Agar Kapok, Korsel Usulkan Embargo Minyak Terhadap Korut

Tiongkok diprediksi akan menolak usulan tersebut.

Kabar mengenai Korea Utara yang meledakkan bom hidrogen bawah tanah pada Minggu (3/9), membuat geram sejumlah negara, termasuk Korea Selatan. Presiden Moon Jae In mengusulkan kepada PBB untuk segera menjatuhkan sanksi yang lebih berat kepada rezim yang dipimpin Kim Jong-un.

Korea Selatan berharap ada embargo minyak.

Agar Kapok, Korsel Usulkan Embargo Minyak Terhadap KorutDamir Sagolj/REUTERS

Seperti dilaporkan Financial Times, pemerintah Korea Selatan siap melobi PBB untuk menghentikan suplai minyak ke Korea Utara. Menurut Moon Jae In, langkah ini berpotensi besar membuat posisi Kim Jong-un melemah.

"Sudah saatnya Dewan Keamanan PBB serius mempertimbangkan cara-cara untuk memblokade sumber mata uang asing Korea Utara, termasuk menghentikan suplai minyak ke sana dan. PBB juga harus mempertimbangkan untuk melarang para warga Korut bekerja ke luar negeri," katanya.

Baca Juga: Makin "Bandel", Cara Ini Dianggap Bisa Menghentikan Kim Jong-un

Amerika Serikat menegaskan Korea Utara sudah keterlaluan.

Agar Kapok, Korsel Usulkan Embargo Minyak Terhadap KorutJoe Penney/REUTERS

Usulan Korea Selatan tersebut bisa saja mendapat dukungan Amerika Serikat. Pasalnya, Duta Besar Amerika Serikat untuk DK PBB, Nikki Haley, mengeluarkan pernyataan tegas untuk memperingatkan Kim Jong-un pada Senin (4/9).

"Perang bukan sesuatu yang diinginkan Amerika Serikat, tapi kesabaran negara kami juga ada batasnya," tegas Haley. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump sendiri sempat menuding Presiden Korea Selatan bersikap lunak terhadap Korea Utara. Trump mengatakan bahwa jika hal seperti ini dibiarkan akan mengancam hubungan diplomatik kedua negara.

Tiongkok diprediksi takkan menyetujuinya.

Agar Kapok, Korsel Usulkan Embargo Minyak Terhadap KorutKCNA via REUTERS

Usulan embargo minyak terhadap Korea Utara disebut-sebut akan dilawan oleh pemerintah Tiongkok. Hal ini karena Xi Jinping takut jatuhnya rezim Kim Jong-un akan mengakibatkan kekacauan kemanusiaan dan geopolitik.

Salah satu contohnya adalah eksodus pengungsi dari Korea Utara ke Tiongkok karena kedua negara saling berbatasan langsung. Padahal, sebagai mitra dagang terbesar Korea Utara, Tiongkok dianggap merupakan pihak kunci dalam penyelesaian persoalan program nuklir Kim Jong-un. 

Kim Byung Yeon dari Seoul National University berkata kepada Financial Times bahwa,"Perdagangan adalah satu-satunya sumber ekonomi paling penting untuk rezim Korea Utara."

Bulan lalu, DK PBB sudah menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Korea Utara dengan melarang ekspor mineral dan diestimasi mampu memotong pemasukan sebesar US$ 3 miliar.

Baca Juga: Sejumlah Produk 'Made in China' Ternyata Dibuat di Korea Utara

Topik:

Berita Terkini Lainnya