Cut Meutia Diperdebatkan Karena Tak Berjilbab, Cicitnya Angkat Bicara
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kontroversi tentang pahawan pada uang baru yang dikeluarkan pemerintah terus bergulir. Salah satu yang menjadi perdebatan adalah tentang sosok pahlawan perempuan asal Aceh, Cut Meutia. Beberapa orang mempermasalahkan gambar Cut Meutia pada pecahan uang 1.000 yang tidak menggunakan jilbab.
Salah satu komentar yang memantik pro dan kontra berasal dari salah satu kader Partai Keadilan Sejahtera, Dwi Estiningsih. Menurutnya, Cut Meutia tidak tergolong ahli agama karena tidak mengenakan jilbab. Ahli waris Cut Meutia pun angkat bicara. Salah satu cicit Cut Meutia, Dara Meutia Uning meminta agar masyarakat berhenti mempermasalahkan penampilan sang buyut.
Kemerdekaan lebih penting.
Dikutip dari Tempo.co, Dara mengatakan bahwa ada yang lebih penting daripada mendebatkan sosok sang buyut yaitu kemerdekaan yang sudah ia perjuangkan.
Cut Meutia tidak berjilbab.
Untuk menjawab kontroversi yang selama ini terjadi, Dara pun menegaskan bahwa buyutnya memang tidak berjilbab, hanya bertudung. Hal itu bahkan sudah disepakati oleh keluarga besarnya. Dia juga mengakui bahwa neneknya bukan ahli agama melainkan ahli perang yang memimpin pasukannya.
Baca juga: Sebut Pahlawan Uang Baru Sebagai Kafir, Begini Penjelasan Dwi Estiningsih
Menganggap Dwi kurang memahami sejarah.
Editor’s picks
Sebaliknya, Dara menganggap orang yang menyebut buyutnya sebagai ahli agama tak memahami sejarah. "Agar kepahlawanan dan pengorbanan seseorang, seperti Cut Nyak Meutia, tak terhenti pada debat mengenai secarik kain. Karena apa yang telah dia capai selama hidupnya, lebih dari itu. Sudahkah Anda berkorban sebanyak itu?" kata Dara.
Bank Indonesia angkat bicara.
Selain konfirmasi langsung dari keluarga, Bank Indonesia juga angkat bicara tentang adanya polemik ini. Diberitakan Merdeka.com, Kepala Divisi Media Bank Indonesia, Andi Wiyana mengatakan, foto yang terpampang pada desain baru Rupiah telah sesuai dengan apa yang terdaftar di Kementerian Sosial.
Persetujuan ahli waris.
Lebih lanjut, Bank Indonesia menyatakan bahwa penentuan desain mata uang baru melalui berbagai tahapan. Salah satu proses paling penting adalah meminta persetujuan dari ahli waris. Selain ahli waris, pemuka adat tempat sang pahlawan berasal juga dimintai kesepakatannya.
Nah, kamu sendiri bagaimana? Apakah kamu puas dengan pemilihan pahlawan baru di Rupiah NKRI?
Baca juga: Dianggap Melecehkan Pahlawan, Pemrotes Uang Baru Dipolisikan