WannaCry Menyebar, Bos Microsoft Salahkan Pemerintah AS

Pemerintah AS dituding menyebabkan kekacauan

Presiden Microsoft, Brad Smith, merilis pernyataan resmi terkait serangan siber yang dikenal dengan WannaCrypt atau WannaCry pada 14 Mei 2017. Melalui situs resmi Microsoft, Smith menerangkan posisi Microsoft dalam peristiwa ini. Ia juga menyalahkan pemerintah AS yang lalai dalam melakukan tanggungjawab sehingga menyebabkan kekacauan.

Secara terbuka, Smith mengatakan bahwa sumber dari WannaCry adalah perangkat lunak milik badan keamanan AS, National Security Agency (NSA).

WannaCry Menyebar, Bos Microsoft Salahkan Pemerintah ASGeekwire

Sebelumnya telah berkembang spekulasi bahwa WannaCry yang melumpuhkan puluhan ribu komputer di Inggris dan Spanyol, kemudian berakibat pada terblokirnya data pengguna, adalah malware yang dimiliki oleh badan keamanan AS, National Security Agency (NSA).

Smith kemudian secara terbuka membenarkan hal tersebut. "WannaCrypt yang digunakan dalam serangan siber diambil dari perangkat lunak yang dicuri dari NSA di AS," ujarnya. Ia menyebut bahwa pencurian itu dilaporkan awal tahun 2017.

Sebulan sebelumnya, yakni pada 14 Maret 2017, Microsoft merilis update keamanan terbaru untuk menambal kerentanan dalam sistem Microsoft yang kemudian menjadi target serangan WannaCry. Sayangnya, menurut Smith, mayoritas komputer di dunia tak memperbaharui sistem itu. Komputer-komputer di rumah sakit, pemerintahan, serta beberapa sektor bisnis adalah contohnya.

Baca Juga: 7 Antivirus Paling Jago Basmi Virus di Laptop, Gratis Kok!

Smith menyebut persoalan ruang siber adalah tanggung jawab bersama dari perusahaan teknologi dan konsumen.

WannaCry Menyebar, Bos Microsoft Salahkan Pemerintah ASRichie Tongo/EPA via Al Jazeera

Sebagai perusahaan teknologi, Smith percaya bahwa Microsoft adalah pihak pertama yang harus bertanggungjawab untuk menyelesaikan perkara serangan siber WannaCry ini. Ia berkata ada lebih dari 3.500 teknisi keamanan yang bekerja terus-menerus untuk mengatasi ancaman-ancaman keamanan siber.

Smith mencontohkan salah satunya adalah dengan merilis update pada Jumat (12/5) untuk mendeteksi serangan WannaCry. Meski demikian, Smith menegaskan bahwa serangan WannaCry ini membuktikan bahwa ruang siber adalah tanggung jawab bersama dari perusahaan teknologi dan para konsumen.

"Fakta bahwa sangat banyak komputer yang tetap rentan dua bulan setelah update tambalan dirilis (oleh Microsoft) mengilustrasikan aspek ini," kata Smith. Ia melanjutkan bahwa,"Dengan semakin majunya para kriminal siber, para konsumen tak mungkin melindungi diri mereka sendiri dari ancaman kecuali mereka memperbaharui sistem (komputer). Jika tidak, mereka secara harafiah melawan masalah masa kini dengan perangkat dari masa lalu."

Ia kemudian menuding pemerintah AS sebagai pihak yang membuat kekacauan ini.

WannaCry Menyebar, Bos Microsoft Salahkan Pemerintah ASThinkstock via Yahoo

Smith menyamakan pencurian perangkat lunak milik NSA oleh para penjahat siber ini dengan pencurian senjata konvensional seperti misil Tomahawk. Pasalnya, perangkat lunak tersebut jatuh ke tangan yang salah dan terbukti menjadi senjata yang meresahkan dan merugikan banyak pihak.

"Serangan ini adalah contoh lain mengapa menimbun celah keamanan oleh pemerintah adalah masalah. Ini pola yang terus terjadi di 2017. Kita telah melihat kerentanan disimpan oleh CIA kemudian muncul di Wikileaks, dan sekarang dicuri dari NSA lalu berdampak pada para konsumen di seluruh dunia."

Smith lalu menyebut pemerintah AS adalah pihak yang membuat kekacauan karena perangkat lunaknya terus-menerus bocor ke wilayah publik. Smith bahkan menggarisbawahi peran pemerintah dalam melahirkan ancaman di ruang siber. "Serangan terbaru ini mewakili keterkaitan tak terencana antara dua bentuk ancaman siber paling serius di dunia saat ini -- tindakan negara-bangsa dan aksi kriminal terorganisir."

Ia lalu meminta serangan siber WannaCry ini menjadi panggilan kepada semua pihak untuk melakukan aksi kolektif guna menghadapi ancaman siber di masa depan. "Kami perlu sektor teknologi, konsumen, dan pemerintah untuk bekerjasama melawan serangan siber. Tindakan yang dibutuhkan, dan ini dibutuhkan sekarang," tegas Smith.

Baca Juga: 7 Fakta Unik Ransomware WannaCry yang Bikin Dunia Panik

Topik:

Berita Terkini Lainnya