Musisi Bonita Koes Hendratmo: Pencarian Jati Diri Melalui Musik

Ia tak ingin dibayang-bayangi nama besar ayahnya

Jakarta, IDN Times - Di salah satu studio rekaman di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Bonita masih belum tampak di lokasi. Tak berapa lama, pintu studio terbuka. Masuklah Bonita dengan mengenakan pakaian berwarna hitam casual dan celana jeans.

Bonita kemudian menyapa ramah Tim IDN Times yang telah menantinya. Dengan senyum mengembang, Bonita menghampiri dan duduk di salah satu kursi.

“Yuk, gimana gimana?” kata Bonita dengan ramah dan tersenyum. Dengan duduk santai, Bonita mulai kembali membuka memori tentang perjuangannya hingga mencapai puncaknya saat ini.

Bonita menghela nafas dan terdiam sejenak, lalu tersenyum. Ia pun mulai bercerita tentang siapa dirinya dan bagaimana keluarganya.

1. Bakat menyanyi Bonita sudah muncul sejak usia 3 tahun

Musisi Bonita Koes Hendratmo: Pencarian Jati Diri Melalui MusikIDN Times/Istimewa

Sambil melirikkan matanya ke atas, Bonita mulai bercerita bakat menyanyi sudah muncul ketika dirinya berusia 3 tahun. Saat itu, ia mengatakan tak ingat sama sekali dengan bakatnya di usia tersebut. Bonita mengungkapkan bahwa yang mengingat cerita bakatnya mulai muncul adalah tante dan abangnya.

“Umur 3 tahun saya dikasih tahu sama tante saya, kalau suatu hari di sebuah becak, saya habis jemput abang saya yang TK waktu itu, saya umur 3 tahun. Dan saya nyanyi balonku. Saya pecah suara usia 3 tahun. Aku gak inget,” kata Bonita sambil kemudian memberikan contoh pembagian suara dengan suara merdunya.

Meski sedari kecil bakat bernyanyinya telah terlihat, namun Bonita baru serius menekuni dunia tarik suara ketika duduk dibangku SMP. Ketika itu, dia mulai bermusik bersama dengan kakaknya, Anda Perdana, yang juga seorang pemusik.

Ketertarikan Bonita di dunia tarik suara terus ia kembangkan. Tak tanggung-tanggung, ia pun sering tampil bersama ayahnya, Koes Hendratmo, yang juga penyanyi legendaris di Indonesia.

“Kemudian saya bermusik dengan ayah saya. Namanya Koes Hendratmo. Kalau off air kami nyanyi corporate event. Tapi kalau di TV, saya pernah nyanyi di berpacu dalam melodi,” ungkap Bonita.

Tak hanya itu, ia juga pernah mengikuti Asia Bagus pada tahun 1994. Dan Bonita juga pernah menjadi backing vokal dari musisi-musisi tenar seperti Ebit G Ade, Rossa, almarhum Ricky Jo, Krisdayanti, Anang, dan Yuni Shara.

Baca juga: Penantian Dania untuk si Bayi Tabung

2. Dihantui nama besar ayahnya
 

Musisi Bonita Koes Hendratmo: Pencarian Jati Diri Melalui MusikIDN Times/Istimewa

Di balik cerita sukses Bonita, ia pun menyimpan beban berat yang selalu menghantuinya. Memiliki keluarga yang sudah besar dalam bermusik, rupanya tak menjadikan Bonita puas. Ia pun mengatakan jika dirinya ingin mencoba mengepakkan sayapnya tanpa dibayang-bayangi nama ayahnya.

Bonita menginginkan publik mengenalnya sebagai seorang ‘Bonita’ dan bukannya sebagai ‘anak Koes Hendratmo’. Jalan yang harus ditempuh Bonita untuk mencari jati dirinya tentu tidaklah mudah. Ia mengaku seperti menerima ‘gaji buta’ karena terlahir dari DNA keluarga yang sudah besar di musik.

“Dari kecil kalau ketemu orang saya selalu dibilang 'Oh anaknya Koes Hendratmo', terus..... Anak Koes Hendratmo, terus.... Gak pernah 'oh Bonita',” cerita Bonita sambil menirukan orang-orang yang selalu memanggilnya seperti itu.

Akhirnya, tekat Bonita untuk terlepas dari nama besar ayahnya pun mulai ia tapaki. Dengan dibantu oleh orang-orang terdekatnya, Bonita mulai menekuni dunia musik dan berencana untuk menelurkan album pertamanya.

Pada album pertamanya, Bonita dibantu oleh teman abangnya yang bernama Yuka Diana Rendra, yang juga sebagai produsernya. Ketika menginjak bangku kuliah, Bonita telah ditawari untuk bisa mengeluarkan album pertamanya.

Namun, perjuangan melahirkan album pertamanya pun juga tak mudah. Butuh waktu panjang bagi Bonita, hingga akhirnya pada tahun 2003, albumnya berhasil keluar. Bonita menyampaikan butuh waktu sekitar 7 tahun untuk bisa mengeluarkan album pertamanya.

Sayangnya, waktu lama tersebut tak menjamin album Bonita diterima label. Bonita yang kala itu datang langsung menawarkan album pertamanya, ternyata tetap banyak mendapatkan penolakan dari beberapa label.

“Saya datang menawarkan ke label tapi ditolak, saya datang sendiri. Saya sudah mengenal arti independen musik dari saya muda, tapi waktu itu akhirnya dengan kerjasama beberapa kawan, akhirnya saya diambil oleh Universal,” kata Bonita.

Setelah melalui perjuangan panjang, Bonita pun berhasil mendapatkan sebuah label yang mau menerima karyanya. Menurut pengakuannya, Bonita lebih tertarik menjadi seorang musisi independen. Di album keduanya, Bonita pun menunjukkan independensinya sebagai musisi.

“Desember 2009 saya ngeluarin album kedua saya, yang rencananya sama label juga. Saya putuskan untuk tidak. Jadi independent musician,” jelas Bonita.

3. Menjadi musisi independen sempat ditentang kedua orang tua

Musisi Bonita Koes Hendratmo: Pencarian Jati Diri Melalui MusikIDN Times/Istimewa

Bonita yang mencoba untuk mengambil jalur independen tanpa bantuan dari ayahnya, rupanya sempat ditentang oleh kedua orang tuanya. Bonita yang sedari kecil selalu bergantung pada orang tuanya, membuat dirinya ingin mencoba untuk mandiri dalam mencari jati dirinya.

“Saya tidak tahu yang namanya mandiri. Tapi ketika 20 tahunan,  saya keberatan dengan hidup seperti ini,” tutur Bonita sambil menekankan kata ‘keberatan’.

Ia pun mulai mencoba berbicara secara perlahan kepada kedua orang tuanya untuk mencari musiknya sendiri. Awalnya, kedua orang tuanya keberatan dan berpikir apakah dirinya bisa melangkah sendiri tanpa bantuan orang tua.

Namun, tekad Bonita yang kuat, tampaknya telah mematahkan keraguan kedua orang tuanya. Bonita secara perlahan mulai menemukan jati dirinya. Ia pun mulai menunjukkan pada kedua orang tuanya, bahwa dirinya bisa melalui semua rintangan tersebut.

“Album solo aku pertama keluar 2003 itu, inilah album aku yang lama gak keluar-keluar, didengerin sama ayah saya. 'Ya.. bagus.. kayak lagu festival gitu ya..’,” kata Bonita sambil menirukan komentar ayahnya gitu.

Sambil tertawa, dia pun heran dengan maksud komentar ayahnya, sebenarnya bagus atau tidak, musik yang ia ciptakan. Akhirnya, ia pun semakin menunjukkan kepada ayahnya karier bermusiknya.

“Tapi album kedua keluar, terus aku punya konser gitu mereka datang dan mensupport gitu, meski sudah bercerai. Aku selalu gini ‘Aku akan buktikan',” tuturnya.

Seiring berjalannya waktu, akhirnya orang tuanya sudah mulai menerima jalan yang dipilih Bonita sebagai musisi independen. Hal tersebut ditunjukkan oleh kedua orang tuanya, lewat dukungan pada setiap album dan konsernya.

“Semakin sekarang, orang tua saya tidak pernah komplain apa-apa, cuma bisa bilang saya bangga sama kamu, kamu bisa ada di titik ini, di mana kamu inginkan, doa kami adalah supaya kamu bisa terus menjalankannya, apa yang mau kamu lakukan,” cerita Bonita dengan raut wajah yang bahagia jika mengingat saat itu.

4. Bonita dan ukulelenya

Musisi Bonita Koes Hendratmo: Pencarian Jati Diri Melalui MusikIDN Times/Istimewa

Dalam setiap penampilannya, Bonita rupanya tak hanya bernyanyi. Ia juga menunjukkan kebolehannya dalam memainkan ukulele. Suara merdu Bonita yang diiringi alunan ukulelenya, menjadikan penampilannya semakin manis dan menghipnotis banyak orang.

Bonita pun bercerita, awal mulanya ia tertarik belajar alat musik, karena dirinya sering mendapatkan tawaran bernyanyi tanpa diringi oleh band. Tak ingin penampilannya menjadi membosankan, Bonita pun memutar otaknya agar dirinya bisa menarik penonton tidak hanya dari suaranya saja.

Pada akhirnya, Bonita memutuskan untuk belajar alat musik, yaitu ukulele. Keputusannya untuk belajar ukulele, didorong juga oleh seorang musisi muda bernama Aiyu Asayaka atau disebut juga Lady On Ukulele.

“Dia yang mengajari main ukulele. Ternyata saya lebih cocok gitu. Karena menurut saya, agak lebih mudah daripada gitar. So, saya cukup menggeluti lah,” kata Bonita.

Setelah ia memantapkan hatinya pada ukulele, beberapa penampilannya pun selalu diiringi dengan ukulele yang ia mainkan sendiri. Bahkan ia sampai membuat beberapa lagu yang diiringi oleh ukulelenya.

5. Dalam berkarier, proses adalah yang terpenting

Musisi Bonita Koes Hendratmo: Pencarian Jati Diri Melalui MusikIDN Times/Istimewa

Memiliki pengalaman panjang dalam mencari jati dirinya hingga bisa ke puncak karir, Bonita memberikan pesan kepada siapapun yang tengah menapaki langkah mereka untuk berkarier. Ia menyampaikan, bahwa sebuah proses adalah yang terpenting dari segalanya. 

“Bukan hanya melulu untuk menyambung hidup. Tapi ada nilai-nilai penting yang harus kita pelajari dan kita mengerti, supaya kita tahu posisi kita di mana,” pesan Bonita.

Menurutnya, dalam berkarier, tidak penting kita bisa melebihi siapa, yang terpenting adalah menjadi diri sendiri untuk mencapai karier yang diinginkan. 

“Kalau kamu hanya melihat itunya (hasilnya) saja dan menuju ke sananya kamu sepak sana sepak sini, gak peduli ini, gak peduli itu,” kata Bonita mengingatkan.

“Karena yang paling penting dari semua ini, adalah jernihnya. Perjalan ke situnya, apa yang sudah kamu tanam, apa yang sudah kamu berikan, apa yang sudah kamu mengerti itu lebih penting buat aku,” lanjutnya.

Bonita kemudian menambahkan, ketika ada seseorang yang berpikiran akan melakukan apapun hingga bisa mencapai puncaknya, hal itulah yang harus diwaspadai. Karena tipe orang yang seperti itu adalah orang yang cukup berbahaya. Dan sifat seperti itulah yang akan merugikan orang lain dan juga dirinya sendiri.

“Aku gak mau gitu. Aku mau setiap perjalananku bermusik ini untuk mencapai kebahagiaanku dalam bermusik, itu adalah aku bisa meresapi perjalananku,” ucap Bonita sambil tersenyum.

Bonita yang lahir pada 7 Mei 1977, telah berhasil melahirkan 4 album. Dua album solo dan dua lagi album bandnya yang bernama Bonita and the Hus Band. Ia menikah dengan Petrus Briyanto Adi (Adoy) yang juga salah satu personel dari bandnya. Ia juga telah memiliki seorang anak laki-laki berusia 10 tahun, yang bernama Pramusetya Kanca.

Baca juga: Muslihah, Perempuan Baja di Pelosok Jawa

Topik:

Berita Terkini Lainnya