Temui Aung San Suu Kyi, Ini yang Akan Dibicarakan Menlu Retno
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi bersama Duta Besar RI untuk Myanmar dan sejumlah delegasi telah berada di Naypyitaw pada pukul 09.00, Senin (4/9) waktu setempat. Dalam pernyataan resmi yang dirilis Kementerian Luar Negeri, Menlu Retno dijadwalkan bertemu dengan State Counsellor Myanmar sekaligus penerima penghargaan Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi.
Membahas bantuan Indonesia untuk Rohingya.
Salah satu poin penting dari pertemuan dengan Suu Kyi adalah persoalan pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Myauk U, Rakhine.
"Pembangunan tahap pertama Rumah Sakit Indonesia telah selesai dilakukan. Tahap pertama ini meliputi pengurukan tanah sehingga rumah sakit tersebut tidak rentan terhadap banjir serta pembangunan pagar," ujarnya.
Bangunan rumah sakit sendiri menempati tanah seluas 8000 meter persegi dengan luas bangunan lebih dari 1000 meter persegi. Pembangunan rumah sakit yang sepenuhnya dilakukan oleh kontraktor dan pekerja Myanmar itu dimaksudkan untuk membantu proses rekonsiliasi ketegangan antar komunal di Rakhine.
Menlu Retno juga mengindikasikan akan ada bantuan lain untuk warga Rakhine. Dikutip dari Reuters, diplomat nomor satu Indonesia tersebut mengatakan melalui video dari Yangoon bahwa,"Kami akan mendiskusikan secara detil mengenai proposal Indonesia terkait bagaimana Indonesia bisa memberi bantuan kemanusiaan ke Rakhine."
Editor’s picks
Baca juga: Krisis Rohingya Meningkat, Myanmar Malah Blokir Semua Bantuan
Isu Rohingya turut memanas di dalam negeri.
Meningkatnya eskalasi konflik di Rakhine yang diperkirakan memaksa puluhan ribu warga untuk mengungsi ke Bangladesh menjadi perhatian tersendiri di dalam negeri. Pada Minggu (3/9) Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta menjadi sasaran orang tak dikenal yang melemparkan sebuah bom molotov dan menyebabkan kebakaran kecil.
Protes juga terjadi pada Sabtu (2/9) di depan Kedutaan Besar Myanmar di mana demonstran mengajukan beberapa tuntutan. "Sekarang waktunya memutuskan hubungan [dengan Myanmar], memanggil duta besar kita dan mengusir duta besar mereka," kata salah satu demonstran.
Mereka juga meminta gelar Nobel Perdamaian Suu Kyi dicabut dan menuntut ASEAN untuk menekan pemerintah Myanmar agar menghentikan kekerasan di Rakhine. "Jika tidak bisa [menghentikan kekerasan], Aung San Suu Kyi tidak pantas mendapatkan Nobel Perdamaian," kata salah satu anggota demonstrasi.
Baca juga: Paus Fransiskus Minta Penderitaan Muslim Rohingya Dihentikan