300 Ton Bangkai Babi Dikubur Diam-diam, Ini yang Terjadi

Babi berpenyakit itu diduga dikuburkan secara diam-diam.

Warga yang tinggal di salah satu area di provinsi Zhejiang, Tiongkok, memprotes otoritas setempat terkait munculnya bau tak sedap selama bertahun-tahun di sekitar lingkungan mereka. Penyelidik lingkungan yang dikirimkan pemerintah untuk mencari tahu asal-muasal bau itu terkejut ketika menemukan sumbernya.

Rupanya ada banyak sekali bangkai babi berpenyakit yang dikuburkan di sekitar area itu.

300 Ton Bangkai Babi Dikubur Diam-diam, Ini yang TerjadiNational Geographic

Dikutip dari The Guardian, Tiongkok tengah mengalami polusi lingkungan yang sebelumnya belum pernah terjadi. Bukan dari asap pabrik atau kendaraan bermotor, tapi bangkai babi. Menurut Xinhua, kantor berita milik pemerintah Tiongkok, ada sekitar 300 ton bangkai babi berpenyakit yang dikuburkan secara diam-diam di sekitar area itu.

Alhasil, bau yang dihasilkan sangat menyengat. Bahkan, petugas yang bertanggungjawab untuk membongkar kuburan babi-babi itu sampai tak tahan mencium baunya dan muntah. Per 30 Agustus sendiri dikabarkan ada lebih dari 200 ton bangkai yang ditemukan dan dibawa ke permukaan.

Baca juga: Kurangi Polusi, Ratusan Pabrik di Tiongkok Ditutup

Ada lima orang tersangka yang sudah ditahan.

300 Ton Bangkai Babi Dikubur Diam-diam, Ini yang TerjadiNPR

Xinhua juga melaporkan bahwa saat ini aparat berwajib telah menahan lima orang yang diduga menjadi pelaku pembuangan 300 ton bangkai babi tersebut. Pemerintah setempat menuduh mereka sengaja menguburkan babi-babi itu dan bukannya mengirimkan ke pusat kremasi. Ini dilakukan antara tahun 2013 dan 2014.

Pemerintah juga mengaku telah mengidentifikasi perusahaan yang diduga memiliki babi-babi berpenyakit itu. Sementara investigasi terus berlanjut, pemerintah ingin biro keamanan publik, departemen lingkungan dan pertanian untuk memastikan tak ada bangkai yang tertinggal di tanah.

Mereka juga segera melakukan evaluasi dampak lingkungan dari keberadaan 300 ton bangkai tersebut. Pembuangan bangkai secara ilegal dilakukan pemilik usaha untuk menghemat biaya.

Masyarakat tak hanya dihantui dengan bau tak sedap. Mereka pun khawatir bahwa air yang mereka minum terkontaminasi racun dari bangkai, sehingga mereka memilih minum air kemasan.

"Begitu bangkai terurai, polutan pasti akan masuk ke tanah dan waduk air," ujar salah satu warga. Ketakutan itu bisa dipahami. Meski demikian, hasil penelitian sejauh ini tak menunjukkan adanya virus flu burung seperti H5 dan H7 yang muncul.

Baca Juga: Negara Ini Akan Larang Penjualan Mobil Berbahan Bakar Fosil

Topik:

Berita Terkini Lainnya