Pengamat: Muslim Cyber Army Lebih Berbahaya Dibanding Saracen

Anggota MCA diduga eks Saracen

Jakarta, IDN Times - Ketua Setara Institute Hendardi menyebut, kelompok penyebar ujaran kebencian dan berita bohong The Family Muslim Cyber Army (MCA) lebih berbahaya ketimbang organisasi Saracen, yang juga melakukan tindakan sama.

"Melihat personel dan pola gerakan MCA, kelompok ini memiliki daya rusak lebih daripada Saracen," ujar dia saat menghadiri konferensi pers terkait pengungkapan kejahatan siber di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (5/3).

1. Bergerak secara ideologis sebabkan banyak aktor yang terlibat

Pengamat: Muslim Cyber Army Lebih Berbahaya Dibanding SaracenIDN Times/Vanny El Rahman

Tidak seperti Saracen yang bergerak secara terorganisir, menurut Hendardi, MCA menjadi kelompok yang berbahaya lantaran cara kerjanya yang sangat cair dan bisa melibatkan siapa saja.

"Sekali pun masih berhubungan dengan Saracen, kelompok ini agak berbeda. Karena MCA tampak lebih ideologis. More than word, memiliki banyak sub kelompok dan anggota yang tersebar di seluruh Indonesia," kata dia.

Baca juga: Polisi Sebut Anggota Muslim Cyber Army Eks Saracen, Ada Muatan Politis?

2. Menyerang pemimpin yang tengah berkuasa saat ini

Pengamat: Muslim Cyber Army Lebih Berbahaya Dibanding SaracenIDN Times/Vanny El Rahman

Berdasarkan pengamatannya, kata dia, tujuan kerja MCA adalah untuk menimbulkan keresahan publik, sehingga masyarakat menuding pemimpin yang tengah berkuasa tidak dapat mengelola negara dengan baik.

"Jika merujuk pada konten yang disebarkan MCA, pesan-pesannya mengarah pada partai politik tertentu dan tokoh yang sedang menjalankan kepemimpinan nasional," ujar dia.

3. Ada dugaan penyokong dana MCA

Pengamat: Muslim Cyber Army Lebih Berbahaya Dibanding Saracennbcnews.com

Lantaran konten yang disebarkan selalu menyerang penguasa, Hendardi berpendapat, dalang di balik kelompok penyebar berita bohong ini adalah lawan dari rezim yang tengah berkuasa.

"Secara sederhana, ini dapat disimpulkan bahwa pekerjaan ini datang dari kelompok penentang. Oleh sebab itu, isu yang beredar bahwa hoax diproduksi oleh tangan negara terbantah dengan sendirinya. Tentunya, Polri harus membongkar tuntas hoax dan ujaran kebencian ini agar dugaan ini terbukti," kata dia.

Polri baru-baru ini mengungkap sindikat The Family Muslim Cyber Army (MCA), yang diduga menyebar ujaran kebencian dan hoax atau berita bohong di media sosial. Seperti kasus penyerangan ulama yang belakangan marak terjadi.

Anggota MCA di grup WhatsApp berjumlah ratusan dan memiliki kerja seperti Saracen. Pengungkapan kasus ini juga berawal dari pengembangan jaringan Saracen dalam kasus penyebaran kebencian di media sosial.

Baca juga: Tak Hanya di Jakarta, Polda Jatim Juga Tangkap Anggota Muslim Cyber Army

Topik:

Berita Terkini Lainnya