Soal Komitmen Jaga Privasi, Zuckerberg Tak Bisa Jawab dengan Tegas

Kamu kalau ditanya komitmen jawabnya juga gitu?

Washington, IDN Times - Dalam rapat dengar pendapat dengan Kongres Amerika Serikat pada Rabu (11/4), anggota DPR dari Partai Republik Frank Pallone, Jr. bertanya kepada CEO Facebook Mark Zuckerberg tentang komitmennya menjaga privasi pengguna. Zuckerberg sendiri kesulitan menjawab.

1. Pallone melemparkan pertanyaan "ya" atau "tidak"

Soal Komitmen Jaga Privasi, Zuckerberg Tak Bisa Jawab dengan TegasANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis

Anggota DPR asal New Jersey tersebut bertanya mengapa Facebook tak membuat pengaturan yang secara otomatis menekan kemungkinan pengumpulan data pengguna. Salah satu contohnya adalah pengguna berhak mengizinkan atau menolak membagikan data personal mereka. 

"Bisakah kamu membuat komitmen itu?" tanya Pallone. Zuckerberg sendiri sangat kesulitan untuk menjawabnya. "Kami berusaha mengumpulkan dan memberikan pengguna kemampuan—", ucapnya sebelum dipotong oleh Pallone.

"Aku kira itu bukan pertanyaan yang sulit untuk kamu jawab "ya", kecuali aku melewatkan sesuatu," kata Pallone. "Itu adalah sebuah masalah yang rumit dan perlu jawaban lebih dari satu kata," ujar Zuckerberg. Pallone pun merespons dengan berkata,"Aku kecewa."

Baca juga: Zuckerberg Akui Facebook Simpan Seluruh Data Pengguna

2. Zuckerberg terlalu sering meminta maaf

Soal Komitmen Jaga Privasi, Zuckerberg Tak Bisa Jawab dengan TegasThe Guardian

Salah satu yang menjadi sorotan selama dua hari rapat dengar pendapat antara Zuckerberg dan anggota Kongres Amerika Serikat adalah berapa kali mantan mahasiswa Harvard University itu mengucapkan permintaan maaf.

Wired bahkan mempublikasikan sebuah artikel berjudul "Mengapa Tur Permintaan Maaf Zuckerberg Selama 14 Tahun Belum Memperbaiki Facebook" untuk mengkritik keseriusan para petinggi platform itu dalam menjalankan kebijakan baru untuk mengoreksi kesalahan sebelumnya.

"Pengulangan berkali-kali dari kata 'maaf' dan 'kami berniat baik' dan 'kami akan memperbaikinya kali ini!' untuk merujuk kepada pengkhianatan yang sama selama lebih dari 14 tahun seharusnya tak bisa lagi diterima sebagai janji untuk melakukan yang lebih baik. Seharusnya itu dilihat sebagai gejala krisis akuntabilitas yang sangat parah," tulis Wired.

3. Model bisnis Facebook berbasis data dari 2,2 miliar pengguna

Soal Komitmen Jaga Privasi, Zuckerberg Tak Bisa Jawab dengan Tegasunsplash.com/William Iven

Recode menulis bahwa perubahan kebijakan privasi Facebook agar pengguna berhak mengizinkan atau menolak membagikan data mereka akan "menghancurkan bisnis [Facebook]". Ini karena Facebook memang bukan sekadar platform untuk berbagi foto kepada sesama pengguna.

Perusahaan yang bermarkas di California itu menghasilkan uang dengan menyediakan tempat beriklan yang secara spesifik menargetkan pengguna berdasarkan aktivitas mereka di Facebook.  Dengan kata lain, 2,2 miliar pengguna Facebook menjadi produk untuk membuat iklan lebih efektif.

Oleh karena itu, Zuckerberg tidak bisa dengan tegas menjawab apakah pihaknya bersedia memberikan kontrol data hanya kepada pengguna. Kongres Amerika Serikat sendiri juga belum secara spesifik satu suara terkait regulasi apa yang harus diterapkan kepada Facebook.

Baca juga: 10 Orang Main Kuis Facebook, Data 63.714 Pengguna Bocor

Topik:

Berita Terkini Lainnya