Usut Dalang Meninggalnya Dua Bocah saat Antre Sembako, Polisi Bentuk Satuan Khusus

Polisi masih sebut kematian bisa jadi bukan karena antre

Jakarta, IDN Times- Kabar meninggalnya dua bocah bernama Adinda Rizki (12) dan Mahesa Janedi (10) pada kegiatan bagi-bagi sembako bertajuk ‘Untukmu Indonesia’ yang digelar di Monumen Nasional (Monas) Sabtu (28/4) menyita perhatian publik.

Terjadi silang pendapat antara Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno dengan pihak kepolisian soal penyebab insiden tesebut. Tatkala Sandi mengatakan penyebab kematiannya karena korban berebut untuk menukar kupon dengan sembako, aparat kepolisian justru menyampaikan mereka kehilangan nyawa karena dehidrasi dan kekurangan air.

1. Kepolisian akan bentuk tim khusus

Usut Dalang Meninggalnya Dua Bocah saat Antre Sembako, Polisi Bentuk Satuan KhususANTARAFOTO/Aprillio Akbar

Menanggapi hal itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Azis telah memerintahkan anggotanya untuk membentuk satuan khusus guna mengusut tuntas kasus yang menewaskan dua warga Pademangan, Jakarta Utara.

“Sementara dalam penyelidikan dari Ditreskrimum bersama tim dari Jakarta Pusat. Saya sudah bentuk tim gabungan dari Polres Jakarta Pusat dan Kriminal Umum untuk menyelidi latar belakang kasus itu,” kata Idham di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (2/5).

Baca juga: Sandiaga Minta Kasus Anak Meninggal saat Bagi Sembako Tidak Dipolitisasi

2. Penyebab kematian belum tentu karena antre sembako

Usut Dalang Meninggalnya Dua Bocah saat Antre Sembako, Polisi Bentuk Satuan KhususANTARA FOTO/Hafidz Mubarak

Lantaran penyebab kematian masih dalam proses penyelidikan, pihak kepolisian belum bisa mengumumkan dengan pasti penyebab dua bocah tersebut kehilangan nyawa.

“Belum tentu (karena berdesakan antre), kan saya bilang masih penyelidikan,” imbuh dia singkat.

3. Keluarga korban mengaku panitia tak acuh dalam memberikan pertolongan pertama
 

Usut Dalang Meninggalnya Dua Bocah saat Antre Sembako, Polisi Bentuk Satuan KhususANTARA FOTO/Hafidz Mubarak

Sebagaimana diketahui, ibunda dari Adinda Rizki, Komariyah, melapor ke Bareskrim Polri guna mencari keadilan atas kematian anaknya. Ibu berusia 49 tahun itu merasa shock karena panitia yang menjaga lokasi tidak sigap dalam memberikan bantuan kepada sang korban.

“Saat kejadian kami minta tolong ke beberapa panitia laki-laki. Namun mereka sibuk mengurusi chaos. Saat tak diacuhkan, korban sudah tergeletak dengan kondisi muntah dan kejang,” terang Muhammad Fayyadh selaku kuasa hukum pelapor di Bareskrim Polri, Rabu (2/5).

Baca juga: Fakta-fakta Tak Terungkap Meninggalnya Anak saat Pembagian Sembako di Monas

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya