ICW: Majelis Hakim Tidak Tegas Hadapi 'Drama' Setya Novanto
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Berpura-pura sakit dipersidangan yang ditunjukan terdakwa dugaan korupsi kartu tanda penduduk elektronik (E-KTP), Setya Novanto (Setnov) menjadi perbincangan hangat warganet hingga pengamat.
Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW), Adnan Topan mengatakan jalannya persidangan yang sempat diskors hingga tiga kali tersebut, lebih disebabkan tidak adanya ketegasan dari majelis hakim.
"Mestinya sama majelis hakim dimarahi. Dia punya hak untuk memaksa terdakwa untuk patuh terhadap persidangan. Namun hakim malah menyerahkan kepada penuntut umum dan pengacara untuk bernegosiasi," katanya disela--sela menghadiri peluncuran IndonesiaLeaks di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (14/12).
Baca juga: Ini Tanggapan KPK Soal Bungkam dan Sakitnya Setya Novanto di Persidangan
ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Ia juga menambahkan, keputusan majelis hakim yang tidak tegas akan membentuk citra pengadilan yang buruk.
Editor’s picks
"Paksaan itu penting untuk menunjukkan martabat peradilan. Kalau martabat saja bisa dilecehkan dengan pura-pura sakit, akan banyak orang yang berperilaku sepeerti itu nantinya,"jelasnya.
Meski demikian, Adnan yakin keputusan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sudah mengikuti alur pemeriksaan kesehatan dengan tepat.
"Karena IDI sudah memeriksa dan mengikuti jalur medik. Dan kesimpulan mereka tidak sakit yang bersangkutan. Meskipun demikian, ia (diam dan tertunduk). Keputusan IDI sudah ada, berarti pura-pura sakit dong," tambahnya.
Baca juga: Pakar Hukum Sebut Setya Novanto Petarung Ulung