan penembak jitu.

Baca Juga: Diduga Mencemarkan Nama Baik, Melania Trump Gugat Daily Mail Rp 2 Triliun!

Topik:

Berita Terkini Lainnya