Aksi Lilin, Berdoa Hingga Menggulingkan Kepala Negara

Dari Amerika Serikat, Palestina, Korea Selatan, hingga Indonesia

Berbagai kota di Indonesia tengah dibanjiri dengan aksi menyalakan lilin dalam beberapa hari terakhir, tepatnya usai hakim menjatuhkan vonis dua tahun penjara kepada Gubernur DKI non-aktif, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Diawali dari depan Rutan Klas 1 Cipinang, Jakarta Timur, aksi lilin tersebut menyebar ke penjuru Indonesia. Yogyakarta, Surabaya, Kupang, Batam, Pontianak, hingga Manokwari turut menyalakan lilin yang mereka sebut sebagai aksi solidaritas kepada Ahok dan Indonesia.

Bahkan, sejumlah WNI di beberapa negara juga turut menyalakan lilin, seperti dari Kanada, Australia, Amerika Serikat, dan Malaysia. Awalnya, aksi menyalakan lilin ini adalah bentuk doa untuk Ahok yang mereka nilai sedang menghadapi ketidakadilan.

Pada perkembangannya, aksi tersebut juga menyentuh isu-isu lain seperti dukungan kepada pemerintah Indonesia untuk memberantas intoleransi serta pihak-pihak yang ingin mengganti Pancasila dengan ideologi lain. Pasalnya, ini bertepatan dengan pernyataan pemerintah yang membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia karena organisasi tersebut bertentangan dengan Pancasila.

Baca Juga: Giliran Surabaya, "1000 Lilin" Diisi Doa Lintas Agama

Indonesia sebenarnya tak asing dengan aksi lilin.

Aksi Lilin, Berdoa Hingga Menggulingkan Kepala Negarainfonawacita.com

Sebelum aksi lilin yang marak belakangan ini, sejumlah warga Indonesia pernah menyelenggarakan aksi serupa pada 14 November 2016 untuk mengecam bom di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur.  Aksi tersebut dilaksanakan di Bundaran HI, Jakarta Pusat.

"Kami mengutuk keras teror yang terjadi dua hari belakangan ini. Kami yakin ini bukan dilakukan umat agama tertentu. Ini murni teror," ujar juru bicara aksi, seperti dikutip dari Kompas. Ribuan penduduk Bandarlampung juga pernah turun ke jalan dan mengadakan aksi lilin pada 17 Maret 2016.

Mereka memprotes pelayanan PLN Lampung karena pemadaman listrik sering terjadi di daerah mereka. Subadra Yani, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Lampung, menyebut aksi itu sebagai bentuk keprihatinan warga.

Contoh lainnya adalah aksi lilin pada 1 April 2014 untuk menuntut pembebasan TKI Satinah dari hukuman pancung oleh pemerintah Arab Saudi. Menurut Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah, aksi tersebut penting untuk menunjukkan kepada pemerintah Indonesia bahwa satu nyawa pun harus dihormati.

Baca Juga: [INFOGRAFIS] Cepatnya Penindakan Korupsi di Korea Selatan, Bagaimana dengan Indonesia?

Aksi menyalakan lilin paling fenomenal terjadi di Korea Selatan hingga bisa menggulingkan kepala negara.

Aksi Lilin, Berdoa Hingga Menggulingkan Kepala NegaraAP via Mashable

Tak hanya Indonesia, aksi lilin juga populer di Korea Selatan. Jutaan warga sempat turun ke jalan-jalan utama di Seoul sejak Park Geun Hye -- kini mantan Presiden Korea Selatan -- dilaporkan terlibat sejumlah skandal, termasuk penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi. Rakyat Korea Selatan pun langsung marah dan tak terima.

Mereka menuntut agar Park mundur sebagai presiden dan segera menjalani proses hukum. Jutaan massa tersebut menyampaikan tuntutannya dengan membawa lilin. Dikutip dari Global Research, awalnya pada 29 Oktober 2016 hanya ada sekitar 30.000 orang yang menyalakan lilin di Alun-alun Cheonggye sebagai bentuk protes.

Karena pemberitaan media yang tiada henti, aksi lilin pun terus berlanjut. Dari segi jumlah peserta pun terus meningkat. Dari sekitar 200.000 orang pada 5 November 2016, kemudian meningkat menjadi hampir 2 juta orang di bulan yang sama. Puncaknya, pada 3 Desember, ada sekitar 2,3 juta orang yang turun ke jalan menyalakan lilin.

Polisi pun bukannya tak mencoba untuk membatasi aksi mereka yang bisa berlangsung hingga tengah malam. Namun, pengadilan kemudian memutuskan bahwa tugas polisi adalah untuk melindungi warga (termasuk demonstran), bukan menghentikan mereka. Rangkaian aksi lilin tersebut berujung pada pemakzulan Park Geun Hye oleh parlemen dan Mahkamah Konstitusi Korea Selatan pada 10 Maret 2017.

Aksi lilin di sejumlah negara juga untuk menunjukkan solidaritas kepada warga Palestina.

Aksi Lilin, Berdoa Hingga Menggulingkan Kepala NegaraAhmad Al-Bazz/ActiveStills via electronicintifada.net

Konflik antara Israel dan Palestina memang menjadi sorotan komunitas internasional. Banyak orang kemudian menunjukkan rasa solidaritasnya dengan cara menyalakan lilin. Misalnya, pada Juli 2014 sejumlah warga Palestina di Tepi Barat mengadakan aksi lilin untuk korban konflik di Jalur Gaza.

Kemudian pada 2 Agustus 2014, 150 anggota komunitas keturunan Palestina di Hungaria mengadakan aksi lilin di ibu kota Budapest untuk mendoakan warga Palestina yang menjadi korban konflik. Sebelumnya, yakni pada Februari 2013, sejumlah warga Bahrain menyalakan lilin solidaritas untuk para tahanan perang Palestina yang dipenjara tanpa proses pengadilan oleh Israel.

Aksi Lilin, Berdoa Hingga Menggulingkan Kepala NegaraReuters via english.ahram.org.eg

Warga Palestina juga menunjukkan solidaritas kepada korban serangan terorisme di Paris yang terjadi pada 13 November 2015 dan menewaskan 130 orang dan melukai 350 orang lainnya. Mereka yang berada di Bethlehem dan Ramallah berkumpul dan mendoakan korban serta warga Paris dengan menyalakan lilin.

Aksi lilin juga kerap dilakukan untuk mengampanyekan kesadaran akan penyakit AIDS sekaligus sebagai bentuk solidaritas kepada penyandangnya.

Aksi Lilin, Berdoa Hingga Menggulingkan Kepala Negaracandlelightmemorial.org

AIDS Candlelight Memorial (IACM) adalah gerakan akar rumput dari para aktivis HIV/AIDS di San Francisco, Amerika Serikat, yang dimulai pada 1983. IACM memiliki gerakan simbolik berupa aksi lilin untuk mengekspresikan solidaritas kepada penyandang AIDS dan mengampanyekan kesadaran akan penyakit tersebut.

Gerakan ini tak hanya ada di Amerika Serikat, tapi juga telah menyebar ke berbagai negara. Misalnya, pada 14 Mei 2016, Filipina menjadi negara pertama yang menyelenggarakan AIDS Hour di mana warga menyalakan lilin dari pukul 18.00 hingga 19.00. Warga Perth, Australia, juga tak ketinggalan untuk menyelenggarakan aksi menyalakan lilin untuk memperingati AIDS Candlelight Memorial.

Baca Juga: [OP-ED] Ribuan Lilin Menyala, Benarkah Hanya untuk Ahok?

Topik:

Berita Terkini Lainnya