Kisah Penjaga Pintu Air Manggarai: Hantu Menangis Hingga Jenazah Mengambang

Mereka biasa seminggu sekali baru pulang ke rumah

Jakarta,IDN Times - Jamal, penjaga pintu air Manggarai, Jakarta Selatan, tengah duduk di depan pintu kantornya, ditemani minuman kemasan. Sambil tersenyum, Jamal mempersilakan IDN Times berbincang.

“Mau Tanya apa? yang santai-santai aja ya,” kata Jamal saat ditemui IDN Times, Selasa 6 Februari 2018.

Jamal saat itu tengah berjaga memantau ketinggian air, sesekali ia tanpa alas kaki melihat ketinggian air dan melaporkan ke penanggung jawab pintu air Manggarai, Dian Nurcahyono.

Jamal lalu menceritakan kisahnya menjaga pintu air sejak Januari 2016.

1. Seminggu tidak pulang

Kisah Penjaga Pintu Air Manggarai: Hantu Menangis Hingga Jenazah MengambangIDN Times/Helmi Shemi

Hari ini adalah hari ketiga Jamal bekerja menjaga pintu air, ia belum pulang ke rumah dan menginap di kantornya. Bukan hanya Jamal, begitu juga Dian yang pernah seminggu tidak pulang ke rumah meski secara resmi ia diharuskan bekerja dari pukul 07.30 hingga 16.00 WIB.

“Tapi kan kenyataannya ya harus bekerja dan buat laporan ketinggian air. Jadi kadang nginep di sini,” ungkap Dian.

2. Anak dan istri yang rindu

Kisah Penjaga Pintu Air Manggarai: Hantu Menangis Hingga Jenazah MengambangIDN Times/Helmi Shemi

Jamal dan Dian sama-sama tinggal di Bekasi. Dian menceritakan ketika dirinya harus menginap di kantor, istri dan anaknya rindu akan kehadiran dirinya di rumah.

“Suka ditanya ‘kapan ayah pulang? Kok lama pulangnya?’ Kalau istri awalnya keberatan tapi kita bisa bimbing dan arahkan. Emang ini tanggung jawab saya, dia memaklumi dan akhirnya terbiasa juga,” ungkap Dian sedikit malu menceritakan kisahnya.

3. Lapor tiap 5-30 menit sekali

Kisah Penjaga Pintu Air Manggarai: Hantu Menangis Hingga Jenazah MengambangIDN Times/Helmi Shemi

Dalam situasi cuaca yang tidak menentu dan banjir kiriman dari berbagai wilayah yang masuk ke pintu air Manggarai, Jamal mengatakan ada tiga orang yang berjaga tiap harinya.

Mereka harus membagi waktu siapa yang berjaga dan melaporkan, istirahat, makan, berjaga, salat, dan lain sebagainnya. Ia harus melapor lima hingga 30 menit sekali soal ketinggian air.

“Kalau indikasi air normal kita harus lapor satu jam sekali ke Dinas Sumber Daya Air. Kalau tinggi gini, kita pantau lima sampai 30 menit sekali,” Jamal menjelaskan.

IDN Times pun sempat masuk ke dalam kantor dan melihat-lihat ke dalam. Ada satu ruangan gelap yang digunakan untuk istirahat, tapi tidak ada kasur untuk tidur. Terkadang mereka tidur di sofa.

Baca juga: Cerita Unik Warga Kampung Pulo saat Banjir Melanda Permukimannya

4. Sering menemukan jenazah mengambang

Kisah Penjaga Pintu Air Manggarai: Hantu Menangis Hingga Jenazah MengambangIDN Times/Helmi Shemi

Jamal dan Dian sama-sama mengaku sering menemukan jenazah yang mengambang di pintu air Manggarai. Saat menemukan mereka langsung melaporkan ke Polsek setempat dan dinas terkait.

“Pas lagi mau laporan ketinggian air ada mayat lewat ngambang. Kalau kita gak tahu itu warga dari mana, yang angkat Dinas Kebersihan pakai eksavator dan koordinasi sama kepolisian,” ungkap Jamal.

5. Banyak keluhan dari warga

Kisah Penjaga Pintu Air Manggarai: Hantu Menangis Hingga Jenazah MengambangIDN Times/Helmi Shemi

Sebagai penjaga pintu air, baik Jamal atau Dian mendapat kerap keluhan dari masyarakat yang meminta mereka membuka pintu air meski mereka sudah membukannya.

“Banyak yang nanya minta pintu dibuka karena rumah warga banjir, padahal udah dibuka. Harus jelasin situasi kondisinya. Kalau gak bisa sosialisasi malah bisa berantem,” ujar Jamal.

“Sempat ada keluhan. Tapi itu karena mereka tidak tahu bukaan pintu air seperti apa. Pintu air selalu kita buka,” timpal Dian.

6. Ada suara hantu

Kisah Penjaga Pintu Air Manggarai: Hantu Menangis Hingga Jenazah MengambangIDN Times/Helmi Shemi

Bukan hanya jenazah, ketika berjaga Jamal pernah mendapat cerita dari rekannya yang sudah lebih lama bekerja di tempat ini soal suara hantu. Suara hantu itu memanggil dari kamar mandi dan kadang dari pintu air.

“Kalau pas jaga ada yang panggil, ada yang nangis gitu lah. Kadang kayak dari kamar mandi sama pintu air, itu suka ada yang manggil. Gak tiap hari juga. Saya sebenarnya takut juga, tapi lama kelamaan ya udah biarin aja,” kisah Jamal.

7. Susahnya cari makan

Kisah Penjaga Pintu Air Manggarai: Hantu Menangis Hingga Jenazah MengambangIDN Times/Helmi Shemi

Dian mengungkapkan ia dan rekan-rekannya kesulitan mencari makan pada dini hari saat berjaga. Sehingga ia membeli peralatan masak untuk sekadar menyantap mie instan atau minum kopi.

“Kalau warung jam 01.00 sampai 02.00 masih ada yang buka lah. Tapi kalau jam 02.30 susah. Jadi beli peralatan dapur, bikin kopi mie instan untuk kondisi darurat,” ungkap Dian.

Baca juga: Bercocok Tanam di Balik Ancaman Banjir Jakarta Ala Warga Kampung Rawa Bebek

Topik:

Berita Terkini Lainnya