Kemenkes Jelaskan 3 Pemicu Utama Gizi Buruk dan Campak di Asmat

Aksesibilitas, minimnya pengetahuan, dan sanitasi menjadi tiga penyebab utama

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan terus berupaya menangani Kejadian Luar Biasa (KLB) Gizi Buruk dan Campak di Asmat, Papua. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI Anung Sugihantono mengatakan permasalahan tersebut sangat kompleks dan memerlukan kerja sama yang baik antarkementerian dan lembaga.

Hingga saat ini, penanganan di Asmat telah mencapai 80 persen. Kendati kasus gizi buruk dan campak dipengaruhi banyak faktor, tiga pemicu di bawah ini menjadi konsentrasi pemerintah dalam menangani KLB Gizi Buruk dan Campak.

1. Aksesibilitas pangan dan kesehatan sulit

Kemenkes Jelaskan 3 Pemicu Utama Gizi Buruk dan Campak di Asmat Antara Foto

Jumlah tenaga kesehatan yang minum menyebabkan pelayanan tak maksimal. Selain itu, aksesibilitas transportasi di Asmat juga terbilang sulit, sehingga segala jenis bantuan tak bisa sampai di tangan masyarakat dengan cepat. 

Baca juga: Polri Jelaskan 3 Penyebab Gizi Buruk Melanda Asmat

2. Pengetahuan masyarakat soal gizi minim

Kemenkes Jelaskan 3 Pemicu Utama Gizi Buruk dan Campak di Asmat Antara Foto/Wahdi Septiawan

"Saya dapat laporan bahwa sekalipun di sana banyak ikan, warga Asmat lebih memilih makan ayam yang didatangkan dari Jayapura. Ini kan persoalan tersendiri dari sisi pengetahuan sumber protein yang seharusnya bisa didapatkan di tingkat lokal, tapi memilih makanan dari daerah lain," kata Anung.

3. Di Asmat tak ada sanitasi air

Kemenkes Jelaskan 3 Pemicu Utama Gizi Buruk dan Campak di Asmat Antara Foto/Maulana Surya

Anung menjelaskan, Asmat tak memiliki sanitasi yang baik. Setelah pihaknya berkoordinasi dengan para ahli geologi, di Asmat tak mungkin dibuatkan sumur bor.

"Air bersih tak ada, tak mungkin dibuatkan sumur bor. Hal paling memungkinan ya dengan penampungan air hujan. Tetapi pasti infeksi akan tetap muncul," ungkapnya. 

Baca juga: Ribuan Warga Asmat Kekurangan Gizi, Presiden Bentuk Satgas Khusus

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya