Meski Masuk Nominasi, Aktris Iran ini Boikot Oscar untuk Protes Trump

Berkaitan dengan kebijakan terhadap Muslim

Semua aktris jika ditanya pasti ingin mendapat penghargaan bergengsi seperti Academy Awards atau yang lebih dikenal sebagai Oscar. Tak hanya bentuk apresiasi atas kerja keras yang sudah dijalani, penghargaan ini juga meningkatkan status sang aktris itu sendiri. Namun, tak semua aktris menganggap Oscar adalah hal penting.

Taraneh Alidoosti memutuskan untuk memboikot acara Oscar untuk memprotes kebijakan Trump.

Meski Masuk Nominasi, Aktris Iran ini Boikot Oscar untuk Protes TrumpYves Herman/REUTERS via Al Jazeera

Taraneh Alidoosti adalah aktris ternama Iran yang berusia 33 tahun. Ia sering disebut sebagai Natalie Portman dari Iran. Melalui akun Twitternya, Taraneh menyatakan memboikot acara Oscar untuk memprotes kebijakan Trump yang menurutnya rasis. Berikut ini isi cuitan yang ia kirim hari Jumat kemarin (27/1):

Meski Masuk Nominasi, Aktris Iran ini Boikot Oscar untuk Protes Trumptwitter.com/t_alidoosti

"Kebijakan Trump yang melarang pemberian visa untuk rakyat Iran adalah rasis. Meski ini [pelarangan visa] termasuk [kepada undangan] acara kebudayaan atau tidak, saya tak akan menghadiri #AcademyAwards 2017 sebagai bentuk protes."

Baca Juga: Meski Dinilai Rasis, Trump Ngotot Bangun Tembok di Perbatasan

Film Taraneh mendapat nominasi dalam kategori Film Berbahasa Asing Terbaik.

Meski Masuk Nominasi, Aktris Iran ini Boikot Oscar untuk Protes TrumpFilmMagic via The Daily Mail

Seperti dikutip dari situs resmi Oscar, film Iran yang berjudul The Salesman masuk nominasi dalam kategori Film Berbahasa Asing Terbaik. Taraneh sendiri adalah pemeran utama wanita dalam film garapan sutradara Asghar Farhadi tersebut.

Donald Trump mengeluarkan kebijakan larangan pemberian visa kepada sejumlah negara, termasuk Iran.

Meski Masuk Nominasi, Aktris Iran ini Boikot Oscar untuk Protes TrumpAP via The Independent

Trump memang seakan tak berhenti membuat kebijakan-kebijakan yang kontroversial, cenderung tak manusiawi, dalam beberapa hari setelah diresmikan menjadi presiden AS. Sepanjang kampanye ia mempopulerkan propaganda fasis di mana rasisme dan xenophobia adalah senjatanya. Trump menyebut bahwa para imigran Muslim di AS termasuk dalam jaringan terorisme.

Dalam beberapa hari terakhir terdapat wacana bahwa Trump akan memberlakukan larangan pemberian visa kepada sejumlah negara. Dari laporan yang diterima media, negara-negara tersebut adalah Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah dan Yaman.

Meski belum dikonfirmasi, tapi dalam transkrip wawancara Trump dengan pembawa berita ABC, David Muir, yang dirilis Kamis lalu (26/1) Trump tak mengelak dari rencana tersebut. Menurutnya, imigran dari negara-negara itu berbahaya bagi keamanan nasional AS. Namun, tak jelas apakah ia hanya menargetkan pengungsi atau semua rakyat dari negara-negara tersebut.

Baca Juga: Trump Kian Otoriter, Giliran Lembaga Pemerhati Lingkungan yang Dibungkam

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya