Hinaan 'Wanita Menjijikkan' Trump ke Hillary Clinton Jadi Kampanye Feminis di Internet

Trump salah perhitungan

Debat Presiden AS kemarin (20/10/2016) melahirkan cukup banyak kejutan dari kubu Donald Trump, mulai dari penolakannya terhadap hasil pemilu jika dia kalah hingga hinaan 'wanita menjijikkan' oleh kandidat dari Partai Republik itu kepada lawannya. Ketika di atas panggung, mungkin Trump mengira tindakannya sudah tepat. Tapi, rupanya ia sudah salah perhitungan.

Saat Hillary Clinton menjelaskan tentang kebijakan jaring pengaman sosial, tiba-tiba Trump menginterupsi dengan menyebut lawannya 'wanita menjijikkan'.

Hinaan 'Wanita Menjijikkan' Trump ke Hillary Clinton Jadi Kampanye Feminis di InternetMike Blake/ANTARA FOTO/REUTERS

Wallace, moderator debat dari Fox News, menanyakan kepada kedua kandidat mengenai hutang negara dan jaring pengaman sosial. Hillary merinci visi dan misinya di area tersebut dengan berkata bahwa:

Kontribusiku terhadap jaring pengaman sosial akan naik (melalui pajak), begitu juga Donald -- dengan asumsi dia tidak menemukan cara untuk menghindarinya.

Waktu mendengar namanya disebut, Trump tiba-tiba mencondongkan tubuhnya ke arah microphone, lalu mengeluarkan hinaan 'wanita menjijikkan' kepada istri Bill Clinton tersebut.

Hillary sendiri tidak menggubris hinaan itu sama sekali. Dia tetap melanjutkan menjawab pertanyaan dari moderator. Dari layar TV pun Trump terlihat menggeleng-gelengkan kepala seakan-akan dirinya adalah korban dari jawaban Hillary.

Itu adalah sebuah trik cerdas yang digunakan kandidat dari Partai Demokrat tersebut. Dia sengaja mengusilli lawan politiknya itu dengan terang-terangan menyinggung soal Trump yang tidak membayar pajak. Hillary juga menunjukkan sikap tangguhnya dengan tidak menggubris sama sekali hinaan Trump itu.

Kalimat tersebut justru diucapkan setelah Trump berkata tidak ada orang yang lebih menghormati wanita dibanding dirinya. Sebenarnya, tidak bisa dipungkiri bahwa hinaan tersebut merupakan respon kekanak-kanakkan ala Donald Trump. Ayah dari Ivanka Trump itu sudah terkenal tidak bisa mengendalikan temperamennya ketika merasa tersinggung.

Media sosial menginterpretasikan hinaan tersebut menjadi sebuah kampanye positif yang justru mendukung Hillary Clinton.

Hinaan 'Wanita Menjijikkan' Trump ke Hillary Clinton Jadi Kampanye Feminis di InternetLucy Nicholson/ANTARA FOTO/REUTERS/Lucy Nicholson

Selama ini, bintang reality show itu selalu bisa menghindar dari berbagai tuduhan pelecehan seksual dengan menyalahkan orang lain. Contohnya, dia menyebut apa yang dilakukan Bill Clinton kepada wanita jauh lebih buruk. Namun, tidak untuk kali ini.

Trump selalu bersikap reaktif ketika dirinya tidak terima akan suatu hal. Saat di atas panggung, mungkin dia kira menghina Hillary Clinton dan berakting sebagai korban adalah langkah tepat. Sayangnya, para pengguna media sosial punya tafsirnya sendiri.

Selama lebih dari 24 jam sejak debat usai, Twitter dibanjiri dengan tagar #IAmANastyWoman (#AkuWanitaMenjijikkan). Bukannya turut menghujat Hillary, mereka justru mengubah hinaan tersebut menjadi kampanye feminis untuk menunjukkan bahwa wanita bisa jadi sosok tangguh.

 "#AkuWanitaMenjijikkan karena aku tidak akan menerima perlakuan tidak adil terhadap wanita, gadis, femmes & queers. Aku akan menjaga martabat kita dengan segala cara".

"#AkuWanitaMenjijikkan karena aku menolak rasisme, seksisme, homofobia, xenofobia, dan seorang pria yang mewakili itu semua: @realDonaldTrump".

"#AkuWanitaMenjijikkan karena aku yakin tempat seorang wanita adalah di Gedung Putih (kamu tahu, gedung besar berwana putih yang dibangun untuk para presiden) #MadamePresident".

"#AkuWanitaMenjijikkan karena aku memperlakukan semua orang layaknya aku ingin diperlakukan tidak peduli apapun ras, jenis kelamin, agama, kemampuan maupun usia". 

"#AkuWanitaMenjijikkan karena aku percaya pada hak perempuan untuk mengatur tubuhnya sendiri".

"#AkuWanitaMenjijikkan sebab aku menolah memilih antara menjadi ibu atau berkarir karena jender. Aku bisa dan akan melakukan KEDUANYA!"

 

 

thank a #NastyWoman today. ✌️

Foto kiriman Emma Gray (@emmaladyrose) pada

"Tempat seorang wanita menjijikkan adalah di Gedung Putih."

Baca Juga: Trump Bilang (Mungkin) Tak Akan Terima Hasil Pemilu, Tapi Cawapresnya Berkata Lain

Selain di Twitter, hinaan 'wanita menjijikkan' juga menginspirasi pembuatan situs dan kaos.

Hinaan 'Wanita Menjijikkan' Trump ke Hillary Clinton Jadi Kampanye Feminis di InternetBrian Snyder/ANTARA FOTO/REUTERS/Brian Snyder

Dilansir dari Huffington Post, beberapa menit usai debat, ada sebuah situs nastywomengetshitdone.com yang mengarah langsung ke situs resmi Hillary Clinton. Google Ghost juga membuat kaos dengan tulisan 'Nasty Woman' yang dijual seharga 25 dolar. 50 persen hasil penjualan kaos 'Nasty Woman' akan disumbangkan ke Planned Parenthood, sebuah institusi medis yang melayani informasi tentang kesehatan alat reproduksi dan aborsi.

Hinaan 'Wanita Menjijikkan' Trump ke Hillary Clinton Jadi Kampanye Feminis di InternetGoogle Ghost

Viralnya tagar itu menunjukkan banyak wanita yang masih merasa sering dilecehkan oleh pria dalam kehidupan sehari-hari.

Hinaan 'Wanita Menjijikkan' Trump ke Hillary Clinton Jadi Kampanye Feminis di InternetBrian Snyder/ANTARA FOTO/REUTERS/Brian Snyder

Tidak ada yang bisa menyangkal bahwa budaya patriarki masih melekat kuat dalam masyarakat, tidak hanya di Amerika Serikat tapi juga di Indonesia. Wanita yang berdiri sendiri dan berani mengeluarkan pendapat sering dicap sebagai 'bukan wanita seutuhnya' karena 'kodrat' mereka yang berada di bawah pria.

Hillary Clinton adalah salah satu tokoh wanita yang selama bertahun-tahun berkecimpung di dunia politik. Dia menjadi senator di negara bagian yang belum pernah dia tinggali barang sebulan pun. Setelah menjadi senator, dia menjadi capres, menteri luar negeri AS, dan wanita satu-satunya yang bisa melangkah sejauh ini dalam pemilu presiden negara Paman Sam itu.

Meski banyak kontroversi yang mengelilinginya, seperti isu kesehatan, server pribadi, hingga hubungan dengan Wall Street, namun tidak diragukan lagi Hillary Clinton telah muncul ke permukaan sebagai satu dari sedikit wanita terkuat di dunia, apalagi jika nanti dirinya dinobatkan menjadi penghuni White House berikutnya.

Dibutuhkan keberanian, ketangguhan, dan kesabaran tingkat tinggi untuk seorang wanita yang berambisi menjadi pemimpin, terutama di dunia yang didominasi laki-laki. Ada ekspektasi bahwa perempuan seutuhnya adalah nice girls (perempuan baik-baik). Menanggapi ini, di sebuah kolom di The Guardian terdapat tulisan:

Perempuan baik-baik tidak mencalonkan diri menjadi presiden.

Baca Juga: Donald Trump Menghina Tiongkok, Putrinya Justru Pakai Gaun Rancangan Desainer dari Negara Itu 

Topik:

Berita Terkini Lainnya