Meski Ahok Kalah, Elektabilitas Jokowi Masih Tinggi

Pilkada DKI Jakarta tak berpengaruh terhadap peta politik nasional.

Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis temuan terbaru mereka terkait elektabilitas para tokoh yang diprediksi akan bertarung dalam Pemilihan Presiden 2019. Dari temuan itu, diketahui bahwa elektabilitas Presiden Joko Widodo masih berada di posis teratas.

Dalam survei yang dilaksanakan pada 14-20 Mei 2017 ini juga terungkap bahwa hasil Pilkada Jakarta yang dimenangi oleh pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno tak berpengaruh pada peta politik nasional.

Hasil tersebut juga seolah menjadi bantahan terhadap beberapa prediksi pengamat. Beberapa pakar memang menyatakan bahwa pemenang Pilkada akan memuluskan jalan calon Presiden dari kubu mereka.

Jokowi mengungguli Prabowo.

Meski Ahok Kalah, Elektabilitas Jokowi Masih TinggiAri Bowo Sucipto/ANTARA FOTO

Pada Kamis (8/6), Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan menjelaskan bahwa dari 1.350 responden, 34,1 persen memilih Jokowi. Sementara itu, 17,2 persen mendukung Prabowo yang menjadi rival Jokowi di pilpres 2014.

Djayadi menyebut perbedaan elektabilitas keduanya mirip dengan perbedaan elektabilitas SBY dan Megawati pada 2007. Ketika itu, dua tahun menjelang Pilpres 2009, perbedaan elektabilitas keduanya sebesar 16 persen.

Jika Jokowi dan Prabowo saling dihadapkan, perbedaan dukungan keduanya juga terpaut cukup jauh, yakni 16,5 persen. Elektabilitas Jokowi sebesar 53,7 persen, sedangkan Prabowo sebesar 37,2 persen. Responden yang tidak menjawab ada 9,1 persen.

Baca Juga: Masih Bisakah Kita Mempercayai "Netralitas" Lembaga Survei?

Pilkada DKI Jakarta tak berpengaruh pada peta dukungan politik.

Meski Ahok Kalah, Elektabilitas Jokowi Masih TinggiRosa Panggabean/ANTARA FOTO

Djayadi berkata bahwa hasil temuan tersebut menunjukkan bahwa drama dari Pilkada DKI Jakarta tak berpengaruh terhadap elektabilitas Jokowi. Partai pengusung Jokowi dan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), PDI Perjuangan, tetap berada di posisi teratas dengan 21,7 persen.

Sedangkan Gerindra yang dipimpin Prabowo dan merupakan pengusung Anies-Sandiaga menempati peringkat kedua dengan 9,3 persen. Baik PDI Perjuangan maupun Gerindra mengalami kenaikan sekitar empat persen dalam lima hingga enam bulan terakhir.

Ini berbeda dari prediksi pakar pada awal 2017 lalu.

Meski Ahok Kalah, Elektabilitas Jokowi Masih TinggiRosa Panggabean/ANTARA FOTO

Pengamat politik Alfan Alfian sebelumnya memprediksi bahwa pemenang Pilkada DKI akan memberi dampak kepada Pilpres 2019. Menurut Alfan, ini karena masing-masing calon gubernur saat itu dinilai mewakili tokoh tertentu.

Misalnya, Agus Yudhoyono adalah bayangan dari SBY. Ahok mencerminkan elitisme Megawati. Sementara Anies adalah perwakilan Prabowo. Belum lagi, kata Alfan, gubernur terpilih bisa dicalonkan pada Pilpres 2019.

Pernyataan ini tentu bertolak belakang dengan hasil temuan SMRC. SMRC menilai bahwa salah satu faktor utama dukungan terhadap Jokowi adalah kepuasan di bidang ekonomi. Sebanyak 57,1 persen mengangggap ekonomi berjalan positif. Bila tren ini terus berlanjut untuk dua tahun ke depan, maka elektabilitas Jokowi akan tetap di atas dan berpotensi menjabat kembali untuk dua periode mendatang.

Baca Juga: Survei Indo Barometer: Mayoritas Ingin Jokowi Menangkan Pilpres 2019

Topik:

Berita Terkini Lainnya