Bos Cambridge Analytica Akui Pakai Berita Bohong untuk Kampanye

Segala cara dilakukan untuk memenangkan kandidat yang membayarnya.

London, IDN Times - Alexander Nix, bos Cambridge Analytica, mengaku kepada reporter yang menyamar bahwa pihaknya bisa menggunakan cara apapun untuk menyetir kampanye di berbagai negara. Pengakuan itu adalah bagian dari tayangan eksklusif stasiun televisi Inggris, Channel 4 News, yang tayang pada Senin (19/3).

1. Dari berita bohong hingga kerja sama dengan mantan mata-mata

Bos Cambridge Analytica Akui Pakai Berita Bohong untuk KampanyeYouTube

Channel News 4 menugaskan para reporter untuk menyamar dan menemui Nix serta sejumlah eksekutif dari Cambridge Analytica. Berdasarkan investigasi tersebut, mereka menyombongkan diri bahwa untuk membantu klien, segala hal bisa dilakukan, termasuk menyebarkan berita bohong.

Bahkan, pihak lawan bisa dijebak dalam sebuah penyuapan palsu maupun menyewa pekerja seks komersial (PSK) untuk merayu mereka. Cambridge Analytica, kata para petinggi, juga sanggup bekerja sama dengan mantan mata-mata.

"Memang terdengar sangat buruk untuk dikatakan, tapi hal-hal seperti itu tak harus selalu merupakan kebenaran selama bisa dipercaya," kata Nix merujuk kepada teknik-teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan kandidat yang membayar Cambridge Analytica.

Baca juga: Cambridge Analytica Pakai Jutaan Data Pengguna Facebook untuk Kampanye Trump

2. Keburukan lawan akan dicari-cari dan dieksploitasi

Bos Cambridge Analytica Akui Pakai Berita Bohong untuk KampanyeYouTube

Para reporter yang menyamar itu mengaku bahwa mereka perwakilan keluarga kaya raya asal Sri Lanka yang ingin mencari pengaruh politik. Nix menyampaikan trik kotor apa saja yang bisa dikerjakan selama mereka bersedia membayar, salah satunya mencari rahasia buruk lawan.

Cambridge Analytica, menurut Nix, melakukannya dengan bantuan bekas intelijen Inggris dan Israel. Tak sampai di situ saja, Nix menjanjikan pihaknya sanggup mengerjakan yang lebih dari itu. 

"Mencari-cari kesalahan terdalam itu menarik, tapi kamu tahu yang sama efektifnya adalah langsung saja menawarkan petahana sebuah kesepakatan yang terlalu baik untuk jadi kenyataan dan pastikan itu terekam video. Kamu tahu taktik-taktik itu sangat efektif, langsung dapat bukti video adanya korupsi."

3. Skandal seks juga dianggap sebagai taktik yang sangat berguna

Bos Cambridge Analytica Akui Pakai Berita Bohong untuk Kampanyetwitter.com/camanalytica

Opsi lain untuk menjatuhkan rival adalah dengan seks. "Kirimkan beberapa perempuan ke sekitar rumah kandidat, kami punya banyak catatan sejarah tentang berbagai hal. Kita bisa membawa beberapa perempuan Ukraina untuk berlibur, kamu tahu apa maksudku," kata Nix.

Tak sedikit dari yang mereka lakukan masih bisa ditutup rapat-rapat. "Kami terbiasa beroperasi dengan berbagai cara berbeda, di bawah bayang-bayang, dan aku tak sabar membangun hubungan jangka panjang dan penuh rahasia dengan kalian," tambahnya.

4. Cambridge Analytica membantah laporan investigasi Channel News 4

Bos Cambridge Analytica Akui Pakai Berita Bohong untuk KampanyeSaatchi & Saatchi

Usai ditayangkan, Cambridge Analytica mengeluarkan pernyataan yang isinya berupa bantahan pernah mengerjakan semua yang terekam kamera. Menurut mereka, Channel News 4 menjebak orang-orang Cambridge Analytica untuk berbicara tentang praktik-praktik tak beretika.

"Kami membantah semua tuduhan bahwa Cambridge Analytica atau afiliasinya menggunakan cara-cara menjebak, menyuap atau yang disebut 'perangkap-madu' untuk tujuan apapun... Cambridge Analytica tidak menggunakan material tak benar untuk apapun," tulis mereka, seperti dikutip dari The Guardian.

Nix juga berkata,"Karena mengikuti arah pembicaraan...kami menyebutkan sejumlah skenario bersifat hipotesa yang gila. Aku sadara bagaimana ini kelihatannya...Aku sangat menyesali peranku dalam pertemuan itu dan aku sudah meminta maaf kepada para staf. Aku harusnya mengetahui ke mana arah pembicaraan klien potensial dan segera mengakhirinya."

Baca juga: Mark Zuckerberg 'Menghilang' di Tengah Skandal Cambridge Analytica

Topik:

Berita Terkini Lainnya