Tiongkok Blokir Kata "Kim Si Gemuk yang Ketiga" dari Internet

Pemerintah Tiongkok resmi memblokir kalimat 'Kim si gemuk yang ke-III' di website negaranya. Pasalnya rangkaian kata tersebut merupakan bentuk hinaan bagi Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-Un.

Dikutip Huffington Post, (17/11), penyensoran tersebut dilakukan usai Pejabat Tinggi Tiongkok bertemu beberapa perwakilan Korea Utara. Keduanya adalah negara yang memiliki persahabatan yang sangat erat satu sama lain.

Usai memberlakukan kebijakan sensor ketat tersebut, kini pencarian kata 'Kim si gemuk yang ke-III' atau dalam bahasa lokal disebut Jin San Pang itu, sudah tidak bisa ditemukan lagi. Terutama di dua situs besar Baidu dan micro-blogging Weibo.

Tiongkok memutuskan segera menghapus sebelum Kim Jong-Un marah.

Para pejabat Korea Utara meminta penyensoran tersebut kepada Tiongkok. Hal ini ditujukan agar Kim Jong-un tidak menemukan adanya kata-kata tersebut. Pemerintah Tiongkok sendiri melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Geng Shuang mengatakan tujuan mereka menyensor kalimat itu adalah karena negaranya ingin membina hubungan yang baik dengan Korea Utara.

Hal ini menunjukan bahwa pemerintah Tiongkok tetap menunjukkan komitmen untuk membangun hubungan yang sehat dan lingkungan berpendapat yang beradab. Mereka tidak setuju jika pemimpin negara lain dihina atau dijelek-jelekan.

Sebelumnya memang kata Jin San Pang, termasuk salah satu pencarian populer di Baidu. Bahkan banyak pengguna internet yang mencoba mencari info mengenai Kim Jong-un dan menemukan artikel tersebut.

Baca Juga: Uber dan Taksi Online Lain di AS Terkenal Diskriminatif, Apa Penyebabnya?

Walau kata Jin San Pang sudah disensor, namun ada perkataan lain yang ditujukan menghina Kim Jong-un yang masih belum kena sensor, contohnya adalah 'Kim Gemuk, Gemuk, Gemuk'.

Jangan ada lagi pemimpin lain yang diolok-olok.

Kim Jong-un merupakan generasi ketiga dari dinasti Kim yang telah menguasai Korea Utara sejak 1948. Julukan yang terkesan meremehkan itu rupanya cukup marak di kalangan anak muda Tiongkok. Sebutan itu dilontarkan sebagai wujud dari kritik atas perilaku otokratis Kim di perbatasan Selatan Korea Utara.

Larangan ini dikeluarkan oleh Pemerintah Tiongkok yang dinilai khawatir penghinaan tersebut dapat menimbulkan perang dengan Korea Utara. Selama ini, kedua negara telah bekerjasama menjadi sekutu dalam waktu beberapa dekade.

Baca Juga: Kamus Oxford Nobatkan 'Post-Truth' sebagai Istilah Tahun Ini, Ini Artinya!