Gagal Merdeka, Catalonia Terancam "Ditertibkan" oleh Spanyol
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pemerintah Spanyol menyatakan bahwa presiden daerah otonom Catalonia, Carles Puigdemont, gagal menjelaskan kepada mereka tentang referendum yang terjadi di sana. Klaim ini diumumkan karena hingga dua pekan sejak referendum, Puigdemont tak juga memberikan penjelasan.
Alih-laih mengonfirmasi, Puigdemont malah membuka kesempatan bernegosiasi dengan pemerintah Spanyol. Bahkan, dia memberikan tenggat dua bulan.
Seperti diketahui, daerah otonom Catalonia telah melakukan referendum. Hasilnya, mayoritas masyarakat di sana sepakat untuk memisahkan dari Kerajaan Spanyol.
Spanyol lakukan "serangan balasan".
Kegagalan Catalonia menjelaskan referendum, membuat pemerintah Spanyol mengeluarkan ultimatum balasan. Dilansir dari bbc.com, kali ini pemerintah Spanyol menuntut Puigdemont untuk berubah pikiran terkait kemerdekaan Catalonia. Atau, jika tidak, pemerintah akan memberlakukan Undang-undang No. 155 Konstitusi Spanyol.
Editor’s picks
Dalam Undang-undang itu disebutkan bahwa pemerintah pusat berhak mengambil alih wilayah otonom jika ada sebuah wilayah yang menyatakan kemerdekaannya. Undang-undang tersebut juga menyatakan pemerintah diperbolehkan untuk mengambil tindakan yang diperlukan demi memaksa masyarakat memenuhi aturan tersebut, seperti dilansir dari dw.com.
Baca juga: Selain Catalonia, 7 Negara Ini Juga Pernah Lakukan Referendum
Referendum yang tidak diakui.
Pemerintah Spanyol sama sekali tidak mengakui referendum yang telah digelar oleh warga Catalonia pada hari Minggu (1/10). Bahkan, Mahkamah Konstitusi Spanyol telah mengeluarkan keputusan bahwa referendum yang diwarnai oleh kekerasan pihak kepolisian itu adalah ilegal.
Dalam referendum tersebut, 90 persen pemilih menyatakan mendukung kemerdekaan Republik Catalonia. Hingga kini sekitar 4.000 polisi telah dimobilisasi oleh pemerintah Catalonia untuk menjaga ketertiban di kawasan tersebut.
Baca juga: 5 Hal Ini Bisa Terjadi Andai Barcelona Gabung Liga Premier