Menko Polhukam: Cara Menghadapi Aksi Terorisme dengan Total

Aksi terorisme mengenal kesepakatan perdamaian dunia

Jakarta, IDN Times - Indonesia kini berduka. Aksi teror dimana-mana. Mulai dari kericuhan Mako Brimob, teror bom Surabaya hingga Sidoarjo terjadi dalam waktu berurutan.

Teror bom ini membuat masyarakat panik dan tidak tenang. Pemerintah pun mengimbau masyarakat tetap tenang menghadapi teror. Bagaimana cara menghadapi aksi teror?

1. Harus dihadapi dengan total

Menko Polhukam: Cara Menghadapi Aksi Terorisme dengan TotalIDN Times/Rosa Folia

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan, terorisme merupakan musuh dunia yang tidak mengenal batas wilayah dan undang-undang negara. Aksi terorisme juga tidak mengenal kesepakatan-kesepakatan perdamaian dunia.

"Mereka menyerang membabi buta dan mereka memberikan satu dampak yang luar bisa. Ancaman terhadap masyarakat, kekacauan, dan bahkan tidak ragu-ragu mengorbankan siapa saja tidak pandang bulu," kata Wiranto di Rumah Dinasnya, Jakarta Selatan, Senin (14/5).

Melihat aksi total yang selalu dilakukan pelaku teror, Wiranto menyimpulkan, terorisme juga harus dihadapi dengan totalitas.

"Oleh karena itu, mereka melakukan satu serangan total, harus dihadapi dengan total," ujar Menko Polhukam.

Baca juga: Karakteristik Bom di Surabaya: Sering Dipakai ISIS

2. Masyarakat diharap tetap tenang

Menko Polhukam: Cara Menghadapi Aksi Terorisme dengan TotalIDN Times/Faiz Nashrillah

Dengan adanya serangan teror saat bom ini, Wiranto mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang, dan tetap beraktivitas seperti biasa.

"Imbauan kepada masyarakat dengan banyaknya serangan terorisme itu masyarakat supaya tetap tenang, dan tetap dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari tanpa ada keraguan sedikit pun," ucap Wiranto.

3. Polri dan TNI mengerahkan kekuatan untuk menjaga keamanan

Menko Polhukam: Cara Menghadapi Aksi Terorisme dengan TotalIDN Times

Maraknya aksi terorisme sekarang ini, Wiranto mengatakan, aparat keamanan akan meningkatkan penjagaan keamanan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar.

"Seperti yang diperintahkan oleh Presiden, agar aparat Kepolisian dibantu oleh TNI mengerahkan segenap kekuatan untuk menjaga keamanan nasional, menjaga ketertiban masyarakat," terang Wiranto.

Kericuhan di rutan Mamo Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat pada 8 Mei lalu menewaskan lima anggota polisi dan satu napi teroris, serta beberapa lainnya luka-luka. Selang beberapa hari juga seorang polisi tewas ditikam terduga teroris.

Sementara, teror bom Surabaya dan Sidoarjo pada 13 hingga 14 Mei menewaskan lebih dari 20 korban jiwa, termasuk terduga pelaku teroris. Selain korban jiwa, puluhan lainnya juga luka-luka.

Baca juga: Pelibatan Anak dalam Kasus Bom Langgar UU Perlindungan Anak

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya