Ratusan Warga Berbondong-bondong Kunjungi Rumah DP Rp 0 di Akhir Pekan

Syarat kepemilikan rumah DP 0 rupiah berubah-ubah

Jakarta, IDN Times - Masyarakat Ibu Kota berbondong-bondong menyambangi Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) yang akan dibangun oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di Klapa Village, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, akhir pekan ini.

Sejak Minggu (21/1) pagi, warga dari berbagai penjuru daerah di Jakarta dan sekitarnya sudah memadati rumah dengan konsep down payment (DP) Rp 0.

1. Dalam tiga hari, lebih dari 1.000 orang datangi Klapa Village

Ratusan Warga Berbondong-bondong Kunjungi Rumah DP Rp 0 di Akhir PekanIDN Times/Linda Juliawanti

Pantauan IDN Times di lokasi, ratusan warga tampak bergantian mengisi buku tamu yang disediakan panitia. Ada yang sampai duduk di luar agar tidak berdesak-desakan di dalam gedung pemasaran. 

Nantinya, biodata pada buku tamu tersebut akan digunakan pihak pengembang untuk menghubungi masyarakat terkait proses pembelian yang rencananya baru dibuka secara resmi pada April mendatang. 

Proyek yang dilaksanakan di Jalan Haji Naman, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, tersebut telah dipadati oleh lebih dari 1.000 orang. 

"Waktu pembukaan hari pertama 300 orang yang datang, sekarang mungkin 800 orang atau 1000, belum dihitung soalnya," ujar salah satu pihak pengembang bernama Tono kepada IDN Times, di Klapa Village, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Minggu (21/1). 

Menurut Tono, jumlah pengunjung tersebut belum termasuk masyarakat yang menghubungi pengembang PD Pembangunan Sarana Jaya melalui telepon, ataupun email.

Baca juga: 21 Perusahaan Ini Dukung Rumah DP 0 Rupiah

2. Ingin punya rumah sendiri

Ratusan Warga Berbondong-bondong Kunjungi Rumah DP Rp 0 di Akhir PekanIDN Times/Linda Juliawanti

Dicky, seorang driver ojek online, tak mau ketinggalan untuk menyaksikan langsung 'calon rumahnya' di Klapa Village. Pasalnya, saat ini dirinya menumpang di rumah mertua.

"Saya tinggal sama mertua sekarang, saya kan udah punya anak jadi pengin punya rumah sendiri," kata Dicky yang datang lengkap mengenakan jaket berwarna hijau khas Gojek ini.

Menurut pengakuan pria satu anak ini, dia tak perlu memikirkan bagaimana cara mengumpulkan uang DP karena konsep DP Rp 0 sesuai dengan kebutuhan dirinya.

"Boro-boro (nabung), penghasilan saya kasih mertua, buat keluarga juga masih harus narik sampai pagi. Jadi nggak ada untuk DP, insya allah rumah DP 0 ini bisa bermanfaat untuk orang seperti saya," ungkapnya.

Dicky juga berharap agar pihak Pemprov tidak mempersulit persyaratan kepemilikan rumah dp Rp 0 ini saat pendaftaraan.

3. Pengembang janjikan dalam 1,5 tahun rumah bisa langsung ditempati

Ratusan Warga Berbondong-bondong Kunjungi Rumah DP Rp 0 di Akhir PekanIDN Times/Linda Juliawanti

Tak hanya Dicky, warga Bekasi bernama Nurinda juga datang bersama suaminya untuk melihat show unit rumah DP Rp 0. Dia belum memastikan apakah akan membeli rumah tersebut atau tidak.

"Belum tahu (beli atau tidak). Yang pasti pengembang kan bilang rumah tersebut bisa kami tempati 1,5 tahun. Tapi persyaratan berubah-ubah di website (saat kampanye) sama sekarang berbeda. Apalagi barusan kata pengembang persyaratan bisa dipersulit," kata wanita yang berprofesi sebagai apoteker ini.

Saat IDN Times mengkonfirmasi terkait persyaratan yang berubah-ubah tersebut, Tono membenarkan hal tersebut. Menurut Tono, hal ini bertujuan untuk mempermudah proses penyaringan kepemilikan rumah ini, terlebih mengingat animo masyarakat begitu tinggi.

"Iya benar, lihat saja yang daftar banyak banget sedangkan unitnya terbatas. Mau nggak mau pesyaratan dibuat lebih ketat agar yang memiliki itu benar-benar yang membutuhkan," ungkap Tono.

4. Masyarakat menerima tanpa perabotan

Ratusan Warga Berbondong-bondong Kunjungi Rumah DP Rp 0 di Akhir PekanIDN Times/Linda Juliawanti

Banyak masyakarat yang mengira bahwa unit yang diterima lengkap dengan furniture layaknya apartemen. Terlebih, di lahan proyek DP Rp 0, ada show unit tipe 36 yang disajikan lengkap dengan perabotan. Menurut Tono, rumah yang dibanderol seharga Rp 320 juta itu, dijual tanpa furniture. 

"Nggak full furnish tapi nanti dapatnya kosongan. Kalau peletakan ruangan kamar dan lainnya masih bisa berubah," kata Tono.

Hunian itu, ujar Tono, nantinya akan terdiri atas dua menara. Untuk tahap pertama, akan dibangun sebanyak 703 unit yang terdiri atas 513 unit tipe 36 dan 190 unit tipe 21. Adapun harga dipatok Rp 320 juta untuk tipe 36 dan Rp 185 juta untuk tipe 21.

Pembiayaan perumahan dengan skema subsidi dari pemerintah, melalui bank nasional yang menyalurkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Suku bunganya rendah dan flat selama masa cicilan, yaitu 5 persen dengan jangka waktu cicilan 20 tahun.

"Kira-kira cicilannya Rp2,7 juta untuk tipe 360 dan Rp1,2 atau Rp1,3 juta untuk tipe 21. Tenor 20 tahun dan dilarang diperjualbelikan," jelas Tono.

Nantinya, rumah vertikal ini akan diawasi melalui badan layanan usaha daerah (BLUD). Seandainya nantinya pemilik henda menjual rumah tersebut, BLUD-lah yang akan membelinya. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya pasar kedua (second market).
 
Adapun kriteria umum penerima program Rumah DP Nol Rupiah yakni penerima harus terdaftar sebagai warga Provinsi DKI Jakarta dan wajib tercatat sebagai penduduk DKI dan ber-KTP DKI, belum pernah memiliki rumah sendiri, serta  berpenghasilan di bawah Rp 7 juta.

Baca juga: Rumah DP 0 Rupiah, Ini 7 Hal yang Perlu Kamu Tahu

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya