Rusuh Saat Rapat, Anggota DPD Lantunkan Adzan Hingga Salawat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Senin (3/4) para anggota Dewan Perwakilan Daerah dijadwalkan untuk melakukan sidang paripurna. Agendanya adalah pembacaan putusan Mahkamah Agung terkait Tata Tertib 2016 dan 2017. Namun, belum juga sidang dimulai, sebagian anggota DPD RI sudah rusuh.
Diawali oleh interupsi salah seorang anggota.
Dikutip dari Kompas, Basri Salama, anggota DPD asal Maluku Utara, mengajukan interupsi sesaat sebelum sidang dimulai. Basri mempersoalkan status pimpinan DPD, yakni Mohamad Saleh, Farouk Muhammad dan GKR Hemas yang menurut peraturan sudah berakhir karena hanya berlangsung selama 2,5 tahun.
Oleh karena itu, menurut Basri, semestinya ada penyerahan penanggungjawab sidang dari pimpinan DPD kepada pimpinan sementara seperti dibahas dalam Panitia Musyawarah (Panmus). Pimpinan DPD saat ini memang melanjutkan kepemimpinan Irman Gusman yang dicopot usai terlibat kasus korupsi kuota gula impor.
"Kalau tidak melakukan penjadwalan kembali terhadap penyerahan pimpinan sidang kepada pimpinan sidang sementara. maka Pukul 12.00 WIB terjadi kekosongan (pimpinan). Kalau tidak ditaati maka seluruh proses dari produk hukum akan jadi ilegal," ujar Basri.
Baca Juga: Ributkan e-KTP, Ahok Pernah Akan Dikeluarkan dari Komisi II
Kondisi semakin memanas.
Editor’s picks
Anggota DPD asal Jawa Timur Ahmad Nawardi pun terlihat maju ke depan untuk beradu argumen. Pasalnya, Farouk membantah pernyataan Basri mengenai status kepemimpinan DPD saat ini. Menurutnya, pimpinan yang ada masih berkuasa. "Kami di sini diamanatkan oleh rapat paripurna kemarin," kata Farouk.
Sejumlah anggota pun mulai ikut maju ke podium tempat sidang di mana pimpinan DPD seharusnya berada dan menggebrak meja. Mereka saling berebut pengeras suara untuk mengeluarkan pendapat. Anggota lainnya kemudian menarik mereka dari podium. Bahkan, petugas keamanan pun sempat dipanggil karena kondisi semakin tak terkendali.
Entah asalnya dari mana, tiba-tiba di ruang sidang terdengar salawat, lagu Indonesia Raya, hingga suara adzan.
Melihat sejumlah anggota rusuh, barangkali ada beberapa anggota lainnya yang berniat menenangkan. Ini karena tiba-tiba saja terdengar suara salawat. Karena tak juga berhasil, ada yang kemudian mengumandangkan adzan. Setelah adzan tak mempan, mereka lalu melantunkan lagu Indonesia Raya.
Mendengar lagu Indonesia Raya di tengah kerusuhan tersebut GKR Hemas pun langsung meminta siapapun yang sedang bernyanyi untuk berhenti. "Jangan nyanyi. Menghina Indonesia Raya kalau rusuh," ujar Hemas. Hingga pukul 15.00 WIB kerusuhan belum juga berhenti dan pimpinan mengancam untuk menghentikan sidang.
Baca Juga: Lagi, Pembukaan Rapat Paripurna DPD Diwarnai dengan Kericuhan!