Bayi Calista Tewas Dianiaya Ibunya Sendiri, KPAI: Bukan Kasus Pertama

Kasus balita Calista bukan yang pertama

Jakarta, IDN Times - Kasus penganiayaan terhadap balita Calista di Karawang, Jawa Barat, membuat publik terhenyak. Sebab bayi tersebut akhirnya meninggal dunia pada Minggu (25/3). Lebih mengejutkan lagi, pelaku kekerasan adalah ibu kandungnya sendiri.

Menurut Komisioner Bidang Keluarga dan Pengasuhan KPAI Rita Pranawati, kekerasan yang dilakukan oleh penanggung jawab utama pengasuhan bukanlah kasus yang pertama dalam kurun waktu 2018. 

1. Tercatat 18 kasus penganiayaan anak

Bayi Calista Tewas Dianiaya Ibunya Sendiri, KPAI: Bukan Kasus Pertama

Dalam kurun waktu 2018, setidaknya ada 18 kasus penganiayaan anak, mulai dari kekerasan fisik, dipukul berulang, disekap, disulut rokok, ditanam hidup-hidup, hingga diracun. Kekerasan ini tidak hanya terjadi di seputar Jakarta, namun juga dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah (Pati), Jawa Timur (Surabaya, Jombang), Jawa Barat (Tasikmalaya, Garut, Cirebon, Bekasi, Karawang), DKI Jakarta, Banten, Kalimantan Timur, hingga Papua.

"Sebagian ananda meninggal akibat kekerasan yang dilakukan orangtuanya. Belum lagi kasus-kasus kekerasan lainnya yang tidak terlaporkan," ujar Rita dalam keterangan tertulis, Minggu (25/3). 

Baca juga: [Kaleidoskop 2017] Ini Catatan Kasus Kekerasan Anak yang Jadi Sorotan KPAI

2. Kesehatan mental jadi isu penting

Bayi Calista Tewas Dianiaya Ibunya Sendiri, KPAI: Bukan Kasus PertamaIDN Times/Sukma Shakti

Menurut Rita, kesehatan mental menjadi isu penting dalam kasus kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh orang tua. Anak adalah anugerah yang harus diterima sebagai amanah kepada orang tua. 

Sayangnya, sebagian orang tua memaknai anak sebagai kepemilikan yang dapat diperlakukan sesuai keinginan mereka. Anak adalah manusia yang memiliki martabat dan kehidupan awalnya sangat tergantung pada orang tua sebagai orang yang menjalankan pengasuhannya. 

"Orang tua perlu menyadari bahwa anak masih sangat belia dalam belajar menjalani kehidupan sehingga orang tua perlu menyikapi dengan wajar tumbuh kembangnya," kata Rita.

3. Beban hidup kerap menjadi pemicu

Bayi Calista Tewas Dianiaya Ibunya Sendiri, KPAI: Bukan Kasus PertamaIDN Times/Sukma Shakti

Beban hidup yang dirasakan, baik karena situasi perkawinan, kesulitan ekonomi, hingga problem pribadi seringkali menjadi pemicu orang tua melampiakan kekesalannya pada anak. Bagaimanapun, orang tua perlu berpikir logis dan menggunakan nalar sehat bahwa anak masih bergantung padanya dan masih dalam proses tumbuh kembang. 

"Wajar kiranya ada hal yang belum sesuai dengan harapan orang tua dan di situlah tugas pengasuhan berproses," ungkapnya.

4. Harus ada fungsi kontrol

Bayi Calista Tewas Dianiaya Ibunya Sendiri, KPAI: Bukan Kasus PertamaIDN Times/Sukma Shakti

Orang tua, lanjut Rita, baik ayah maupun ibu memiliki tanggung jawab yang sama dalam mengasuh karena inilah hulu dari perlindungan anak. Fungsi kontrol pengasuhan yang dilakukan orang tua dapat dilakukan oleh masyarakat dan sekolah jika anak sudah berusia sekolah. 

"Jika ada dugaan kejadian kekerasan yang dilingkungan rumah, masyarakat memiliki fungsi mencegah terjadinya kekerasan berkelanjutan pada anak-anak. Begitu pula sekolah dapat menjadi fungsi kontrol bagi situasi kekerasan terhadap anak. Tiga pilar ini menjadi pelindung utama anak dan ketiga pilar ini perlu menguatkan fungsi kontrol untuk perlindungan anak," tutur Rita.

Baca juga: Miris! Ada 223 Kasus Kekerasan Seksual Anak Dalam Dua Bulan Terakhir

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya