Mark Zuckerberg 'Menghilang' di Tengah Skandal Cambridge Analytica

Jumlah kekayaannya menurun menyusul terbongkarnya kebocoran data pengguna Facebook.

Los Angeles, IDN Times - Pengakuan seorang whistleblower yang pernah menukangi berdirinya Cambridge Analytica, Christopher Wylie, tentang pemakaian data pengguna Facebook untuk kampanye membuat Mark Zuckerberg disorot. Pendiri Facebook ini pun kini "menghilang".

1. Saham dan kekayaan Zuckerberg menurun

Mark Zuckerberg 'Menghilang' di Tengah Skandal Cambridge Analyticafacebook.com/Mark Zuckerberg

Seperti dilaporkan The Guardian, nilai saham Facebook menurun 6,77 persen pada Senin (20/3) menyusul ramainya pemberitaan media terkait Cambridge Analytica. Zuckerberg sendiri memiliki 16 persen saham di Facebook sehingga secara otomatis kekayaannya juga ikut menurun.

Menurut laporan, ia kehilangan Rp 76 triliun. Para investor Facebook pun dikabarkan khawatir dengan terungkapnya peristiwa yang sebenarnya sudah diketahui pengacara perusahaan pada 2015 lalu, tapi memilih untuk diam.

Baca Juga: Cambridge Analytica Pakai Jutaan Data Pengguna Facebook untuk Kampanye Trump

2. Facebook mengeluarkan pernyataan yang berisi niat untuk segera melakukan investigasi

Mark Zuckerberg 'Menghilang' di Tengah Skandal Cambridge Analyticainstagram.com/facebook

Pihak Facebook, bukan Mark Zuckerberg, merilis pernyataan resmi pada 19 Maret. Dalam pernyataan tersebut Facebook menegaskan bahwa mereka akan bekerja sama dengan firma forensik digital untuk mengaudit klaim Cambridge Analytica.

Itu diperlukan untuk mencari tahu apakah Cambridge Analytica masih memiliki data pengguna. Sebelumnya, Wylie mengaku menerima surat dari pengacara Facebook yang isinya memintanya untuk menghapusnya.

Namun, kata Wylie, Facebook tak melakukan apapun untuk memastikan apakah ia sudah melakukannya. "Jika datanya masih ada, itu akan jadi pelanggaran berat terhadap kebijakan-kebijakan Facebook dan pelanggaran terhadap kepercayaan dan komitmen yang tak bisa diterima," tulis Facebook.

3. Zuckerberg diminta untuk tidak bersembunyi

Mark Zuckerberg 'Menghilang' di Tengah Skandal Cambridge Analyticainstagram.com/zuck

Facebook tengah disorot di kedua sisi Samudera Atlantik. Di Amerika Serikat, senator Ron Wyden mengaku sudah merinci pertanyaan tentang kebocoran data dan menuntut jawaban pada 13 April. Kemudian, dua senator lainnya menuntut pemanggilan para petinggi Facebook, Twitter dan Google ke gedung Senat.

Sebelumnya, anggota parlemen Inggris dari Konservatif, Damian Collins, juga mengkritik keterlibatan Facebook dan sikap diam dari pendirinya. "Sudah saatnya Mark Zuckerberg berhenti bersembunyi di balik halaman Facebooknya," kata Collins.

Ia juga menegaskan bahwa auditor Facebook tidak seharusnya ikut menginvestigasi klaim Wylie. "Investigasi tersebut harus dilakukan oleh otoritas yang semestinya," tulis Collins melalui akun Twitter pribadinya.

4. Wylie membeberkan bahwa ada sebanyak 50 juta data pengguna Facebook yang dipakai untuk keperluan kampanye Donald Trump

Mark Zuckerberg 'Menghilang' di Tengah Skandal Cambridge AnalyticaThe Guardian

Pada akhir pekan lalu The Observer dan The Guardian mempublikasikan pemberitaan terkait Cambridge Analytica. The Guardian melakukan wawancara eksklusif dengan sang whistleblower, Wylie, terkait perannya di perusahaan tersebut dan siapa saja yang terlibat.

Ia mengungkap bahwa sebuah lembaga penelitian Global Science Research (GSR) milik akademisi University of Cambridge bernama Aleksandr Kogan memanen data jutaan pengguna Facebook dan menjualnya ke Cambridge Analytica.

Data-data tersebut kemudian dipakai oleh Wylie dan rekan-rekannya untuk, salah satunya, menjadi alat kampanye Donald Trump pada 2016. Cambridge Analytica membuat algoritme berdasarkan profil-profil tersebut yang mengarahkan mereka untuk memilih Trump.

Baca juga: George Soros: Eksploitasi oleh Facebook dan Google Rugikan Masyarakat

Topik:

Berita Terkini Lainnya