Trump Pernah Berjanji Akan Penjarakan Clinton Usai Jadi Presiden, Tapi Kenyataannya...

Trump berubah!

Usai terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menyatakan tidak akan mengupayakan penyelidikan lebih lanjut atas kasus e-mail pribadi Hillary Clinton. Padahal pada masa kampanyenya Trump mengatakan, jika menjadi Presiden AS maka dia akan memenjarakan saingannya tersebut.

Trump Pernah Berjanji Akan Penjarakan Clinton Usai Jadi Presiden, Tapi Kenyataannya...Carlos Barria/Reuters via ANTARA FOTO

Dikutip BBC.com, Direktur Biro Intelegen Federal (FBI) Kellyanne Conway pun juga membenarkan bahwa Trump tidak ingin meneruskan penyelidikan atas masalah e-mail Hillary. Conway menegaskan bahwa Hillary harus menghadapi kenyataan bahwa mayoritas warga AS tidak percaya pada dirinya.

Sebelumnya, sekitar sepekan menjelang Pemilu AS, Direktur FBI James Comey menyatakan kepada publik bahwa pihak tengah membuka kembali penyelidiki sejumlah e-mail pribadi Clinton. Pembukaan e-mail tersebut terkait kasus Anthony Weiner, bekas anggota kongres yang melakukan skandal seksual. Namun, FBI kemudian menyatakan tidak ada bukti kriminal dalam pemeriksaan sejumlah e-mail baru Hillary.

Skandal Hillary sempat mencuri perhatian publik.

Trump Pernah Berjanji Akan Penjarakan Clinton Usai Jadi Presiden, Tapi Kenyataannya...Mike Segar/Reuters via ANTARA FOTO

Donald Trump memang kerap kali mengungkit soal skandal e-mail tersebut untuk menyerang kandidat dari Partai Demokrat itu selama kampanye. Namun, kini setelah terpilih sebagai Presiden AS, sikap Trump ternyata berubah.

Baca Juga: Menuai Protes, Turki Tarik Rancangan UU Kekerasan Seksual.

Isu tersebut memengaruhi hasil Pemilu AS kemarin.

Trump Pernah Berjanji Akan Penjarakan Clinton Usai Jadi Presiden, Tapi Kenyataannya...Joshua Robberts/Reuters via ANTARA FOTO

Sementara itu, Donald Trump sendiri belakangan menuai sejumlah kontroversi usai terpilih sebagai presiden. Seperti yang kita tahu Trumo membuat kebijakan yang menjadi pro kontra di kalangan masyarakat, salah satunya adalah rencana deportasi ribuan imigran gelap.

Namun, hal tersebut masih tertutupi masalah e-mail ini. Kemudian FBI kemudian mengatakan kepada Kongres tidak ada kesimpulan baru dalam penyelidikan karena tidak ada bukti-bukti kriminal dalam pemeriksaan sejumlah e-mail baru Clinton. Namun, keputusan tersebut justru membuat para pendukung Clinton berang. Mereka berpendapat bahwa pernyataan direktur FBI itu sudah terlambat dan berpengaruh atas kekalahan Clinton.

Awal mula kasus Clinton.

Trump Pernah Berjanji Akan Penjarakan Clinton Usai Jadi Presiden, Tapi Kenyataannya...Brian Snyder/Reuters via ANTARA FOTO

Awal mula kasus skandal penggunaan surel pribadi oleh Clinton ini terjadi pada saat menjabat sebagai Menteri Luar Negeri AS pada periode 2009-2013. Kasus ini sebenarnya sudah ditutup pada pertengahan Juli lalu.

Namun, Comey memutuskan untuk meninjau kembali skandal tersebut adanya sejumlah temuan baru dalam penyelidikan terpisah terhadap Anthony Weiner. Kasus Weiner ini melibatkan pelecehan seksual melalui pesan pendek cabul kepada seorang gadis di bawah umur. Kasus justru ditutup kembali dua minggu jelang pemiliha Presiden AS.

Akan tetap pada akhirnya, Trump sudah menjadi Presiden ke-45 AS. Akankah Trump menjadi presiden yang benar-benar diidamkan masyarakat AS?

Baca Juga: Ibu Kota Swedia Akan Dihiasi Patung Ibrahimovic, Kok Bisa?

Topik:

Berita Terkini Lainnya