White Wednesday, Perlawanan untuk Kewajiban Berhijab

Mereka juga akan melawan jika dilarang berhijab

Kampanye White Wednesday atau Rabu Putih di Iran tengah menjadi sorotan. Pasalnya, kampanye yang mayoritas pesertanya adalah para perempuan ini ditujukan untuk melawan aturan negara yang mewajibkan mereka untuk berhijab.

Peserta White Wednesday memakai hijab, kain penutup kepala, baju, atau atribut apapun berwarna putih sebagai simbol perlawanan dan perdamaian. Mereka kemudian mengunggah foto atau video yang berisi dukungan terhadap hak perempuan melalui media sosial.

"Memakai atau tidak memakai hijab adalah pilihan pribadi".

White Wednesday, Perlawanan untuk Kewajiban Berhijabfacebook.com/StealthyFreedom

Kampanye White Wednesday sangat populer di kalangan netizen di Iran. Jurnalis bernama Masih Alinejad adalah penggagas kampanye ini. Pendiri gerakan advokasi online untuk kebebasan memilih My Stealthy Freedom itu membeberkan alasan mengapa kampanye ini menjadi penting.

Ia mengunggah sebuah video di akun Instagramnya. Di situ ia merespon seorang perempuan berhijab hitam yang mempermalukan perempuan Iran lain yang tak menggunakan hijab. Melalui video, Alinejad menegaskan bahwa Iran adalah untuk seluruh warga Iran baik yang berhijab atau tidak.

Ia menambahkan bahwa seharusnya perempuan tersebut tak merendahkan yang tak memakai hijab, tapi mendukung apapun pilihan pribadi setiap orang karena ini adalah persoalan hak asasi manusia. Alinejad pun meyakinkan bahwa bila negara melarang pemakaian hijab, ia juga akan berteriak melawannya.

Baca Juga: Meski Jadi Minoritas, 7 Perempuan Muslim Amerika ini Buktikan Bisa Tetap Berprestasi

Iran memiliki polisi moral yang bertugas merazia perempuan yang tak berhijab.

White Wednesday, Perlawanan untuk Kewajiban Berhijabfacebook.com/StealthyFreedom

Tak hanya perempuan, laki-laki pun tak ketinggalan mengikuti kampanye ini. Misalnya, mereka ikut mengunggah foto tengah memakai hijab. Ini adalah bentuk dukungan kepada para istri mereka atau perempuan Iran lainnya yang dipaksa memakai hijab oleh negara.

White Wednesday, Perlawanan untuk Kewajiban Berhijabinstagram.com/masih.alinejad

Kewajiban untuk berhijab bagi perempuan lahir usai Revolusi Iran pada 1979 menumbangkan rezim Shah Reza Khan. Syariat Islam kemudian mendikte masyarakat Iran, tak terkecuali mendiskriminasi perempuan. Ini berlaku mulai dari perempuan tak boleh pergi sendirian, tak boleh bersepeda hingga keharusan memakai hijab.

Untuk menegakkan hukum, Iran membentuk polisi moral yang bertugas merazia perempuan yang tak berhijab. Mereka bisa diancam hukuman penjara. Selain jeruji besi, para perempuan ini juga dilabeli dengan stigma sebagai perempuan tak terhormat bila melawan aturan tersebut.

Baca Juga: Pertama Dalam Sejarah, Wanita Berjilbab Ini Berhasil Ikut Kontes Kecantikan Amerika Serikat

Topik:

Berita Terkini Lainnya