Tak Ramah, di 10 Negara Ini Anak Perempuan Susah Mendapat Pendidikan

2. Republik Afrika Tengah

unhcr.org

Republik Afrika Tengah juga menjadi negara yang tidak ramah bagi murid perempuan. Permasalahan konflik etnis dan agama adalah hal yang sangat umum terjadi di negeri itu.

Para milisi yang sedang berkonflik kerap kali mencuri atau membakar buku sekolah, menyabotase listrik, menjadikannya markas militer. Selain konflik, permasalahan lain adalah kurangnya tenaga pengajar. Satu guru di negara itu hatus mengajar sekitar 80 orang murid. 

3. Niger

keywordsuggest.org

Niger adalah salah satu negara yang terletak di Afrika bagian Barat dengan populasi sekitar 18 juta jiwa. Permasalahan pendidikan di negara itu antara lain adalah tingkat literasi yang hanya 15,5 persen, kurangnya guru hingga tingkat putus sekolah yang masih tinggi.

Total hanya 9 persen wanita yang melek huruf dengan perbandingan guru dan murid mencapai 1 guru untuk 36 siswa. Saat ini, Niger menempati 20 negara terbawah indeks pendidikan PBB.

4. Afghanistan

epdc.org

Konflik yang berlangsung lebih dari tiga dekade, telah menghancurkan sistem pendidikan di negeri itu. Tingkat kesetaraan gender yang masih rendah membuat perempuan yang bersekolah di negeri itu dianggap tabu. Sekolah-sekolah hanya diisi anak laki-laki, sementara anak perempuan harus tinggal di rumah untuk membantu mengurus urusan domestik.

5. Chad

borgenproject.org

Sama dengan negara-negara Afrika lainnya, permasalahan yang dihadapi Chad antara lain adalah akses sosial dan ekonomi yang belum merata. Kemiskinan yang mengintai negeri itu, membuat sekolah menjadi barang mahal. Banyak anak-anak Chad harus mencari biaya tambahan dengan membantu orang tuanya. Sementara, sistem pendidikan juga dihadapkan dengan kondisi sekolah dan guru yang tidak layak.

Baca juga: 7 Pelajaran Berharga yang Baru Kamu Dapatkan Setelah Lulus Sekolah

6. Mali

unicef.org

Sama dengan Afghanistan, kesetaraan gender di negeri ini juga masih rendah. Tercatat hanya 38% anak usia sekolah yang berhasil menamatkan pendidikan dasarnya. Berbagai masalah lain yang mengintai negeri tersebut adalah rasio guru dan murid yang tidak sebanding, kelangkaan buku, hingga rendahnya tingkat kompetensi guru.

7. Guyana

portlandflag.org

Walaupun pemerintah Guyana telah menjamin pendidikan gratis hingga usia 15 tahun, namun partisipasi masyarakat yang rendah membuat kebijakan itu belum mendapat hasil. Salah satu permasalahan paling mendasar adalah buta huruf. Tingkat melek huruf di negara itu hanya mencapai 36 persen untuk pria dan 22 persen untuk wanita.

8. Burkina Faso

unicef.org

Burkina Faso adalah negara dengan tingkat pendidikan dan literasi terendah di dunia. Walaupun tingkat partisipasi meningkat hingga 60,1 persen untuk pendidikan dasar, namun ternyata hanya 1 persen anak perempuan di negeri itu yang berhasil menyelesaikan pendidikan tingkat lanjut. Saat ini, pemerintah Burkina Faso dibantu oleh PBB dan NGO sedang melakukan inovasi pendidikan termasuk pendidikan pra-sekolah, sekolah dasar, dan pendidikan non-formal untuk anak perempuan.

9. Liberia

weforum.org

Di Liberia, sekitar 2/3 anak harus putus sekolah di tengah jalan. Kebanyakan dari mereka adalah anak perempuan. Isu gender dan budaya patriarki masih menjadi penghambat utama pendidikan bagi anak perempuan. Selain itu, permasalahan lain seperti usia sekolah yang terlambat, ketidakhadiran guru, hingga virus penyakit Ebola juga menjadi penghambat akses pendidikan di negeri tersebut.

10. Ethiopia

sos-childrensvillages.org

Ethiopia merupakan negara yang masih mengalami hambatan dalam usaha memajukan pendidikannya. Permasalahan utama di negara tersebut antara lain adalah rendahnya minat belajar pada anak perempuan, tingkat putus sekolah yang tinggi diantaranya disebabkan oleh pernikahan dini, tingkat literasi yang rendah, dan kemiskinan.

Baca juga: Fotonya Jadi Meme Populer, Bocah Afrika Ini Dapat Sumbangan Puluhan Juta