Aksi 112, Toleransi Terhadap Pengantin Nasrani Sampai Intimidasi Jurnalis

Benarkah tak ada unsur politik?

Hari Sabtu (11/2) aksi 112 digelar di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Puluhan ribu Muslim menjejali tempat ibadah itu. Ada sejumlah peristiwa penting yang terjadi dalam aksi 112 yang semula direncanakan jalan kaki Istiqlal-Monas-Bundaran HI menjadi dzikir nasional tersebut.

Anies Baswedan, Sandiaga Uno, Agus Yudhoyono, serta Sylviana murni hadir untuk salat subuh.

Aksi 112, Toleransi Terhadap Pengantin Nasrani Sampai Intimidasi Jurnalis okezone.com

Foto Agus, Anies, dan Sandiaga bergandengan tangan saat berdzikir pun menjadi viral di media sosial. Baik Agus maupun Anies mengaku kedatangannya hanya untuk salat subuh. Agus menambahkan bahwa aksi 112 itu merupakan bentuk "semangat untuk keadilan, kebenaran dan kedamaian untuk semua umat Islam dan juga seluruh rakyat Indonesia". Keduanya meyakinkan bahwa tak ada unsur politik SARA dalam acara tersebut.

Meski diklaim tak berkaitan dengan Pilkada, tapi tak bisa dipungkiri bahwa kehadiran pasangan calon nomor urut satu dan tiga memberi kesan sebaliknya. Pasalnya, salah satu alasan yang melatarbelakangi digelarnya aksi 112 adalah semangat anti-Ahok, di mana Ahok menjadi cagub sekaligus terdakwa dugaan kasus penistaan agama. Bahkan, seorang pembicara dalam acara tersebut juga mendoakan agar salah satu cagub, Agus atau Anies, memenangkan Pilkada DKI.

Peserta aksi disumpah untuk membela agama, ulama, dan memenangkan cagub-cawagub Muslim.

Aksi 112, Toleransi Terhadap Pengantin Nasrani Sampai Intimidasi Jurnalis IDN Times

Walaupun tempat ibadah dilarang digunakan untuk kampanye, tapi ini tak menyurutkan para pembicara untuk menyinggung mengenai Pilkada. Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al Khathtath mengajak para peserta aksi untuk bersumpah untuk memilih gubernur seperti kriteria Majelis Ulama Indonesia (MUI), yakni, yang beragama Islam. Tak hanya itu, mereka juga disumpah untuk selalu membela agama dan ulama di bawah komando pemimpin Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab.

Dikutip dari Tempo, seperti ini isi sumpah 112:

"Aku bersumpah Demi Allah yang Maha Agung, aku siap berjuang mengorbankan jiwa dan harta untuk bela Allah, bela Rasul, bela Ulama, bela Quran, bela islam. Siap berjuang bersama para ulama di bawah komando Imam Besar umat Islam Habib Rizieq Shihab.

Siap untuk memenangkan gubernur yang sesuai dengan kriteria fatwa Majelis Ulama Indonesia. Aku siap berjuang memenangkan pemimpin yg sesuai dengan kriteria fatwa Majelis Ulama Indonesia yaitu pemimpin Muslim yang beriman dan bertakwa pada Allah SWT. Semoga Allah jadi saksi atas apa yang aku ucapkan".

Baca Juga: Ada Rencana Penjemputan Rizieq Shihab, Polda Jabar Siagakan 100 Personil

Beberapa massa aksi 112 memayungi pasangan pengantin hingga tempat acara.

Aksi 112, Toleransi Terhadap Pengantin Nasrani Sampai Intimidasi Jurnalis Herman Zakharia/Liputan 6 via bintang.com

Bertepatan dengan aksi 112, sepasang calon pengantin pun akan melaksanakan pemberkatan di Gereja Katedral yang letaknya di depan Masjid Istiqlal. Seorang peserta aksi bercerita kepada wartawan Kompas bahwa sekitar pukul 08.00 WIB iring-iringan mobil calon pengantin terhenti sebelum mencapai lokasi. Sebabnya adalah massa aksi 112 yang memadati jalan.

Karena jarak dari tempat berhentinya mobil dan Gereja Katedral masih sekitar 500 meter dan kondisi saat itu sedang hujan ringan. Akhirnya, karena mobil tak bisa melintas, terpaksa pasangan calon pengantin harus berjalan kaki. Sejumlah massa aksi pun membantu membuka jalan dan memayungi pasangan calon pengantin hingga lokasi.

Setidaknya ada tiga wartawan dari dua televisi swasta mengaku dianiaya dan diintimidasi oleh massa aksi 112.

Aksi 112, Toleransi Terhadap Pengantin Nasrani Sampai Intimidasi Jurnalis Ronald Chaniago/Merdeka

Acara yang tadinya berjalan damai ini kemudian harus tercoreng dengan pengakuan tiga wartawan dari dua televisi swasta yang dianiaya dan diintimidasi oleh massa aksi 112. Menjelang berakhirnya acara di siang hari, seorang reporter senior Metro TV, Desi Bo atau yang dikenal dengan Desi Fitriani, mengaku dipukul massa aksi dengan bambu di bagian kepala. Tak hanya itu, ia juga dilempari dengan gelas air mineral.

Kameramen Metro TV bernama Ucha yang juga bertugas dengannya menyebut mendapat pukulan, tendangan, dan diludahi saat meliput di luar masjid. Sedangkan kameramen Gloval TV, Dino, mengaku diintimidasi secara verbal. Menurutnya, beberapa massa memakinya karena Global TV tak pernah menggunakan gelar habib untuk menyebut Rizieq Shihab. Pihak Forum Umat Islam (FUI) sendiri mengaku belum mendengar kabar ini. Sementara saat ini Polda Metrojaya tengah menyelidikinya.

Baca Juga: Mengaku Sakit, Rizieq Shihab Tak Penuhi Panggilan Polda Jabar

 

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya