Kurangi Polusi, Ratusan Pabrik di Tiongkok Ditutup

Kerugian ekonomi dialami oleh pemilik pabrik.

Ratusan pabrik di beberapa wilayah di Tiongkok ditutup, bahkan ada yang dihancurkan, karena pemerintah ingin fokus mengatasi polusi udara yang semakin memburuk. Para pemilik pabrik tentu tak senang dengan keputusan ini. Mereka mengaku mengalami kerugian.

Pemerintah ingin ada tindakan tegas.

Kurangi Polusi, Ratusan Pabrik di Tiongkok DitutupAly Song/REUTERS via Foreign Affairs

Polusi di Tiongkok tergolong paling buruk di dunia. Pada 2015, Perdana Menteri, Li Keqiang berpidato di hadapan anggota parlemen Tiongkok bahwa pemerintah berjanji akan melakukan apapun untuk memerangi polusi udara. 

Dikutip dari Reuters, di tahun tersebut juga penutupan sejumlah pabrik sudah dimulai. Sebagian besar merupakan pabrik baja dan nikel yang menghasilkan banyak asap dan gas rumah kaca. Pabrik-pabrik yang ditutup, menurut pemerintah, adalah yang tak mematuhi aturan lingkungan.

Baca Juga: Unik, Ladang Panel Solar Ini Berbentuk Panda Raksasa

Kerugian pun tak terhindarkan.

Kurangi Polusi, Ratusan Pabrik di Tiongkok DitutupAly Song/REUTERS via Foreign Affairs

Bagi para pemilik pabrik yang dianggap melanggar peraturan, penutupan tersebut membuat mereka menderita kerugian. Seperti dilaporkan Global Times China, ada 267 pabrik di Chengdu, Provinsi Sichuan, yang telah ditutup.

Sedangkan ratusan lainnya dipaksa mengurangi produksi. Belum jelas apakah mereka akan diizinkan beroperasi kembali. Salah satu produsen baja mengaku bahwa ia menderita kerugian hampir sebesar Rp 6 miliar dalam sehari.

Kebijakan tersebut dianggap bukan solusi untuk mengurangi asap tebal di berbagai kota di Tiongkok. "Masih ada asap tebal walau kami menghentikan produksi, jadi siapa yang akan membayar kerugian kami?" tanya salah satu produsen dengan nada protes.

Beberapa pabrik tak mematuhi aturan dan tetap beroperasi.

Kurangi Polusi, Ratusan Pabrik di Tiongkok DitutupAly Song/REUTERS via Foreign Affairs

Sixthtone.com melaporkan bahwa pada 2015 lalu sejumlah pabrik yang sudah ditutup oleh Kementerian Lingkungan Hidup Tiongkok diam-diam beroperasi kembali. Mereka tak mempedulikan perintah pemerintah untuk menghentikan produksi sama sekali.

Jumlahnya, menurut pejabat terkait, ada sekitar 285 pabrik. Bahkan, ketika melakukan inspeksi, para pekerja pabrik merampas kartu identitas pejabat kementerian dan memaksa mereka untuk berhenti melakukan tugas.

Baca Juga: Jadi Bahan Meme, Pemerintah Tiongkok Blokir Winnie The Pooh

Topik:

Berita Terkini Lainnya