Gawat! Ratusan Anak Terserang Campak dan Gizi Buruk, 70 Meninggal

Menteri Kesehatan sampai terkejut

Jakarta, IDN Times -  Menteri Kesehatan Nila Djuwita Moeloek meninjau langsung kondisi pasien anak-anak di Kabupaten Asmat, Papua, pada Kamis (25/1) pekan lalu. 

Usai berkunjung, Nila menemukan sejumlah hal penting. Ia pun telah menyiapkan berbagai sarana untuk menangani permasalahan kesehatan di sana. 

1. Menkes terkejut melihat kondisi masyarakat Asmat

Gawat! Ratusan Anak Terserang Campak dan Gizi Buruk, 70 MeninggalAntara Foto/Agung Rajasa

Di Asmat, Menteri Nila melakukan kunjungan ke RSUD Agats dalam rangka penguatan manajemen rumah sakit. Di sana, Nila mengaku shock saat melihat kondisi pasien.

"Saya lihat ada yang kekurangan gizi, isinya tentu cacing, cacing pita pun ada, kemudian dadanya tersengau-sengau, pasti TBC, Malaria, mereka pun sukar berbahasa karena tidak bisa bahasa," kata Nila dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 bertajuk 'Tantangan Kesehatan Masyarakat Papua' di Aula Serba Guna Kominfo, Senin (29/1). 

Nila berupaya mengakomodir BPJS Kesehatan agar penderita wabah di sana dapat menikmati fasilitas kesehatan.

"Kemudian ini kita juga bangun 124 Puskesmas di daerah pinggiran dan perbatasan. Di Asmat sendiri ada 13 Puskesmas dan anggaran 2017 harus membangun tambahan menambah tiga Puskesmas. Kemudian kita melihat geografisnya, itulah tantangan kita," ucapnya.

Baca juga: Kemenkes Jelaskan 3 Pemicu Utama Gizi Buruk dan Campak di Asmat

2. Sebanyak 646 anak terkena wabah campak

Gawat! Ratusan Anak Terserang Campak dan Gizi Buruk, 70 MeninggalAntara Foto/Agung Rajasa

Melalui tim kesehatan terpadu, Nila memastikan sudah memeriksa 12.398 anak sejak bulan September 2017 hingga 25 Januari 2018.  

"Luar biasa ini, 646 anak terkena wabah campak dan 144 anak menderita gizi buruk. Ini perlu segera ditolong," ungkap dia.

Dari data tersebut, Nila menemukan 25 anak suspek campak serta 4 anak yang terkena campak dan gizi buruk. Mereka ditangani di RSUD Agats dan tim gabungan Dinkes Provinsi Papua serta Kabupaten Asmat. 

Data di Posko Induk Penanggulangan KLB Asmat di Agats disebutkan, 70 anak meninggal dengan rincian 37 anak meninggal di Distrik Pulau Tiga, 15 anak di Distrik Fayit, 8 anak di Distrik Aswi, 4 anak di Distrik Akat, dan 6 lainnya meninggal di RSUD Agats. 

"Wabah campak dan gizi buruk dari September 2017 hingga 24 Januari 2018 mengakibatkan 65 korban meninggal akibat gizi buruk, 4 anak lainnya karena campak, dan 1 orang karena tetanus," kata dia. 

3. Kirimkan tenaga kesehatan

Gawat! Ratusan Anak Terserang Campak dan Gizi Buruk, 70 MeninggalAntara Foto/Agung Rajasa

Kemenkes pada 16 Januari 2018 telah mengirimkan 39 tenaga kesehatan, yang terdiri dari 11 orang dokter spesialis, 4 orang dokter umum, 3 perawat, 2 penata anestesi dan 19 tenaga kesehatan yang terdiri dari ahli gizi, kesehatan lingkungan dan surveilens. 

Berlanjut pada 26 Januari lalu, Kemenkes sudah menerjunkan tim Flying Health Care (FHC) gelombang kedua yang bakal bertugas selama 10 hari. 

"Tercatat ada 36 tenaga kesehatan. Selanjutnya tengah dipersiapkan 9 gelombang FHC yang akan berlangsung sekitar 3 bulan. Tim ini tentu akan berganti terus untuk menjaga stamina tenaga kesehatan. Nanti sakit semua kan repot," ujarnya. 

Ia memastikan penanganan kasus campak dan gizi buruk berjalan sesuai kebutuhan dan bersifat kolaboratif bersama kementerian serta lembaga terkait lainnya. 

"Kami kerja sama dengan TNI, Polisi, Kementerian Sosial secara terpadu. Kami membuat program 10 hari pertama ini sudah, 10 hari dilakukan beberapa kegiatan sampai tiga kali, sampai satu bulan," ujarnya. 

4. Sebanyak 1,2 ton obat telah didistribusikan

Gawat! Ratusan Anak Terserang Campak dan Gizi Buruk, 70 MeninggalAntara Foto/Agung Rajasa

Lebih lanjut, Nila mengklaim sudah ada 1,2 ton obat yang didistribusikan untuk pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB) gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat. 

"Selasa 16 Januari saya kirim 142,2 kg obat bersamaan dengan keberangkatan 39 tenaga kesehatan untuk memenuhi pelayanan dan kebutuhan obat bagi penderita gizi buruk dan campak," tuturnya.

Obat dikirim melalui Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, menuju Agats, Kabupaten Asmat, kemudian didistribusikan ke Distrik Sawa Erma, Kolof Brasa, dan Pulau Tiga pada Kamis (18/1) menggunakan speed boat. 

Obat-obat tersebut di antaranya berupa amoksisilin, salep anti bakteri, parasetamol, infusion, Vitamin, dan obat-obat lainnya yang dikemas dalam bentuk tablet, kapsul, botol, dan boks.

"Saya berterima kasih kepada dokter di sana lebih banyak perempuan dibanding laki-laki. Yang jadi masalah sekarang mereka udah kepengen pulang," kata Nila menandaskan.

Baca juga: Kemenkes Jelaskan 3 Pemicu Utama Gizi Buruk dan Campak di Asmat

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya